PWMU.CO – Pembelajaran ilmu sosial dan wawasan kebangsaan untuk anak usia dini penting untuk membentuk pelaku sosial anak yang memiliki kompetensi dalam dimensi personal, sosial, spiritual, dan intelektual.
Hal itu disampaikan Dr Ulfah Mawardi dalam Pelatihan Kurikulum PAUD 2013 yang diadakan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) di Aula Graha Wiyata Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Jalan Ketintang Wiyata Nomor 15 Surabaya, Sabtu (6/7/19) siang.
Ulfah menjelaskan, pembelajaran ilmu sosial ini bermanfaat untuk memaknai keberadaan anak dan lingkungannya. “Selain itu juga untuk menggali informasi dan menyistematisasikan pengetahuan tentang diri anak dan lingkungannya,” ujarnya.
Perempuan asal Makassar itu menambahkan, pembelajaran ilmu sosial juga bisa meningkatkan kepekaan dan toleransi serta hak dan tanggung jawab, aturan (norma) anak dan lingkungannya. Menurutnya, materi ilmu sosial untuk anak usia dini bisa diambil dari berbagai sumber, seperti segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi pada anak.
Lulusan S3 PAUD Universitas Negeri Jakarta itu mengatakan, kegiatan anak, lingkungan geografis, dan budaya anak usia dini juga bisa menjadi sumber materi ilmu sosial. “Bahkan, kehidupan masa lampau serta diri anak itu sendiri bisa menjadi sumber pembelajaran ilmu sosial. Meliputi makanan, pakaian, permainan, keluarga (diri sendiri),” kata dia.
Adapun strategi penyampaian materi ilmu sosial anak usia dini, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah periode 2012-2016 itu menjelaskan sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi yang disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat atau tetangga, kota, region, negara, dan dunia. “Tipe kurikulum seperti ini disebut ‘The Wedining Horizon or Expanding Environment Curriculum’,” ujarnya.
Dosen PG PAUD Universitas Muhammadiyah Makassar itu menyitir Alquran Surat Alhujurat ayat 13 sebagai dasar wawasan kebangsaan. Ia mengatakan, Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah telah diputuskan dalam Muktamar Ke-47 Muhammadiyah di Makassar. Artinya negara tempat kita melakukan konsensus (kesepakatan) nasional.
Di akhir paparannya, perempuan kelahiran Belawan Wajo, 9 September 1982 itu menyebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila di Alquran, yaitu sila pertama dalam Surat AI-Ikhlas ayat 1, sila kedua dalam Surat Annisa ayat 135, sila ketiga dalam Surat Alhujurat ayat 13, sila keempat dalam Surat Asysyuro ayat 38, dan sila kelima dalam Surat Annahl ayat 90.
“Semoga pembelajaran ilmu sosial untuk anak usia dini bisa membuat semua anak di seluruh Indonesia ini tersenyum,” harapnya. (Vita)