PWMU.CO – Kisah pilu Rajianto, sebatang kara tinggal di tengah kebun mendapat perhatian tim Lazismu Malang. Mereka melakukan survei ke lokasi pada Kamis (30/1/20).
Pagi sekitar pukul 10.00, Tim Lazismu Kabupaten Malang yang terdiri dari tiga orang tampak sudah bersiap di dalam mobil. Memakai atribut Lazismu, mereka berencana melakukan survei bedah rumah milik Rajianto, seorang warga yang tinggal di Dusun Purworejo Kidul, Desa Purwodadi, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.
Suasana gerimis tak menyurutkan semangat Lazismu untuk terus bergerak menuju kawasan Malang bagian selatan itu. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2.5 jam, akhirnya Lazismu sampai di tempat tujuan.
Untuk mencapai rumah Rajianto, Lazismu masih harus berjalan kaki melewati jalan setapak sejauh 300 meter. Hal itu disebabkan, rumah Rajianto yang terletak di tengah-tengah perkebunan, sehingga kendaraan seperti mobil tidak dapat masuk.
Setelah 10 menit berjalan melewati jalan setapak yang berlumpur akibat hujan, Lazismu sampai di depan rumah Rajianto.
Di rumah tersebut, pandangan mata tim Lazismu Kabupaten Malang dibuat terbelalak. Bangunan yang ditinggali sebagai rumah oleh Rajianto selama ini, sama sekali tidak menunjukkan sebagai rumah tempat tinggal.
Bangunan yang ditinggali Rajianto tanpa pintu keluar-masuk. Jangankan pintu, rumah tersebut juga tak bertembok sebagai penghalang hawa dingin ataupun hewan liar yang tiba-tiba masuk.
Untuk atapnya sendiri, Rajianto hanya menggunakan terpal yang kini juga sudah banyak berlubang sehingga bocor saat turun hujan.
Rumah milik Rajianto juga tidak mempunyai ruang khusus. Ruang tamu, dapur, dan juga tempat mandi menjadi satu.
Rajianto tidak mempunyai kamar mandi. Untuk sekadar mandi ataupun buang air, dia hanya menggunakan tempat di sebelah ‘dapur’ miliknya dengan timba air secukupnya. Rajianto hanya mempunyai tempat khusus untuk tidur yang dia buat diatas tempat penyimpanan kayu bakarnya.
Dua Tahun Tinggal di ‘Rumah’
Rajianto mengatakan, sudah tinggal di ‘rumahnya’ tersebut selama dua tahun. “Sebelumnya, saya tinggal di rumah saudara. Namun karena terdapat suatu permasalahan, akhirnya saya terpaksa pergi dan membuat rumah ini di tanah warisan orangtua,” kata Rajianto.
Kisah pilu Rajianto hidup sebatang kara di tengah kebun karena dia sudah berpisah dengan istrinya. Sedangkan satu anak yang dimilikinya juga tidak memedulikan keadaannya.
“Saya ikhlas dengan keadaan ini, mungkin ini cobaan dari Allah untuk saya,” tutur pria berusia 55 tahun itu.
Satu hal yang membuat Rajianto sedih adalah ketika dirinya terbaring sakit. “Karena tak ada keluarga atau sanak saudara yang merawat,” ujarnya.
Rajianto sendiri punya riwayat penyakit jantung dan stroke. “Bahkan dulu waktu sedang kambuh, saya pernah seminggu tidak makan sama sekali, karena tidak bisa masak dan hanya bisa tidur saja,” kata Rajianto dengan mata berkaca-kaca. Namun dia bersyukur karena Allah masih memberinya keajaiban hidup sampai detik ini.
Melihat kondisi Rajianto yang memprihatinkan, Lazismu Kabupaten Malang akan segera melakukan tindak lanjut. Tim yang menyurvei hari itu juga berharap, rumah Rajianto bisa segera dibangun agar bisa layak huni.
Salah satu anggota tim penyurvei Lazismu Kabupaten Malang Rasyidi mengatakan, setelah ini tim melakukan berkoordinasi. “Insyaallah kita akan segera koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar bisa segera dilakukan bedah rumah. Karena rumah yang saat ini ditempati sangat tidak layak huni,”tuturnya.
Bagi para donatur yang ingin membantu membangun rumah Rajianto bisa transfer melalui rekening BNI 0442423241 atau BSM 7090907098 atas nama Lazismu Kabupaten Malang. Konfirmasi di nomor 082143334565.
Penulis Mirza. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post