• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Rabu, Juli 6, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Ternyata Haedar Nashir Pernah Bercita-cita Jadi Camat, Ini Biografinya yang Dibaca saat Pengukuhan Guru Besar

Kamis 12 Desember 2019 | 11:24
4 min read
130
SHARES
406
VIEWS
ADVERTISEMENT
Haedar Nashir saat membacakan pidato pengukhan guru besar. (Nadjib Hamid/PWMU.CO)

PWMU.CO – Siapakah Haedar Nashir ? Dalam pengukuhan guru besar-nya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (12/12/19), biografi singkat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu dibacakan: Dr Haedar Nashir, sang Moderat Autentik dari Muhammadiyah. Redaksi.

Haedar Nashir, lahir pada tanggal 25 Februari 1958 di Desa Ciheulang, Ciparay, Bandung Selatan dari pasangan Haji Bahrudin dan ibu Hajah Endah binti Tahim.

Haedar lahir dari keluara santri. Ayahnya seorang kiai (ajengan). Sejak kecil dia mengenyam pendidikan agama sampai mengantarkannya ke Pondok Pesantren Cintawana Tasikmalaya.

Selepas dari pesantren, Haedar melanjutkan pendidikan di SMP Muhammadiyah 3 Bandung dan SMAN 10 Bandung. Setamat dari SMA, Haedar merantau ke kota pelajar Yogyakarta, melanjutkan studi di STPMD APMD Yogyakarta.

Haedar masuk APMD karena ingin pulang ke Ciparay menjadi camat memajukan daerahnya yang sering terisolasi secara politik dampak buruk dari DI/TII di wilayahnya Jawa Barat selatan.

Tahun 1984 lulus sarjana muda, kemudian kerja tahun 1987, lalu menyelesaikan S1 di APMD tahun 1991 sebagai lulusan terbaik.

Haedar tidak jadi pulang kampung dan menjadi camat karena menikah dengan Siti Noordjannah Djohantini, aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) asli kelahiran Yogyakarta, yang membuat dirinya betah menetap di kota ini sampai sekarang.

Dari pernikahan dengan Siti Noordjannah lahir Hilma Nadhifa Mujahidah dan Nuha Aulia Rahman. Keduanya dokter lulusan UMY dan UGM.

Minatnya pada ilmu pengetahuan bidang sosial mendorong untuk melanjutkan studi hingga meraih gelar Master tahun 1998 dan gelar Doktor tahun 2006 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang juga dengan predikat cumlaude.

Disertasi Haedar di UGM diterbitkan menjadi buku yang telah dua kali terbit, yakni Islam Syariat. Buku ini sulit disanggah. “Referensinya sangat kaya dan metodologinya pun sangat kuat,” kata Prof Dr Mahfud MD yang sampai menulis kolom khusus di majalah ternama tentang disertasi Haedar itu.

Sejak usia belia, Haedar adalah sosok pemuda yang gemar berorganisasi. IPM yang merupakan sayap organisasi otonom Muhammadiyah adalah organisasi pelajar yang ditekuninya semenjak dari ranting sampai pimpinan pusat.

Selain aktif di organisasi, Haedar adalah sosok yang rajin membaca dan menulis. Ketekunannya dalam dunia literasi telah mengantarkannya menjadi seorang penulis prolific. Tebaran goresan penanya, banyak menghiasai rubrik-rubrik koran baik lokal maupun nasional.

Kepiawaian Haedar dalam menulis, sebagai buah dari kegemarannya membaca. Semakin teraktualisasi ketika Haedar aktif di Majalah Suara Muhammadiyah, sebuah majalah terbitan Muhammadiyah yang dirintis oleh KH Ahmad Dahlan sejak tahun 1915 yang keberadaannya masih eksis melampaui kurun satu abad.

Karir Haedar di Majalah Suara Muhammadiyah mulai dari menjadi juru ketik, wartawan, editor, dan puncaknya menjadi pemimpin redaksi sampai sekarang.

Karir akademik Haedar dimulai ketika menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tahun 1992 pada Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, tahun 1992.

Di samping menjadi dosen, Haedar juga seorang intellectual cum activist penggerak Muhammadiyah. Jiwa kekaderan dan kepemimpinan Haedar semakin terpupuk ketika pada tahun 1985 mulai aktif di Badan Pembina Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang bertugas merancang, mendesain, dan menyiapkan pengaderan pemimpin Muhammadiyah.

