PWMU.CO – Ada yang menarik dalam demonstrasi Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) di Markas Polda Jawa Timur, Jalan A Yani Surabaya, Senin (30/9/19).
Selain karena kehadiran peserta dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di antara ratusan kader AMM dan ortom Jatim—yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Nasyiatul Aisyiyah (NA), dan Pemuda Muhammadiyah, Hizbul Wathan, dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah—orasi anggota NA bikin demo bernuansa beda.
Dalam aksi solidaritas atas kematian Muhammad Randi kader IMM Kendari Sulawesi Tenggara dan Yusuf Qardawi yang gugur saat melakukan aksi di depan gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Nia Ambarwati, anggota NA itu, berorasi di atas sound system yang ditaruh di kendaraan.
Mewakili perempuan muda Nasyiatul Aisyiyah dia mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku penembakan dua aktivis itu. “Kenapa polisi melakukan tindakan anarkis pada demonstran dengan mengeluarkan tembakan hingga menewaskan IMMawan Rendi?” tanya Nia kepada polisi yang berjaga di sisi barat mobil yang dinaiki.
“Bukankah kepolisian bertugas untuk melindungi dan mengayomi setiap warga nya? Lantas mengapa polisi justru bringas dalam bertindak dan semakin membuat kondisi para demonstran tidak kondusif di Kendari,” lanjut Mahasiswa Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga ini.
Bayangkan, sambungnya, bagaimana sedihnya seorang perempuan yang tiba-tiba ditinggalkan oleh puteranya yang gugur di medan juang demi menuntut keadilan kepada para elit penguasa,” ujar Ketua Departemen Kader Piminan Daerah Nasyatul Aisyiyah Gresik itu.
Orasi Nia membuat para demonstran dan Kokam yang mengamankan aksi terenyuh. Bahkan ada yang menetekan air mata. “Bayangkan, bayangkan jika yang tertembak itu adalah anak, kakak, adik maupun rekan seperjuangan kita. Apa kalian tidak sedih?” teriak Nia sambil mengusap air mata.
“IMMawan Rendi dan Saudaraku Yusuf, kami akan melanjutkan perjuanganmu dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia. Tenanglah di sana wahai Saudaraku. Segala perjuanganmu dalam menegakkan keadilan di Ibu Pertiwi ini akan menjadi semangat kami dalam melanjutkan perjuanganmu,” tegas Nia.
Di akhir orasinya dia mengajak demonstran bersama-sama menyanyikan lagu Darah Juang. “Rekan-rekanku sekalian, mari kita angkat tangan kiri kita dan mari kita bersama-sama mempersembahkan lagu Darah Juang kepada saudara kita yang telah kembali kepada Allah demi,” tutupnya sambil meneteskan air mata. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post