PWMU.CO– Ucapan Seandainya sebaiknya dihindari karena itu sama dengan menantang takdir Allah. Ini pendapat Ustadz Drs Najih Ihsan MAg, anggota Majelis Tabligh PWM Jawa Timur ketika mengisi kajian Jumat Wage bertempat di Panti Asuhan Putri Aisyiyah oleh PCM Babat Lamongan, Jumat (28/2/2020).
Menurut Najih Ihsan, ucapan Seandainya juga menentang syariat. Dasarnya surat Ali Imron : 154 kalimat di bagian akhir. Ayat ini menerangkan orang-orang munafik yang tak suka perang Uhud.
”Mereka berkata, seandainya ada sesuatu yang dapat kita perbuat dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh di sini. Katakanlah (Muhammad), meskipun kamu ada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditetapkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.”
Dia menjelaskan, ucapan Seandainya lebih didominasi pikiran, sehingga menentang takdir Allah melupakan syariat. Sebab mati atau tidak itu adalah takdir dari Allah.
Dia menguraikan ayat di atas. Sebanyak 40 pemanah yang diamanahi Rasulullah saw tidak turun kecuali di pos jaganya. Karena mereka silau berebut harta ghanimah di medan perang, akhirnya turun. Datanglah serangan pasukan musuh pimpinan Khalid bin Walid. Maka pasukan Islam kocar-kacir.
”Kekalahan umat Islam dalam perang Uhud qadarullah, tidak bisa dikatakan, seandainya 40 pemanah tidak turun, akan menang,” tuturnya.
Menurut Rasulullah saw
Ustadz Najih Ihsan menjelaskan, Rasulullah saw berkata, bersungguh-sungguhlah dalam menuntut apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah dalam segala urusan dan janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Apabila kamu tertimpa kegagalan, janganlah kamu berkata, seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu. Tetapi katakanlah, ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki. Karena ucapan Seandainya akan membuka pintu perbuatan setan.
Dia mengatakan, dalam hadits ini ada tiga hal yang dapat kita ambil manfaatnya. Pertama, jika mau sehat, maka kita harus bersungguh-sungguh untuk meraihnya. Misal, berolahraga.
Kedua, hendaklah kita selalu memohon pertolongan Allah. Kita harus optimistis dalam hidup tidak boleh pesimistis.
Ketiga, jika seseorang mengalami kegagalan, maka sebaiknya kita mengatakan qadarullah atau telah ditakdirkan Allah, agar orang yang mengalami kegagalan tidak berduka cita.
Dia menambahkan, yang harus diingat pertama, sifat Allah tidak boleh digunakan hal-hal yang negatif atau yang buruk. Kedua, Allah tidak melegalisasi sesuatu yang tidak baik. Ketiga, jika banyak yang menghilangkan simbol-simbol Islam, maka Allah akan menggantikan dengan generasi yang baru. (*)
Penulis Hilman Sueb Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post