Pada Muktamar ke-45 tahun 2000 di Jakarta, Haedar terpilih menjadi anggota pimpinan pusat (PP) dan diberi amanah menjadi Sekretaris Umum PP Muhammadiyah mendampingi Prof Dr Ahmad Syafii Maarif. Ketika menjadi sekretaris umum, Haedar yang sudah sangat terlatih, piawai mengelola laju gerak Muhammadiyah sekaligus menjadi ideolog Muhammadiyah dengan karakter inklusifisme islam.

Duet Syafii Maarif dan Haedar Nashir saling melengkapi dalam menjaga kapal besar Muhammadiyah ditengah situasi bangsa yang berubah dan penuh gejolak saat Reformasi 1998.

Ketika Buya Syafii Ma’arif mengakhiri masa tugasnya, Haedar Nashir masih terus melanjutkan kiprahnya di Muhammadiyah pada masa kepemimpinan Prof Dr Din Syamsudin menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah tahun 2005-2015.

Pada Muktamar Ke-47 Muhammadiyah di Makassar tahun 2015, Haedar diamanahi menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah sampai sekarang.

Kesibukan Haedar Nashir dalam mengurus Muhammadiyah, tidak menjadikan Haedar lupa dan melupakan tanggung jawab akademiknya sebagai dosen. Haedar tetap melaksanakan tugas catur dharma perguruan tinggi, Mengajar, memberi kuliah kepada mahasiswa, membimbing, menguji, melakukan riset, menulis jurnal internasional bereputasi dan pengabdian kepada masyarakat.

Hal ini terasa cukup istimewa di tengah kesibukan dalam menakhodai organisasi Islam modern terbesar di dunia saat ini.

Tugas melayani masyarakat dari Sabang sampai Merauke, termasuk kunjungan ke pelosok-pelosok tanah air menyapa penggerak perubahan di grass root, bahkan sampai ke panggung internasional ditunaikan penuh dedikasi bersamaan dengan tugas dan perannya sebagai seorang cendekiawan kampus tanpa kehilangan karakter intelektual organik.

Sebagai akademisi, Haedar Nashir terbilang sebagai penulis yang produktif, banyak karya tulisan yang diterbitkan baik berupa artikel lepas, buku utuh dan paper hasil penelitian. Hingga pada puncaknya, Haedar Nashir dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bdang Sosiologi.

Dari deretan panjang karya dan sepak terjang Haedar, tergambar dengan jelas betapa kuat perhatian, komitmennya pada Islam dan keindonesiaan, yang semuanya bermuara pada moderasi yang autentik.

Paham keislaman yang moderat, tengahan, damai, dan toleran yang ditopang dengan kondisi sosial bangsa yang majemuk menjadikan Haedar mempunyai pemikiran, sikap dan tindakan yang meletakkan moderasi sebagai sebuah jalan menuju kedamaian dan kemajuan berbangsa. Moderasi politik Haedar adalah menjaga bangsa dan merawat keberagaman bersama.

Dalam konteks moderasi, Haedar adalah sosok yang antikekerasan. Dirinya sangat sensitif jika menyaksikan kekerasan dalam bentuk apapun.

Dari karya-karyanya tercermin pandangan keislaman dan keindonesiannya yang merefleksikan pemikiran, sikap, dan posisi Haedar sebagai seorang tokoh dan simbol dari Moderatisme Islam yang Berkemajuan.

Selamat Prof Haedar Nashir! (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Haedar Nashir
SendShare52Tweet33Share

Related Posts

Dipuji Haedar Nashir, Begini Respon Rektor UM Bima

Minggu 3 Juli 2022 | 22:42
12.2k

Haedar Nashir meresmikan UM Bima. PWMU CO— Dipuji Haedar Nashir, Rektor Universitas Muhammadiyah Bima Ridwan ...

Haedar Nashir: Muktamar Menentukan Perjalanan Muhammadiyah

Sabtu 2 Juli 2022 | 14:03
117

Haedar Nashir: Muktamar Menentukan Perjalanan Muhammadiyah (Tangkapan layar Sugiran/PWMU.CO) Haedar Nashir: Muktamar Menentukan Perjalanan Muhammadiyah,...

Buya Syafii Sosok Humanis dan Egaliter

Jumat 27 Mei 2022 | 14:20
609

Buya Syafii Sosok Humanis dan Egaliter. (Sketsa ulang foto Haedar Nashir oleh Atho’ Khoironi/PWMU.CO) Buya...

Ramadhan dan Idul Fitri Jalan Kebajikan Utama

Minggu 1 Mei 2022 | 12:39
2.6k

Prof Haedar Nashir: Ramadhan dan Idul Fitri Jalan Kebajikan Utama (Sketsa ulang foto oleh Atho'...

