PWMU.CO – Penantian yang panjang dan melelahkan itu akhirnya berbuah manis. Tim Peneliti Smamsatu Gresik, Farah Mumtahanah Mustakim dan Almi Sayyidatul Q, akhirnya berhasil meraih emas Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora pada babak final Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2019 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudyaaan, di Surakarta, (14-19/10/19).
Sejak Maret hingga Agustus 2019 dua siswa SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik itu melaksanakan riset tentang Damar Kurung sebagai Identitas Masyarakat Kabupaten Gresik dengan bimbingan Guru Sejarah Smamsatu, Mustakim SS MSi.
Pria kelahiran Lamongan itu sangat bangga dan senang bisa mengantarkan siswa Smamsatu meraih prestasi sempurna di OPSI 2019 ini dalam persaingan yang sangat ketat.
“Anak-anak harus bersaing dengan 40 tim Ilmu Sosial dan Humaniora yang berasal dari sekolah-sekolah terbaik di negeri ini, yang telah terseleksi dari hampir 4 ribu siswa,” ungkapnya.
Sebagai pembina, Mustakim selalu mendampingi dalam setiap jadwal kegiatan tim binaannya. “Saya selalu berada di tengah-tengah anak-anak untuk menguatkan mental mereka,” kata Pengawas SMA Cabang Dinas Pendidikan Lamongan ini kepada PWMU.CO, Ahad (20/19/19).
Menurut dia keberhasilan meraih emas tidak terlepas dari penampilan yang sangat tenang dan santun dua siswanya itu ketika presentasi dan menjawab pertanyaan dari para juri, baik saat pameran ataupun waktu ketika presentasi tertutup.
“Anak-anak presentasi dengan sangat tenang dan santun. Juri sangat terkesan dengan kemampuan anak-anak ketika menjelaskan proses riset. Tampak di antara mereka membisiki juri lainnya dengan memberikan jempolnya,” cerita Mustakim.
Selain itu, sambungnya, ketertarikan ketua dewan juri terlihat ketika ikut mengamati Farah melukis dan mendengarkan Almi ketika pameran maupun presentasi.
“Berkali-kali ketua dewan juri memotret poster dan anak-anak saat pameran poster. Dia juga berkali-kali memotret damar kurung karya anak-anak saat presentasi,” kata ayah Farah Mumtahanah ini.
Mustakim menambahkan, selesai presentasi anak-anak bersalaman dan pamit kepada dewan juri. Saat itulah, salah satu juri berkata, “Aku suka dengan kalian!” Sikap juri itu, menurut Mustakim, disebabkan anak-anak sering mengucap terima kasih ketika diberikan saran dan masukan.
Menurut dia, momen yang paling mengesankan adalah saat salah satu dewan juri pada akhir presentasi meminta nomor HP dan nama lengkap Farah.
Dari situ, Mustakim sangat optimis binannya akan menjadi juara. “Ketika pengumuman diawali dari penghargaan khusus, saya tenang. Ketika sampai pada penghargaan medali perak nama Smamsatu belum terpanggil. Tibalah saatnya saya memasang kamera video,” katanya menceritakan optimismenya saat pengumuman juara.
Akhirnya gelar juara itu benar-benar nyata. “Medali emas untuk Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora diraih SMA Muhammadiyah 1 Gresik Mumtanahan Mustakim dan Almi Sayyidatul Qoidah,” bunyi pengumuman itu.
Diwawancarai PWMU.CO secara terpisah, Ahad (20/10/19), Almi Sayyidatul Q mengungkapkan kegembiraannya. “Seneng pol-polan pokoknya. Saya sangat optimis bisa meraih prestasi ini. Karena kita sudah berusaha memberikan yang terbaik,” katanya.
Anak pertama dari dua bersaudara ini berpesan kepada adik kelasnya di Smamsatu Gresik agar bisa memberikan yang terbaik untuk sekolah tercinta ini. “Semoga adik-adik kelas saya, bisa mengharumkan nama Smamsatu Gresik dalam ajang OPSI 2020. Bukan hanya dalam hal meneliti, tapi juga berbagai bidang yang dikuasai masing-masing di tingkat nasional maupun internasional,” harapnya. (*)
Kontributor M. Ali Safa’at. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post