
PWMU.CO – Kultum Jumat Pagi tentang gangguan setan terhadap seseorang disampaikan Anas Thohir MPdI di ruang guru SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik Jalan KH Kholil 90 Gresik (6/9/19).
Diawali dengan membuka Alquran surat Annahl 99 dan Shaad 41, Ustadz Anas—sapaannya—menceritakan kisah Nabi Ayub as, “Dan ingatlah ketika hamba Kami Ayub ketika ia berdoa kepada Tuhannya, ‘Ya Allah saya ini diganggu setan dengan sakit yang sangat.'”
Menurutnya, ayat ini menyiratkan bahwa sakit seseorang bisa karena medis, bisa juga non-medis. “Gangguan non-medis ini karena ada setan yang masuk lewat aliran darah,” ungkapnya.
Ketika sakit dihembuskan setan, ada seseorang (laki-laki) yang memohon pertolongan kepada laki-laki dari bangsa jin (Jin: 6). “Inilah yang disebut sihir,” ujar Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik ini.
Padahal, sambungnya, setan itu tidak punya kekuatan di hadapan orang yang beriman dan bertawakal. (Annahl 98). “Maka orang yang dikuasai setan adalah orang yang sedang lemah imannya,” ujarnya.
Pengalaman saya, lanjutnya, pernah sakit punggung yang sangat. Lalu ada seorang pedagang di depan rumah memberi tahu bahwa ada pedagang lain yang tidak suka mengirim sihir pada saya. “Ini karena waktu itu ada pasar pagi di depan rumah. Akhirnya selesai shalat Tahajud ada sesuatu yang keluar dari punggung saya,” ungkapnya.
Keesokan harinya, lanjutnya, ada seorang perempuan minta maaf karena suaminya telah mengirimkan sihir. Menurut Ustad Anas, suami perempuan itu meninggal dunia karena sihir yang kembali pada dirinya
“Kita harus percaya pada hal yang ghaib termasuk santet atau sihir, yang tidak boleh adalah meminta tolong kepada setan. Oleh karena itu, kita diminta untuk berlindung kepada Allah dalam keadaan apa saja,” ujarnya sambil mengutip surat Fussilat 41.
Pada Kultum Jumat Pagi yang diawali dengan absensi guru dan karyawan oleh Waka Ismuba A Mudhoffar Basuni ini, Ustadz Anas mengajak dewan guru untuk berwudhu dan membaca Alfatihah, Annas, Alfalaq, dan Al-ikhlas sebelum tidur sebagai usaha menghindari gangguan dari setan.
Kultum Jumat Pagi diakhiri dengan yel-yel: Smamsatu! Be The First! (*)
Kontributor Estu Rahayu. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post