
PWMU.CO– Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM ) Kab Kediri membentuk Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam).
Ini menindaklanjuti Deklarasi Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) pertemuan se Jawa Timur di Brondong Lamongan beberapa bulan lalu.
Deklarasi pertama diawali dari Kediri utara dihadiri utusan dari Cabang Pare, Badas, Kunjang, Plemahan dan Purwoasri. Acara bertempat di rumah Ketua MPM PDM Kab Kediri H Muhammad Sujud Jl. Patimura Dusun Pogar Desa Bringin Kec Badas, Jumat (31/1/2019).
Muhammad Sujud mengatakan, Jatam secara gerakan memang berbeda bidang garapnya antara wilayah satu dengan lainnya .
”Di wilayah Lamongan ada pemberdayaan buah melon , di daerah lain ada yang memproduksi beras organik . Di Madiun membudidayakan tanaman yang sedang ngetren untuk ekspor ke Jepang. Bentuknya seperti tanaman suwek, lama masa tanam 8 bulan. Jenis tanaman ini bernama porang,” tuturnya.
Kabupaten Kediri tanahnya subur, airnya mengalir jernih cukup tersedia, maka Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) bisa menanam porang, tebu, pisang, jagung manis, cabai, dan bawang merah.
”Mulai tahun 2020 menanam sayur, karena potensi sayur ada di Kediri utara. Apalagi di Pare ada pasar induk sayur buah dan pangan, sehingga pemasarannya mudah,” katanya.
Permainan Pasar
Kalau Jatam Kediri utara berhasil, sambung dia, MPM Kab Kediri akan membentuk Jatam di setiap ranting. Jumlah Pimpinan Ranting Muhammadiyah sebanyak 300-an. Tujuannya untuk memfasilitasi jaringan ke Pasar Induk Pare.
”Petani sebagai produsen sering dipermainkan harga. Pas panen justru harga komoditas sayuran dan buah turun. Setelah stok habis lantas harga dinaikkan pedagang. Akibatnya petani susah kaya tapi pedagang mudah kaya,” ujarnya.
Mencermati problem ini MPM berinisiatif membuat SOP (Standard Operational Procedur) dengan pedagang pasar yang menampung produk pertanian anggota Jatam agar saling menguntungkan.
Kalau persoalan pasar ini sudah deal, MPM mengurus di sawah ladang masing masing untuk mendata kebutuhannya seperti pupuk, benih, pengobata. Kebutuhan proses produksi petani kerja sama dengan Lazismu untuk pinjam modal.
Muhammad Sujud mengatakan, potensi petani Muhammadiyah besar tapi tidak pernah berkumpul untuk kerja sama. Jatam merintis kerja sama ini agar nasib petani terangkat.
Sekretaris MPM PDM Kab Kediri Ir Nur Hadi mengatakan, pada masa akhir jabatan tahun 2020 ini tampak ada gairah baru di kalangan petani Muhammadiyah.
”Rumangsa handarbeni atau ikut memiliki dan butuh berjamaah . Ini menumbuhkan satu kebersamaan di bidang pertanian. Jatam akan menjadikan petani berkemajuan, sehingga peningkatan kualitas petani dibarengi dengan meningkatnya hasil produksi yang optimal. Pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan petani ,” tandasnya. (*)
Penulis Suparlan Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post