PWMU.CO – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Gempolpading, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan menggelar Kajian Bulanan, Sabtu (9/11/19).
Kajian yang digelar secara bergiliran dari rumah ke rumah itu kali ini bertempat di rumah Tarmijan. Yang istimewa, pada kajian tersebut yang menjadi penceramah adalah putra shahibul bait sendiri, yaitu Dr Abdul Aziz Alimul Hidayat MKes. Putra pasangan Tarmijan-Muslikhatun itu saat ini menjabat Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Dalam ceramahnya, Wakil Ketua Pmpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya itu menyampaikan dua hal terkait keteladanan pada sosok Nabi Muhammad SAW.
Pertama, keteladanan untuk nilai-nilai kehidupan manusia. Aziz mencontohkan kelembutan hati Nabi SAW terhadap si pengemis buta Yahudi yang selalu menghina dan menyakitinya.
“Setiap hari Nabi SAW datang untuk menyuapi dengan lembut dan sabar hingga beliau wafat. Setelah itu, yang menyuapi selanjutnya adalah Abu Bakar,” kisahnya.
Namun, sambungnya, si pengemis buta itu merasakan sesuatu yang berbeda. Akhirnya Abu Bakar menginformasan jika selama ini yang menyuapinya adalah Rasulullah SAW, sosok yang setiap hari selalu dihina dan dicela orang tersebut. “Akhirnya si pengemis buta itu menyadari dan mengikrarkan diri masuk Islam,” kata Aziz.
Dia melanjutkan, ketegasan Nabi SAW juga menjadi teladan terbaik, sebagaimana ditunjukkan pada anaknya Fatimah dengan mengatakan, “Seandainya Fatimah putriku ini mencuri, maka aku sendirilah yang akan memotong tangannya.”
“Dua sifat kelembutan dan ketegasan inilah yang perlu diteladani untuk suatu nilai kehidupan, tentu termasuk sifat-sifat Nabi yang lainnya,” kata alumnus Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 5 Gempolpading tahun 1987 itu.
Kedua, keteladanan Nabi Muhammad SAW bagi pimpinan persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah (AUM). Yakni sifat-sifat Nabi SAW: sidik, amanah, tabligh, dan fatanah.
“Sidik artinya jujur. Dapat juga diartikan sebagai integritas, bertingkah laku sesuai dengan ucapannya. Amanah, dapat dipercaya, berarti memiliki kredibilitas. Tabligh, komunikatif, dapat menyampaikan pesan dengan baik. Dan fatanah, pemimpin harus cerdas dan kreatif,” urainya di depan 150 peserta yang terdiri dari warga Muhammadiyah, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, dan Ikatan Pelaar Muhammadiyah Gempolpading.
Ketua PRM Gempolpading Drs Sukandar MAg mengungkapkan, Kajian Bulanan (tematik) adalah bagian dari program Gerak Istiqamah yaitu Gerakan Kajian Al-Islam, Alquran, dan Assunah.
Selain itu, ada juga Kajian Dua Pekanan (Wal Ashri), Kajian Pekanan (Tafsir Alquran dan Kitab Tauhid) dan Kajian Harian (setiap bakda Subuh) “Kajian-kajian itu selalu digalakkan secara istiqamah,” ucapnya.
Menurutnya, program Gerak Istiqamah itu sebagai bagian dari upaya PRM Gempolpading untuk menunaikan pesan Ketua (Umum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1968-1990, KH AR Fachruddin—atau yang populer disapa Pak AR.
“Beliau sering kali berpesan bahwa pengajian itu ruh-nya Muhammadiyah. Tanpa pengajian, Muhammadiyah ibarat jasad yang sudah tak bernyawa,” ungkap dia.
Pada kesematan itu Sukandar juga mengimbau warganya untuk mulai menabung agar mengikuti pembukaan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah di Surakarta, 1-5 Juli 2020.
“Kami inyaallah menyediakan dua bus. Oleh karena itu diharapkan kepada seluruh warga persyarikatan, mulai sekarang untuk menabung agar nanti bisa berangkat bersama-sama,” ujarnya. (*)
Kontributor Muhammad Zuhdi Mukromin. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post