PWMU.CO–Lazismu menggelar Rapat Kerja Nasional 2019 di Hotel Puri Sharon Senggigi Lombok NTB, Kamis-Sabtu (5-7/12/2019).
Acara dibuka dengan penampilan grup musik tradisional Gendang Plik dan Ale-ale. Ini musik lokal yang terkenal di Lombok. Gendang Plik iramanya lebih dinamis kadang cepat bersemangat. Sedangkan Ale-ale musik tradisional suku Sasak yang dimainkan pada saat acara penting.
Rakernas dihadiri pengurus Lazismu wilayah dan daerah seluruh Indonesia. Kali ini mengambil tema Philanthropreneurship untuk Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Ketua Lazismu Jawa Timur Drh Zainul Muslimin yang hadir di acara ini menceritakan, penampilan Gendang Plik dan musik Ale-ale menunjukkan Muhammadiyah peduli dengan budaya lokal.
”Di setiap acara Muhammadiyah selalu ditampilkan seni tradisional seperti ini. Jadi nguri-uri budaya lokal bagi Muhammadiyah bukan hanya jargon tapi aksi nyata. Seperti di Rakernas ini,” katanya.
Menurut dia, dakwah Muhammadiyah yang mengambil visi berkemajuan ternyata mampu berkolaborasi dengan budaya lokal yang puritan.
Ketua PP Muhammadiyah Goodwill Zubir dalam sambutan pembukaan mengatakan, Muhammadiyah disegani oleh lawan dan dihormati oleh kawan karena mempunyai tiga karakter. Pertama, amanah. ”Muhammadiyah itu kalau dikasih amanah, maka amanah itu dilaksanakan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Kedua, sangat militan kader-kader penerusnya. Menurut Goodwil, di Muhammadiyah itu ada semacam jargon yang membuat aktivisnya harus melakukan kaderisasi. ”Jargon itu adalah sejelek-jelek pimpinan itu ketika meninggal dalam keadaan tak mampu bikin kader,” tuturnya.
Ketiga, berakhlak. Akhlaknya warga Muhammadiyah itu meniru akhlak Nabi. Sesuai dengan nama organisasinya Muhammadiyah yang artinya pengikut Nabi Muhammadiyah. (*)
Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post