PWMU.CO – Smamsatu adakan ujian Podistik ITS, Jumat (28/2/20). Prodistik adalah Program Pendidikan Setara Diploma Satu TIK (teknologi, informasi, dan komunikasi).
Ujian Prodistik ini diikuti oleh 130 siswa SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik. Terdiri dari kelas XII MIPA, IPS, dan Bahasa.
Mereka diwajibkan membuat tugas akhir berupa media pembelajaran, database, maupun program yang bisa diaplikasikan pada dunia kerja dan perguruan tinggi.
Dua dosen datang khusus untuk menguji 10 siswa secara langsung. Yaitu Ir Heru Lumaksono MT—Dosen Program Studi Teknik Bangunan Kapal di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya—dan Dr Vita Ratnasari Msi, Kepala Laboratorium Statistika Sosial dan Kependudukan ITS Surabaya.
Dari Menulis ke Presentasi
Menurut Heru Lumaksono, anak-anak perlu membuat laporan tertulis dan dipresentasikan agar mereka tidak hanya sekadar menulis. Dia mengatakan, “ Yang penting anak-anak bisa menulis apa yang mau dilakukan. Kalau hasilnya baik. Tidak hanya sekadar buat.”
Dia berharap, tugas akhir program Prodistik ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas. ”Kalau bisa digunakan itu jauh lebih bagus. Misalkan perpustakaan. Itu bentuknya apa saja. Sehingga kalau mencari buku tentang Ahmad Dahlan, bisa.”
Yang menarik, lanjutnya, siswa Smamsatu sudah bisa membuat database dan pemrograman sederhana. “Itu sudah bagus, karena memang tidak semua orang bisa. Cuma memang perlu bimbingan dan pembinaan,” ujarnya.
Menurutnya, jika ada kombinasi media pembelajaran dengan akuntansi, maka guru akuntansinya perlu dilibatkan juga. Sehingga pemrograman betul-betul bisa digunakan.
Temukan Media Pembelajaran
Sementara itu, Vita Ratnasari mengatakan peserta Prodisti cukup kreatif dalam mengaplikasikan TIK . “Yang terpenting mereka sudah berani berinovasidan kreatif dalam pengembangan TIK. Cukup bagus anak-anak. Semoga dipertahankan dan lebih baik kedepan,“ kesan dia.
Dia menyampaikan, menuangkan ide dalam bentuk makalah yang setara perguruan tinggi memang tidak mudah. Sehingga beberapa mengalami revisi. “Yang perlu direvisi seputar pemulisan. Namun untuk anak-anak seusia SMA penulisan makalah mungkin agak susah. Jadi mereka idenya ada tetapi menuangkannya agak susah,“ ungkap dia.
Arahan kami, lanjutnya, bagaimana menulis ilmiah yang baik. Tujuan seperti apa, manfaatnya seperti apa Namun untuk produk-produknya hanya sedikit revisi. “Tetapi secara keseluruhan mereka sudah cukup bagus,” ujarnya.
Dia mengaku ada yang menarik dari Smamsatu adakan ujian Prodistik ini, yakni munculnya kemampuan membuat media pembelajaran kreatif. “Bagaimana mereka mengembangkan media pembelajaran itu membuat orang yang tidak paham menjadi paham,” ujarnya sambil memberi contoh media pembelajaran tentang kimia unsur yang dibuat peserta.
“Ada seorang siswa yang saya tanyai, kenapa kamu membahas kimia unsur?” tanya Vita Ratnasari
“Iya Bu. Karena saya tidak paham kimia unsur. Jadi saya membuat media pembelajaran. Dengan membuat ini, pertama saya paham. kedua saya transfer knowlegde ke teman-teman,” jawab siswa tersebut.
Nah, kata Vita Ratnasari, itu kan menarik sekali ya. Jadi tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk orang lain insyaallah bisa bermanfaat.
Kreativtas Siswa
Menurut dia, siswa Smamsatu cukup kreatif. Seperti ada yang membuat banner. Ada juga yang membikin database pasien rumah sakit dan siswa terlambat. “Jadi kadang-kadang yang lebih pinter malah siswanya, karena dia otodidak dan mau belajar,” ujarnya.
Vita Ratnasari menjelaskan, ada sisi positif dari pembelajaran Prodistik. Karena di sekolah para siswa mendapat konsep-konsep dari para tutor.
“Sedangkan untuk mengerjakan dan mengembangkan konsep-konsep mereka tidak cukup waktu kalau hanya di sekolah. Perlu pendalaman juga ketika mereka di rumah. Dan itu ketika dia suka, waktu itu tidak terasa. Dari situ mungkin bernilai positif karena siswa tidak sempat memikirkan yang macam-macam,” urainya.
Dia berharap dengan adanya Prodistik semakin terbuka wawasan siswa dengan TIK, karena sangat dibutuhkan di era globalisasi ini. “TIK akan dipakai ketika dia untuk melakukan studi ataupun bekerja. Jadi setelah lulus, akan melanjutkan ke perguruan tinggi atau tidak, tetap dibutuhkan,” ujarnya. (*)
Penulis Estu Rahayu. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post