Pesan Haedar Nashir untuk PCIM Sedunia: Tak Perlu Eksklusif Bikin Kampung Muhammadiyah

Minggu 17 April 2022 | 21:57
120.6k

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) Pesan...

Seksama Bernegara, Kolom Prof Haedar Nashir

Selasa 12 April 2022 | 20:46
30.7k

Prof Haedar Nashir, penulis Seksama Bernegara (Sketsa ulang foto oleh Atho' Khoironi/PWMU.CO) Prof Haedar Nashir:...

Prof Haedar Nashir: Ramadhan Momen Berpikir Reflektif-Spesifik

Selasa 5 April 2022 | 20:39
26.1k

Dr Haedar Nashir MSi dalam Kajian Ramadhan 1443 H PWM Jatim, Ahad (3/4/22) (Sugiran/PWMU.CO) Prof...

Muhammadiyah Harus Ubah Kultur agar Kuasai Dunia Digital

Minggu 3 April 2022 | 16:43
10.8k

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir Muhammadiyah harus ubah kultur agar kuasai dunia digital....

Tiga Pesan Haedar Nashir di Milad Ke-6 PWMU.CO

Jumat 18 Maret 2022 | 00:06
37.7k

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir saat menyampaikan amanat Miald Ke-6 PWMU.CO. Tiga Pesan...

Muhammadiyah Jangan Kehilangan Optimisme atas Perlakuan Buruk Orang Lain

Kamis 3 Maret 2022 | 07:39
1.3k

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memberi tausiyah penutupan Cabang Ranting Muhammadiyah Award dan Expo...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Masuknya Virus Salafi ke Jantung Muhammadiyah

    9653 shares
    Share 3861 Tweet 2413
  • Semua Orang Itu Penting, Ini Branding Empat Sekolah GKB

    3562 shares
    Share 1425 Tweet 891
  • Jangan Keliru! Ada Dua Macam Air Zamzam di Masjid Al-Haram

    2775 shares
    Share 1110 Tweet 694
  • Begini Calon Jamaah Haji Mencuci Pakaian di Mekah

    2494 shares
    Share 998 Tweet 624
  • Hukum Puasa Arafah Ikut Arab Saudi, Shalat Idul Adha Ikut Indonesia

    2491 shares
    Share 996 Tweet 623
  • Inilah Lokasi Shalat Idul Adha Sabtu 9 Juli 2022 di Kota Surabaya

    2148 shares
    Share 859 Tweet 537
  • Prof Abdul Mu’ti: Muhammadiyah Kurang Sombong dengan Prestasinya

    2040 shares
    Share 816 Tweet 510
  • Jamaah Masjid Sujud Diingatkan Karakter Internet yang ‘Khalidina fiha Abadan’

    2720 shares
    Share 1088 Tweet 680
  • Man of The Match, Siswa SD Muhammadiyah 1 Ngawi Ini Ingin Jadi Atlet Nasional

    727 shares
    Share 291 Tweet 182
  • Muhammadiyah dan Salafi: Serupa tapi Tak Sama, Ini Bedanya

    12268 shares
    Share 5616 Tweet 2772

Berita Terkini

  • Inilah Lokasi Shalat Idul Adha Sabtu 9 Juli 2022 di Kota SurabayaRabu 6 Juli 2022 | 20:40
  • Alumni Smamda
    Alumni Smamda Ini Terus BerprestasiRabu 6 Juli 2022 | 18:20
  • Prof Abdul Mu’ti: Muhammadiyah Kurang Sombong dengan PrestasinyaRabu 6 Juli 2022 | 16:55
  • Merawat kerukunan
    Merawat Kerukunan, Nasyiah Bikin Acara IniRabu 6 Juli 2022 | 16:09
  • Hukum Puasa Arafah Ikut Arab Saudi, Shalat Idul Adha Ikut IndonesiaRabu 6 Juli 2022 | 15:41
  • SDMM Menyandang Sekolah Ramah Anak, Ini Daftar Resmi SRARabu 6 Juli 2022 | 15:00
  • Duta Kosmetik
    Duta Kosmetik Ini Murid SmamdaRabu 6 Juli 2022 | 14:52
  • Inilah Makanan Favorit CJH asal Indonesia di MekahRabu 6 Juli 2022 | 13:34
  • G30S Ujian konstitusi
    Alphard untuk Ustadz dan UmatRabu 6 Juli 2022 | 13:09
  • Rahasia Siswa Berlian School Jadi Siswa Terbaik TahfidhRabu 6 Juli 2022 | 12:22

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In