PWMU.CO – Sebanyak 135 guru Mugeb School, yang terdiri atas SDM 1 GKB, SDM 2 GKB, SMPM 12 GKB, dan SMAM 10 GKB mengikuti In House Training yang diselenggarakan oleh Tim Sinergi Human Resource Development (HRD) dan Kurikulum Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah GKB, Sabtu (2/10/19)
Seluruh peserta dibagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas Instructional Mastery (IM), ICT in the Classroom, dan Arabic Teachers Training. Dipandu oleh Jamilah SSi, 30 peserta IHT kelas IM belajar tentang Models of Teaching.
Menurutnya, model mengajar harus memiliki instruksi yang terpola dan konsisten. “Tak hanya itu, model mengajar harus punya nilai, tujuan, dan alasan yang jelas serta memiliki fase yang spesifik,” tambahnya.
Pertama, Advanced Organiser Model. “Kalau mengajar model ini, guru yang banyak menyampaikan dan mengenalkan konsep,” tutur Jamilah.
Model kedua yaitu Concept Attainment Model, yaitu model memberikan contoh kepada siswa, kemudian mereka menemukan konsep sendiri.
Ketiga adalah Inductive Thinking Model. “Model mengajar yang ini guru berperan menstimulasi siswa dengan pertanyaan, agar mereka dapat merangkainya menjadi sebuah konsep,” papar guru biologi SMA Muhammadiyah 10 GKB ini.
Keempat yaitu Inquiry Training Model. Hampir mirip dengan model kelima yaitu Avareness Trying. “Keduanya sama-sama memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan pengetahuan baru,” ujarnya.
Synectetic Model merupakan model mengajar yang keenam. “Saat menerapkan model mengajar ini kita harus bisa menyajikan dua hal yang berbeda sama sekali, kemudian kita cari hubungan di antara keduanya,” terang Jamilah.
Ketujuh, Nondirective Teaching Model. Jamilah menyatakan, model ini berfokus pada anak-anak, bukan lagi pada materi pembelajaran.
Kedelapan, ada Group Investigation Model. “Saya yakin model ini pasti sering diterapkan oleh ustadz dan ustadzah, karena model ini mengedepankan experience siswa dalam menyelesaikan masalah dengan kelompok,” ujar Jamilah.
Kegiatan berlangsung seru saat para peserta diberi tugas untuk praktik memecahkan masalah dengan model Group Investigation Model tipe Jigsaw.
Peserta dibagi menjadi enam kelompok, masing-masing beranggotakan lima orang. Setiap anggota kelompok dibagi menjadi tiga kelompok ahli yang berdiskusi tentang topik tertentu. “Setelah berdiskusi dengan kelompok ahli, silakan kembali lagi ke kelompok asal sambil membawa hasil diskusinya masing-masing,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Muhammadiyah 10 GKB ini.
Tema yang dibahas adalah tentang seekor katak berambut bernama Hairy yang mengalami bullying sehingga memutuskan untuk pindah tempat tinggal ke daerah dekat industri dan pada akhirnya dia mati.
“Silakan berdiskusi tentang kisah hidup Hairy dan presentasikan secara berkelompok sesuai instruksi yang diterima,” ucap Jamilah.
Satu per satu kelompok maju mempresentasikan hasil diskusinya dengan berbagai cara. Ada yang menampilkan pantomim, drama, mempresentasikan peta konsep, bercerita, dan menampilkan gambar urutan kejadian.
Suasana kelas penuh dengan riuh tawa peserta saat kelompok III yang beranggotakan Iin Kurnia SPd, Endang Suprapti SPd, Nur Hakiky SPd, Anita Firlyando SPd, dan Asischa Andriyani SHum menampilkan pantomim. Bagaimana tidak, ekspresi dari semua anggota kelompok begitu menghayati sehingga sukses menghidupkan cerita dan juga menghibur peserta lain.
Novita Zahiro SPd, salah satu peserta kelas IM menyatakan, kegiatan ini menginspirasinya untuk mengembangkan model pembelajaran di kelas. “Ini bagus untuk diterapkan di dalam kelas, karena bisa menumbuhkan kreativitas. Ternyata dari satu materi kita bisa kembangkan dalam berbagai cara penyampaian,” ujar guru tematik SDM 1 GKB ini. (*)
Kontributor Mar’atus Sholichah. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post