PWMU.CO – TPA Aisyiyah Al-Muhajirin Deket, Lamongan, mengadakan Tahfidh Holiday (TH), di Halaman Masjid Al-Mujahirin, Senin-Rabu (30/12/2019-1/1/2020).
Kepala TPA Aisyiyah Al-Muhajirin Agustin Rahmawati, menyampaikan peserta TH tahun ini dibatasi hanya 50 peserta. “Puluhan peserta mendaftarkan diri, tapi dengan terpaksa kami tolak, karena Kami acara ini sukses dan berkualitas, tidak sekadar mengejar banyaknya peserta,” tegasnya.
Beberapa materi yang diberikan dalam TH, yaitu: tahsin, tahfidz, agama, outbound, dan memanah dengan mendatangkan pemateri dari Tajdied Center Jawa Timur.
Dua Resep Anak Lengket di Hati
Sementara itu, Direktur Lembaga Pengembangan Taman Pendidikan Al-Qur’an Muhammadiyah (LPTPAMU) Wilayah Jawa Timur Mohamad Su’ud, dalam acara pembukaan Senin, (30/12/19), mengungkapkan kegembiraannya atas terselenggaranya acara yang memanfaatkan hari libur ini. “Sedikit sekali lembaga dan instansi yang melakukan kreativitas semacam ini,” ungkapnya.
Di hadapan orangtua santri yang ikut mendampingi putra-putrinya, Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ini memberikan dua resep agar anak senantiasa lengket di hati.
Pertama, menyentuh anak secara fisik sesering mungkin. Menurutnya interaksi fisik sangat penting untuk membangun kedekatan emosional dan jiwa. “Tidak sekadar dekat fisik, tapi menyentuh, semisal mencium, memeluk, memijat, dan sejenisnya. Tentu disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak,” urai Su’ud.
Menurutnya, resep pertama ini menimbulkan kehangatan dan kepercayaan diri anak. “Anak akan merasa disayang dan diperhatikan. Tidak ada batasan berapa jumlah interaksi fisik kepada anak, semakin sering semakin baik,” tambahnya.
Pria kelahiran Desa Pelangwot Kecamatan Laren, Lamongan, ini membeberkan beberapa contoh di lapanggan, anak yang hidup dalam keluarga yang ‘tersentuh’ fisik dan tidak. “Ternyata anak yang jarang mendapat pelukan dan ciuman oleh orangtua cenderung pendiam dan kurang percaya diri,” ungkapnya.
Bikin Anak Nyaman di Rumah
Resep kedua, menciptakan rasa nyaman di rumah. Menurut Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Lamongan periode 1996-1998 ini bila anak tidak nyaman di rumah, maka akan mencari kenyamanan di luar.
“Anak akan mudah menyesuaikan dengan keinginan jiwanya, maka orang tua harus peka. Ketidaknyamanan bisa berupa banyak tekanan, bentakan, merasa tidak dihormati, dan sebagainya,” paparnya.
Pengasuh Konseling Remaja di Radio Prameswara Lamongan ini mengungkapkan, tingkah laku keanehan anak yang tidak menemukan nyaman di rumah biasanya dilampiaskan di sekolah, teman bermain. dan di lingkungannya. Bisa dalam bentuk suka usil dan menang sendiri.
“Orangtua jangan merasa puas hanya sekadar mencukupi materi, tapi lihatlah kebutuhan jiwanya,” ujarnya. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post