
PWMU.CO-MI Muhammadiyah 23 Palembon Kanor Bojonegoro mengadakan pembinaan Ikatan Wali Murid (Ikwam) di sekolah, Selasa (22/10/2019). Acara diikuti guru dan 94 wali murid.
Kepala MIM 23 Siti Nur Uyuni SPd mengatakan, dibentuknya Ikwam agar keinginan wali murid sejalan dengan kepentingan dan kebutuhan madrasah.
”Untuk membentuk madrasah yang unggul dibutuhkan sinergitas agar siswa sesuai dengan harapan kita bersama,” kata Yuni, sapaan akrab Nur Uyuni.
Ketua PDM Bojonegoro Drs Ahyar MPd mengatakan, kita sekarang hidup di zaman revolusi industri 4.0 di mana semua kehidupan kita tidak terlepas dari handphone (HP). Siapa yang tidak mengakrabinya akan tertinggal.
“Perusahaan taksi Blue Bird dulu sudah diingatkan para praktisi teknologi agar menghentikan operasinya, karena akan muncul transportasi berbasis aplikasi lewat HP. Begitu muncul taksi online Gojek, Grab, perusahaan taksi kehilangan pasar,” katanya.
Di SDM 2 Bojonegoro, sambung dia, ada guru yang membuat aplikasi Simuleb. Jika guru mengajar cukup buka Simuleb dan menerangkan. Siswa juga diberi kesempatan untuk mengakses.
“Lewat HP orang pesan makanan dan kebutuhan lain tinggal nutul saja. Sambil menenteng HP ke atas, di sini orang bisa berperilaku baik. Tapi di sini pula orang juga bisa berperilaku jahat. Maka agama adalah kuncinya,” ungkapnya.
Mendidik anak muslim milenial di Era 4.0 itu, kata dia, kuncinya istiqomah berpegang teguh pada Alquran dan Assunnah dengan akhlakul karimah.
”Jika gagal mendidiknya, jangan heran kelak kita akan bersedih dan menangis. Bahkan meratapi hidup karena mendapati perilaku anak kita yang tidak patuh, berkata kasar dan sering memaki-maki,” tuturnya.
Majelis Dikdasmen PDM Bojonegoro kemarin mengadakan pembinaan sistem informasi pengadan barang dan keperluan sekolah (Siplah). Maka orang tua yang tergabung dalam Ikwan diminta membantu pemikirannya.
Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Bojonegoro Drs Samidi MAg mengawali ceramahnya meminta Ikwan menirukan kalimat Man jadda wajada. Barang siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil.
“Jumlah sekolah Muhammadiyah di Bojonegoro itu 68 lembaga. Terdiri dari 28 MIM, 3 SDM, 9 MTsM, 11 SMPM, 4 MAM, 7 SMA dan 6 SMK. Kita berupaya agar ada peningkatan baik kualitas maupun kuantitas,” katanya.
Perkembangan revolusi industri 4.0 tak mungkin dielakkan. Kita harus siap di segala lini. Maka mindset kita harus maju. ”Kalau mindset kita belum maju, maka pola yang dilihat, didengar dan dibaca harus dilakukan secara berulang-ulang agar tujuan pendidikan tercapai,” ujarnya.
Dia menyebut, contohlah Thomas Alfa Edison penemu bola lampu, harus berulang-ulang melakukan uji coba agar hasilnya terwujud.
“Pendidikan di sekolah kalau ingin maju harus diawali dari mindset kita, karena pengetahuan bisa dicari di Mbah Google. Lantas mengapa Muhammadiyah mengelola sekolah? Karena salah satunya membentuk akhlakul karimah. Sehingga anak memiliki jiwa sosial, menjadi pewaris kita ke depan, tentunya generasi yang saleh dan salihah,” harapnya. (*)
Penulis M. Shofi Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post