PWMU.CO-Ada tiga motif utama dalam hidup. Motif spiritual, kapital dan seksual. Ketiga motif itu hampir selalu ada pada manusia karena itu bersifat natural.
Hal itu disampaikan oleh Ustadz Idris Mahmudi AMd Kep MPdI saat menjadi pemateri pada Pengajian dan Bedah Buku di Masjid Al-Manar Kompleks Perumahan Panji Permai, Kelurahan Mimbaan Kecamatan Panji Situbondo, Ahad (15/9/19).
Dia mendapatkan kesimpulan tiga motif hidup dari hadits Nabi, sesungguhnya setiap amal bergantung niat. Setiap orang hanya memperoleh apa yang diniatkan. Barang siapa yang hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu mendapat Allah dan Rasul-Nya.
”Barang siapa hijrahnya karena kepentingan dunia yang ingin diraihnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya ke arah apa yang ia tuju,” kata dosen Universitas Muhammadiyah Jember ini.
Motif kehidupan itu, kata dia, juga dijelaskan Alquran Surat Ali Imran ayat 14. ”Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
Lantas dia bertnya, dalam momentum tahun baru Islam dan spirit hijrah ini, dimanakah kecenderungan motif hidup kita? ”Keikhlasan menjadi spirit tertinggi dalam peristiwa hijrah,” tutur anggota Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember ini.
Menurut Idris, sudah seyogyanya yang kita cari dalam hidup ini adalah ajrun (pahala dari Allah), bukan ujroh (upah dari manusia). Antara ajrun dan ujroh menjadi beda tipis. ”Betapa dakwah gagal, umat makin bertambah sakit dan bodoh karena kesalahan dari dainya sendiri,” tegasnya.
Seakan-akan telah berdakwah tapi salah orientasi. Bukan karena ilahi, tapi karena sesuap nasi. Bukan karena motif spiritual, namun karena motif kapital.
”Bahkan seringkali tanpa sungkan memasang tarif dan membicarakan amplop saat di mimbar. Harusnya motif spiritual yang dimenangkan, karena itu menjadi sumber kehidupan yang hakiki,” terangnya.
Sudahkah kita prioritaskan motif spiritual mengalahkan motif kapital dan motif seksual? ”Atau jangan-jangan justru kita telah mengorbankan motif spiritual demi mendapatkan kenikmatan kapital dan dahaga seksual,” tanyanya.
Jika motif kapital dan seksual telah mendominasi, maka Allah memperingatkan dalam Alquran surat At-Taubah ayat 24. ”Katakanlah jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya,” urainya.
Mari kita perhatikan anak-anak muda yang aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pemuda Muhammadiyah maupun Nasyiatul Aisyiyah. Kalau semasa muda aktif dan kemudian setelah menikah tidak aktif, maka motif spiritualnya masih rendah.
”Bisa jadi karena motif seksual. Itu kalau laki-laki namanya kesrimpet jarit dan kalau perempuan namanya kesrimpet sarung,” ungkapnya disambut tawa hadirin. (*)
Penulis Sugiran Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post