
PWMU.CO – Muhammadiyah terus mengokohkan dirinya sebagai organisasi transnasional. Dalam skala ASEAN, di samping sudah berdiri di Singapura, Thailand, dan Malaysia, Muhammadiyah juga sudah menggeliat di Filipina.
Bahkan pada tahun 2019, Muhammadiyah Filipina akan mendirikan sekolah Muhammadiyah. Hal itu disampaikan oleh Ketua Association of Moslem Community ASEAN (AMCA) Filipinan, Nhelbourne Kalim Mohammad MPd, dalam Tabligh Akbar menyambut Musyawarah Cabang ke-7 Muhammadiyah dan Aisyiyah Menganti, di halaman Perguruan Muhammadiyah Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Ahad (24/7) siang.
(Baca: Ketika Orang Lamongan “Kuasai” Muhammadiyah Cabang Istimewa Malaysia) dan Para Santri Muallimin Yogyakarta Ini Hijrah Berdakwah ke Malaysia)
“Insyaallah tahun 2019, akan berdiri sekolah Muhammadiyah di Filipina,” ucap Kalim disambut tepuk tangan hadirin. “Semoga bisa sampai universitas dan dapat bekerja sama dengan Indonesia.”
AMCA yang didekalarasikan pada tahun 2012 di UMM sangat membantu dalam menginformasikan tentang Muhammadiyah di negara-negara ASEAN. “AMCA mendukung Muhammadiyah agar bisa diterima dan bekerjasama di negara-negara ASEAN,” kata Kalim yang datang di Indonesia sejak 2 yang lalu untuk menempuh program Pascasarjana di UMM.
(Baca juga: Wanita Singapura Ini Raih Gelar Doktor Tercepat di UMM dan Memperkuat Kerjasama Muhammadiyah Singapura-Jatim)
Kalim juga menceritakan bahwa berdakwa di negara-negara ASEAN yang mayoritas non-Muslim tidaklah mudah. “Mereka tidak bisa didoktrin begitu saja. Misalnya dalam hal haramnya babi. Tidak bisa dikatakan sekadar haram. Tapi harus dijelaskan dengan sains,” ungkap Kalim yang di Filipina punya kegiatan majelis mualaf dan setiap 6 bulan meresmikan keislaman warga setempat.
Dalam ceramahnya, Kalim banyak berbicara tentang pentingnya budaya iqra bagi umat Islam. Berita terkait adalah Pendirian Cabang Muhammadiyah Ini Pernah Diejek Hanya Dihadiri Kodok. (Nurfatoni)
Discussion about this post