PWMU.CO – Perguruan Muhammadiyah Tebluru, Lamongan menggelar Wisuda Purnasiswa Tahun Pelajaran 2018-2019, Ahad, (30/6/19) pagi.
Ketua Panitia Purnasiswa, Hendra Hari Wahyudi menyampaikan, ada 300 lebih undangan yang disebarkan. “Kami mengedarkan lebih dari 300 undangan per kepala keluarga. Jadi, kira-kira ada 900-an orang yang hadir terdiri dari wali murid Perguruan Muhammadiyah, dan seluruh warga Muhammadiyah Tebluru,” katanya.
Kegiatan ini tidak hanya berisi prosesi wisuda, ada berbagai kreasi seni yang ditampilkan dari siswa PAUD hingga SMP. Mulai dari gerak dan lagu, puisi, sampai, kesenian beladiri Tapak Suci.
Acara yang dihadiri oleh Pimpinan ranting Muhammadiyah dan pimpinan ortom mulai dari Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, sampai IPM. Kepala Desa Tebluru dan seluruh warga Muhammadiyah.
Pengawas Pendidikan Kemenag Kabupaten Lamongan Drs Luthfi MPd yang didaulat mengisi ceramah menyampaikan, Perguruan Muhammadiyah jangan hanya mendidik anak menjadi pintar saja. “Guru jangan hanya mengajarkan pengetahuan saja, ada H2O agar anak bisa menjadi generasi yang hebat,” ujarnya.
Luthfi lalu menjelaskan makna H2O. H adalah hati. “Guru harus mendidik anak hingga pengetahuan itu tertanam pada hati, karena hati adalah tempatnya iman,” terangnya.
Jika guru mendidik muridnya sampai tertanam di hati, maka akan tercermin pada akhlak murid tersebut. “Bukan hanya untuk guru ya Bapak Ibu, untuk wali murid atau orangtua juga,” kata Anggota Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan tersebut.
“O adalah otot. Siswa juga harus punya tenaga, maka perguruan harus memfasilitasi itu. Contohnya kegiatan ekstra seperti olahraga, atau Tapak Suci seperti yang ditampilkan tadi. Apalagi siswanya ada yang pernah meraih medali emas dan perak pada kejurda Tapak Suci kemarin,” terang Luthfi.
Menurut Luthfi O juga bermakna otak. “Kalau sudah tertanam ilmunya dalam hati dan tercermin pada akhlak, lalu punya otot dan tubuh yang sehat, siswa Muhammadiyah juga harus punya otak yang cerdas,” kata dia.
Guru juga harus meng-update metodenya, dengan STEAM (science, technology, enginering, art, dan mathematic). “Jangan memakai cara lama, murid akan bosan,” imbuhnya.
“Jadi, H2O kan air ya Bapak Ibu. Kalau tanpa air bumi ini akan kering, tidak ada kehidupan. Begitu pula anak kita, jika guru dan orangtua menanamkan pembelajaran pada anak sampai hatinya, maka akan tercermin pada sikapnya sehari-hari. Lalu, anak juga harus berotot dan berotak, sehat badannya, cerdas otaknya,” jelasnya.
Perguruan Muhammadiyah Tebluru tahun pelajaran 2018-2019 ini mewisuda 52 siswa. Yaitu terdiri dari PAUD Aisyiyah Tebluru, MI Muhammadiyah 06 Tebluru, dan SMP Muhammadiyah 20 Solokuro. (Hendra HW)
Discussion about this post