Almarhum Mas Choliq selalu siap antarkan anggota PP Muhammadiyah berdakwah ke berbagai pelosok Jawa Timur. Ini testimoni mereka.
PWMU.CO – Kabar wafatnya Kepala Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Chusnul Choliq, pada Sabtu (1/2/2020) malam di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, langsung tersebar luas.
Sejumlah anggota Group WhatsApp menyampaikan duka yang mendalam. Sahabat sesama aktivis, teman sejawat di kantor, kepala kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Jatim, serta Kepala Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Jakarta dan Yogyakarta kaget seraya mendoakan yang terbaik untuk almarhum.
Sejumlah Anggota PP Muhammadiyah yang selalu ditemani dan disopiri Mas Choliq—begitu sapaan akrab almarhum—mengucapkan rasa kehilangan.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abd Mu’ti, misalnya, menyatakan, “Mas Choliq adalah pribadi yang ramah dan murah senyum. Kapan pun dan kemana pun Anggota PP Muhammadiyah berdakwah ke pelosok Jatim, Mas Choliq selalu menemani,” ungkapnya.
“Jika ada halangan maka Mas Choliq biasanya minta Mas Faris koleganya di PWM Jatim untuk menemani dan mengantar Bapak-Bapak,” tambahnya.
Ungkapan Duka Cita dari Lebanon
Kesan yang sama juga disampaikan Hajriyanto Y. Thohari yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Lebanon.
Dari tempat tugasnya di Beirut, Hajriyanto menyampaikan duka cita yang mendalam. Rasa kehilangan Hajriyanto disebabkan setiap ada jadwal pengajian ke ranting atau cabang di penjuru Jatim, Mas Choliq selalu hadir menemani.
Jika jadwal pengajian di daerah Lamongan dan Gresik, Mas Choliq juga tidak lupa mengajak makan ikan sembilang di Warung Pak Kasan di daerah Mengarai, Gresik.
Dengan masygul, Hajriyanto bertanya, “Gerah apa Mas Choliq?” Ketika ada yang menjelaskan bahwa Mas Choliq meninggal karena penyakit kanker yang sudah lama dideritanya, Hajriyanto menyatakan mungkin kelelahan ya.
“Karena itu, meski rata-rata aktivis memiliki pekerjaan berjubel, jangan melupakan istirahat,” begitu nasihat Hajri, panggilan akrab Pak Dubes.
Dalam suatu kesempatan Mas Choliq memang mengusulkan agar setiap pimpinan ranting, cabang, dan daerah yang mengundang PP Muhammadiyah harus memberitahu PWM Jatim.
Tujuannya adalah agar PWM Jatim bisa memfasilitasi bapak-bapak PP Muhammadiyah. Bermula dari usulan Mas Choliq itulah, akhirnya PWM Jatim membuat prosedur, bahwa setiap ada kegiatan Anggota PP Muhammadiyah di Jatim harus difasilitasi PWM dan didampingi Anggota PWM Jatim.
Bahkan jika ada tamu dari PWM lain, standar pelayanan yang diberikan juga sama dengan PP Muhammadiyah.
Haedar Nashir Merasa Kehilangan
Kehilangan mendalam atas wafatnya Mas Choliq juga dirasakan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir. Dalam pernyataan yang dimuat di muhammadiyah.or.id, Haedar menyatakan:
“Mas Choliq merupakan sahabat semua Pimpinan Muhammadiyah. Kita kehilangan, tetapi semuanya telah digariskan Allah SWT, inna lillahi wa inna ilaihi raji’un,” ucap Haedar.
Haedar terkenang, sewaktu Milad ke-107 Muhammadiyah pada 18 November 2019 di Yogyakarta, Mas Choliq masih hadir meski dalam keadaan kurang sehat, tetapi ingin sekali menghadiri.
“Kita doakan husnul khatimah, diampuni kesalahannya, dan diterima amal kebaikannya di sisi Allah SWT. Mas Choliq sosok yang ikhlas, berkhidmat sepenuh jiwa, dan ramah kepada siapapun. Dia berkawan dan rekan Mas Faris, yang selalu menemani Pimpinan dengan tulus dan baik. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran,” tutur Haedar.
Sejumlah testimoni Anggota PP Muhammadiyah menunjukkan betapa luas pergaulan Mas Choliq. Sepanjang kiprahnya sebagai pegawai hingga Kepala Kantor PWM Jatim, Mas Choliq selalu menunjukkan dedikasi, komitmen, dan kecintaan yang luar biasa pada pekerjaan.
Saya termasuk yang selalu diingatkan Mas Choliq. Terutama ketika kurang bersemangat untuk menunaikan tugas ke daerah-daerah yang jauh. Mas Choliq dengan senyum khasnya mengingatkan:
“Cak Bi (begitu biasa almarhum memanggil saya), dulu Kiai Dahlan itu dalam kondisi sakit dan terancam jiwanya saja pergi berdakwah. Lah, sampean ini masih muda juga ada yang mengantar lagi, kok masih malas.”
Penyemangat Mas Choliq itu yang selalu saya ingat. Selamat jalan Mas Choliq. Semoga Allah memberimu kedudukan yang mulia di sisi-Nya. Amin. (*)
Penulis Biyanto. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post