PWMU.CO – Di dalam politik yang serba transaksional seperti saat ini, yang mampu mengambil keuntungan dan berkuasa di Negeri ini bukanlah mereka yang punya politik ideologi, bukan pula mereka yang punya politik aliran yang kuat, dan tidak pula umat Islam yang mayoritas. Lantas siapa sejatinya yang diuntungkan dan berkuasa di Indonesia ini?.
Menurut Guru Besar Sosiologi Politik, Prof Zainuddin Maliki, yang menguasi bangsa Indonesia ini adalah mereka yang sanggup membiayai seseorang untuk memenangkan satu kompetisi, baik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres). Konkritnya, Zainudin menyebut mereka sebagai “Cukong”.
(Baca: Kaum Muslimin Jangan Mudah Dibeli! dan Umat Islam Akan ‘Habis’ jika Tak Bangkit di Bidang Ekonomi)
Dalam bahasa politik, lanjut Zainuddin, cukong didefinisikan sebagai pluto crat. Yakni kelas menengah yang secara ekonomi sangat berkecukupan. Para cukong ini, dengan kelebihan ekonominya mampu menebar pengaruh di berbagai lini kehidupan, tak terkecuali dalam dunia perpolitikan. Hebatnya lagi, tidak hanya mempengaruhi, tapi aturan main yang mereka lakukan juga menjadi acuan dalam berinteraksi dengan kalangan lain (rule of the rich).
”Sebenarnya yang menang dan berkuasa di negeri Indonesia ini adalah para Cukong. Mereka yang lantas mengambil keuntungan dan mengendalikan negeri ini. Bukan mereka yang punya politik ideologi dan aliran yang kuat. Apalagi umat Islam yang mayoritas,” kata Zainudin dalam diskusi Halal bi Halal Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jatim di Aula Mas Mansyur PWM Jatim, Sabtu (23/7).
(Baca: Pengamat Politik: Muhammadiyah Jangan Alergi Politik dan Sebagai Kekuatan Politik, Muhammadiyah Tak Harus Jadi Partai Politik)
Zainuddin menambahkan, seperti yang diketahui bahwa saat ini biaya untuk penyelenggaraan dan menjadi peserta Pilkada maupun Pilpres itu tidaklah murah. ”Lantas dari mana para calon bisa mendapat biaya yang begitu besar, kalau bukan berasal dari para Cukong,” ungkap Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini dengan tegas.
Berkuasanya para Cukong atas Negara Indonesia, dipaparkan Zainuddin, terjadi tidak hanya setelah terbukanya kran demokrasi Indonesia dengan lahirnya orde Reformasi. Tetapi para cukong itu sudah berkuasa sejak jauh hari, tepatnya ketika Orde Baru (Orba) berkuasa.
(Baca: Gus Ipul: Tak Bisa Dibayangkan jika Indonesia tanpa Muhammadiyah dan Cara Muhammadiyah Sosialisasikan Lagu Indonesia Raya pada Tahun 1930)
”Tidak bisa dipungkiri bahwa para elit pejabat di Negeri ini dekat sekali dengan para Cukong tersebut. Mereka yang mengambil keuntungan dari kedekatan dan mahar itu,” tegas pria yang juga Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Timur ini.
Maka dari itu, Zainuddin berharap Muhammadiyah bisa menjalankan jihad yang ketiga, yakni jihad dalam bidang ekonomi. Itu untuk menunjang kemandirian ekonomi umat dan tentu bisa berefek bagi perekonomian bangsa Indonesia. ”Selain jihad konstitusi, penting bagi Muhammadiyah berjihad di bidang ekonomi,” tandasnya.
Jalan terjal dan berliku untuk menjadikan kekuasaan sebagai jalan untuk menyejahterakan rakyat. (aan)