PWMU.CO – Di masa mendatang, mengelola pendidikan tidak semakin mudah, terlebih memasuki era 4.0. Di samping menjanjikan aneka peluang, banyak pula tantangan dan hambatan.
Menangkap peluang besar era 4.0, sekolah perlu meningkatkan kualitas pembelajaran. Di antaranya dengan melakukan pengamatan langsung pada objek.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provensi Jawa Timur Dr Suhartono MPd kepada observer World Skills Competition (WSC) Jawa Timur di Kazan Rusia, Sabtu (24/8/19).
Suhartono yang mengawali kariernya sebagai guru mengapresiasi keikutsertaan kepala sekolah SMK Jawa Timur dalam kegiatan WSC 2019 di Kazan Rusia.
“Ini pembelajaran nyata dalam upaya mendesain inovasi untuk meningkatkan mutu pendidikan vokasi di masing-masing lembaga yang dipimpin,” kata pria kelahiran Tulungagung Jawa Timur ini.
Delegasi observer WSC 2019 dari Jawa Timur berjumlah 21 orang. Terdiri dari 18 kepala sekolah, seorang Kacabdin, Kasi Kurikulum, dan Kabid Pembinaan Pendidikan SMK Jawa Timur.
Kegiatan diawali dengan kunjungan ke Kedutaan Besar RI untuk Rusia. Delegasi diterima langsung Duta Besar, Mr Mohamad Wahid Supriyadi. Dalam sambutannya, Wahid mengatakan kemajuan suatu bangsa diawali dari kemajuan pendidikan dan kemajuan pendidikan dimulai dari kemajuan kurikulumnya.
Duta besar asal Kebumen ini berpesan agar sekolah memberi perhatian khusus dalam penguatan pendidikan karakter. “Prestasi ya, kejujuran adalah yang utama,” kata Wahid yang mantan Guru SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta ini dengan mimik serius.
Seusai diterima Kedubes RI, delegasi melanjutkan tugas mengobservasi lomba. Berada di tengah arena pembukaan WSC, memunculkan banyak ide observer untuk meniru dan memodifikasi teknik pembukaan dan pelaksanaan Lomba Keterampilan Siswa (LKS) di Jatim. Demikian pula mengilhami kepala sekolah untuk melakukan perubahan dan peningkatan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan.
“Kualitas pendidikan vokasi di Indonesia, khususnya di Jatim harus lebih baik. Memunculkan ide baru, semangat baru dan prestasi baru,” kata Suhartono.
Lebih lanjut doktor lulusan Universitas Negeri Malang ini menyatakan, secara kualitas kita sebenarnya tidak kalah bersaing. Buktinya 9 dari 29 bidang lomba yang diikuti delegasi Indonesia berasal dari Jatim.
Namun, katanya, secara kelengkapan peralatan kita masih sangat membutuhkan, baik kualitas maupun kuantitas. Hal ini perlu mendapatkan dukungan dari semua stage holder mulai dari pemerintah pusat, provinsi, daerah dan masyarakat.
Pasca menjalankan misi observasi WSC Kazan 2019, peserta diminta untuk membuat rencana tindak lanjut berupa, rancangan program vokasi yang berorientasi kebutuhan generasi 4.0., menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri, menyiapkan sumber daya manusia, dan penyediaan sarana prasarana pembelajaran.
Kehadiran observer WSC 2019 Jawa Timur di Kazan Rusia, memberi support bagi delegasi Indonesia. Mendikbud RI Prof Dr Muhadjir Effendy MAp dan Direktur PSMK Kemdikbud RI Dr M Bahrun MM yang turut hadir di Kazan Rusia mengapresiasi atas semangat dan kehadiran Jawa Timur.
“Terimakasih atas support Jawa Timur untuk Delegasi WSC Indonesia di Kazan Rusia,” ucap Mendikbud seperti diampaikan Direktur PSMK pada saya.
Selamat dan semoga sukses. Indonesia Bisa, Indonesia Hebat. (*)
Kazan Rusia, 24 Agustus 2019 Pukul 05.15.
Oleh Pahri, Principal SMK Mutu Gondanglegi Kabupaten Malang.