PWMU.CO-Ibarat permainan bola basket, orang tua harus menjadi satu tim dengan anak. Dalam satu tim, orangtua akan semakin memiliki power dan memiliki kesempatan memotivasi anak dalam proses pembelajaran di mana dan kapan pun.
Hal itu disampaikan psikolog Asti Candrasasi Catur Putri SPsi MPsi dalam Pelatihan Penanganan Siswa bertema Students Behaviour Treatment di Aula AR Fakhrudin SD Muhammadiyah 2 GKB, Sabtu (4/1/20).
Menurut dia, orangtua harus berbesar hati ketika mendapat masukan dan informasi terkait dengan ‘rapot’ non akademik dari wali kelas. Adakalah perilaku anak di rumah dan di sekolah berbeda.
“Ketika orang tua mendapat informasi dari wali kelas terkait dengan anak di sekolah, orangtua pun harus menerima. Setelah itu baru menjadi bahan motivasi dan introspeksi pada anak ketika komunikasi di rumah,” katanya saat menjawab pertanyaan peserta pelatihan.
Menjadi satu tim dengan anak, tegasnya, akan memudahkan orang tua memberikan nilai pada diri anak. Orang tua yang responsif dan sensitif terhadap permasalahan anak akan memudahkan mereka untuk bisa memengaruhi pada hal-hal positif.
Hal ini, lanjutnya, lebih memudahkan dalam peningkatan perkembangan psikologi anak. Orang tua akan menjadi bagian penting dalam perkembangan anak. “Inilah yang dimaksud anak dan orang tua adalah satu tim,” katanya.
Sementara orangtua yang sibuk kerja akan membuka kesenjangan dengan anak. Sering kali, menurutnya, orangtua yang sibuk kerja dan sangat minim memiliki waktu dengan anak bisa menjadi penyebab hubungan dengan buah hati mengalami kendala.
“Orang tua minim memiliki materi untuk mendidik. Apa yang harus dilakukan dan apa yang sampaikan,” ujarnya.
Asti menjelaskan orang sibuk dengan dunia kerja maka efek dominonya adalah komunikasi dengan anak juga mengalami kendala. Pertemuan dengan anak pun semakin sedikit. (*)
Penulis Ichwan Arif Editor Sugeng Purwanto