Siswa Hamas School Belajar Jadi Agroentrepreneur

Siswa Hamas School sedang mengamati peternakan sapi SMK Mulia untuk belajar Agroentrepreneur. (Fariha/PWMU.CO)
Siswa Hamas School sedang mengamati peternakan sapi SMK Mulia untuk belajar Agroentrepreneur. (Fariha/PWMU.CO)

PWMU.CO– Siswa Hamas School, sebutan untuk SMP Muhammadiyah 13 Campurejo Panceng Gresik menyelenggarakan One Day to be Agroentrepreneur untuk siswa kelas 3 yang berminat menjadi pengusaha pertanian, Kamis (9/1/2020).

Pembina Bimbingan Konseling (BK) Hamas School Jannatul Farihah SPsi menjelaskan, ingin memberikan pengalaman kepada anak-anak agar merasakan bertanam. ”Tujuan acara ini agar mereka bersemangat menggapai cita-cita  dan tahu apa yang harus dilakukan,” katanya.

Kunjungan diikuti oleh 9 siswa Hamas School yang bercita-cita menjadi agroentrepreneur. Lokasi praktik ke SMK Muhammadiyah 5 (SMK Mulia) Gresik. Mereka didampingi kepala sekolah, guru ahli dan beberapa siswa SMK ini.

Mula-mula anak-anak diajak ke peternakan kambing yang merupakan investasi anak-anak SMK Mulia. Mereka dijelaskan jenis kambing, pakan, penggemukan dan pengembangbiakan. ”Saya terkejut  baru pertama kali melihat kambing kawin,” ujar Mas Dewi, siswa Hamas school.

Dilanjutkan ke perkebunan sekolah. Di sini dijelaskan cara bercocok tanam dan pemeliharaannya. ”Saya baru melihat tanaman seharga Rp 1 miliar. Melihat daun stevia yang manisnya dua kali lipat dari gula. Juga bayam merah, umbi porang yang sudah diekspor ke Jepang,” kata Muhammad Imaddudin, salah seorang peserta.

Perjalanan diteruskan ke bukit TTP yang luasnya 40 Ha. Di perkebunan ini ada pohon mangga, jambu hingga peternakan sapi dan waduk. ”Senang sekali, capek karena jalan kaki naik gunung 1 km. Saya jadi memiliki wawasan tentang masa depan punya bayangkan menjadi entrepreneur bidang teknologi peternakan dan pertanian,” tutur Ardhi.

”Tidak ada sapi yang hidup tanpa rumput. Karena itu peternakan dan pertanian adalah satu jiwa. Selama ada kehidupan di muka bumi ini di situ kita butuh makan dan di situ butuh pertanian,” kata Uripan Nada, kepala SMK Mulia.

Tantangan Petani Abad 21

Menurut dia, pertanian pada abad 21 menghadapi banyak sekali tantangan. Di antaranya pertanian haruslah menghasilkan lebih banyak makanan dan serat untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah, degradasi dan penyempitan lahan, penyediaan sumber daya tenaga kerja manusia berkualitas, pemanfaatan sumber daya alam yang semakin terbatas.

”Pesatnya pertumbuhan penduduk di dunia diperkirakan jumlahnya mencapai 10 miliar jiwa dan dibutuhkan makanan 70 persen lebih banyak dibandingkan dengan makanan yang ada saat ini. Sementara jumlah petani usia produktif terus menurun dari tahun ke tahun,” tuturnya.

Sementara itu, sambungnya, minat generasi milenial untuk terjun ke sektor pertanian semakin minim. Salah satu penyebabnya minat generasi muda untuk terjun ke bidang pertanian.

Menjadi tantangan mengajak generasi muda menekuni sektor ini. ”Kami ingin mewujudkan wirausahawan ataupun saudagar muda bidang pertanian dan peternakan,” jelas Uripan Nada.

Kepala Hamas School Nurul Wakhidatul Ummah menjelaskan, melalui program One Day to be Agroentrepreneur  diharapkan anak-anak mendapat gambaran soal agrobisnis. ”Kelak semoga mereka dapat mewujudkan mimpinya petani profesional,” ujarnya. (*)

Penulis Nafiatul Fitrotin Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version