PWMU.CO – Penelitian membantu kelancaran kegiatan sehari-hari, menyebarluaskan informasi, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal itu disampaikan Risni Julaeni Yuhan SP Mstat dalam Pelatihan Kurikulum PAUD 2013 yang diadakan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) di Aula Graha Wiyata Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Jalan Ketintang Wiyata Nomor 15 Surabaya, Ahad (7/7/19).
Bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, pelatihan bertema ‘Kurikulum PAUD 2013: Wujudkan Generasi Unggul, Mandiri, dan Islami’ ini diikuti 80 guru dan pengelola PAUD Nasyiatul Aisyiyah se-Indonesia.
Perempuan kelahiran Garut, 12 Juli 1985 itu menjelaskan, penelitian adalah suatu proses belajar (usaha) untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau untuk memperoleh jawaban masalah. “Kebenaran ini dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya secara kebetulan, proses mencoba-coba, dan penelitian ilmiah,” kata dia.
Risni mengatakan, penelitian ilmiah (scientific research) merupakan proses belajar yang terarah. “Peneliti harus objektif dalam mencari jawaban suatu permasalahan dan prosedur yang dilakukannya harus jelas, sistematis, dan terkontrol,” ujarnya.
Menurutnya, research (penelitian) tidak selalu menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru. “Proses penelitian itu berlangsung terus menerus dan sejalan dengan kebutuhan manusia,” jelasnya.
Dosen Politeknik Statistika Sekolah Tinggi Ilmu Statistika (STIS) itu menekankan, peneliti harus mampu menarik pelajaran dari setiap pengalaman penelitian (evaluation) guna lebih memperbaiki penelitian selanjutnya (recommendation). “Guru-guru PAUD juga bisa melakukan penelitian dari hasil evaluasi yang terjadi saat pembelajaran di kelas,” tuturnya memotivasi.
Setiap penelitian itu, lanjutnya, harus didasarkan masalah. “Masalah bisa berasal dari kejadian sehari-hari atau dari literatur,” ujarnya.
Ketua Departemen Pendidikan dan Penelitian Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah itu menegaskan, masalah merupakan suatu kesulitan yang harus dihadapi dan memerlukan penyelesaian atau pemecahan. “Biasanya sulit membedakan masalah dan fenomena,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, anak bosan di kelas, mengantuk, atau rewel itu bukan masalah, melainkan kejadian, peristiwa, atau fenomena. “Yang menjadi masalah adalah bagaimana supaya anak bisa betah dan senang di kelas,” jelasnya.
Namun, Risni mengatakan tidak setiap masalah dapat atau harus diteliti. “Ciri masalah penelitian yang baik itu bermanfaat, mendukung berbagai perspektif, feasible (layak), researchable (bisa diteliti), dan sesuai dengan keahlian peneliti,” paparnya.
Ia kemudian menampilkan contoh Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas) yang sudah pernah ada di PAUD. “Penelitian tindakan kelas ini kegiatannya lebih diarahkan pada pemecahan masalah pembelajaran melalui penerapan langsung di kelas,” jelasnya.
Baginya, penelitian tindakan kelas itu penting bagi guru PAUD untuk evaluasi dan peningkatan kualias pembelajaran di kelas. “Penting karena bersifat partisipatif dan reflektif,” tegasnya. (Vita)
Discussion about this post