ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Minggu, Agustus 14, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Ummu Habibah, Kisah Nestapa di Tanah Hijrah

Jumat 6 Maret 2020 | 11:03
5 min read
580
SHARES
1.8k
VIEWS
ADVERTISEMENT
ilustrasi kisah Ummu Habibah.
ilustrasi kisah Ummu Habibah.

PWMU.CO– Ummu Habibah, nama ini populer di sejarah Islam. Nama aslinya Ramlah, anak perempuan Abu Sufyan. Bapaknya bangsawan Quraisy dan pedagang yang sukses. Ramlah mempunyai anak perempuan bernama Habibah karena itulah dia populer dengan panggilan Ummu Habibah.

Suaminya, Ubaidillah bin Jahsy, termasuk segelintir penduduk Mekkah yang menolak tradisi penyembahan berhala. Begitu mendengar Nabi Muhammad menyerukan Islam, dia termasuk orang Mekkah yang menyambut ajaran ini.

Di Mekkah, Ubaidillah mempunyai komunitas para pencari tuhan. Komunitas ini mendiskusikan tentang agama Ibrahim dan berusaha menggali ajarannya.

Teman Ubaidillah antara lain Waraqah bin Naufal yang paling tua. Waraqah memilih agama Nasrani dan menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Arab selama sisa hidupnya di Mekkah.

Lalu ada Utsman bin Al Huwairits yang mengembara ke Damaskus. Bergaul dengan orang-orang Nasrani akhirnya memeluk agama itu dan menjadi pejabat di istana Rumawi.

Kemudian Zaid bin Amr. Pergi ke Syam menemui beberapa rahib Yahudi dan Nasrani mendiskusikan masalah agama. Lalu dia bertemu dengan pendeta di daerah Balqa yang mengatakan, agama Ibrahim yang dicarinya justru muncul di negerinya sendiri dibawa oleh seorang nabi yang kemunculannya dalam waktu dekat. Dia pulang ke Mekkah. Namun dalam perjalanan saat di kota Lakhm, penduduk setempat membunuhnya.

Hijrah ke Abesinia, Suaminya Murtad

Hanya Ubaidillah bin Jahsy yang memilih Islam. Ketika Nabi menyarankan hijrah ke Abesinia (Habasyah), dia menyambut seruan itu. Dia ajak istrinya, Ummu Habibah, dan anaknya, bergabung dengan rombongan hijrah gelombang kedua.

Pemimpin rombongan hijrah ini Ja’far bin Abu Thalib. Keluarga Ummu Habibah berangkat didampingi bekas budak Abu Sufyan yaitu Barakah binti Yasar dan suaminya, Qais bin Abdullah.

Setiba di Abesinia, rombongan ini disambut oleh muhajirin yang lebih dulu tiba. Mereka diberi tempat tinggal bergabung dengan muhajirin sebelumnya.

Di negeri ini Ubaidillah bin Jahsy seperti menemukan teman diskusi saat berkenalan dengan pendeta  Nasrani. Dia meneruskan kesukaannya membahas masalah ketuhanan dan isi Alkitab.

Sayangnya, lambat laun, hari demi hari  ternyata diskusi dan pergaulannya di negara Abesinia yang mayoritas Nasrani itu memengaruhi keislaman Ubaidillah. Dia tinggalkan Islam menjadi Kristen.

Bisa jadi dia merasakan agama Kristen Abesinia yang lebih sesuai dengan apa yang dicarinya. Setiap kali bertemu dengan muhajirin teman-temannya, Ubaidillah selalu berkata, ”Kami telah melihat, sedang kalian berusaha untuk melihat tapi tidak dapat melihatnya.”

Maksud kalimat itu dapat ditafsirkan, menurut pikiran Ubaidillah, dia sudah menemukan dan melihat agama yang benar di depan matanya sekarang di Abesinia. Sedangkan teman-temannya walaupun melihatnya tapi dianggap tidak bisa menemukan kebenarannya.

Rumah Tangga Ummu Habibah Berantakan

Tentu saja murtadnya Ubaidillah bin Jahsy membuat  istrinya nelangsa. Istrinya tetap percaya dengan Islam sesuai niatnya hijrah ke Abesinia ini untuk mempertahankan agama dari tekanan orang Quraisy. Ummu Habibah tidak mau mengikuti pilihan suaminya.

Di negeri pengungsian itu, kegiatan suami istri ini menjadi berbeda. Istri dan anaknya berkumpul bersama muhajirin untuk membaca dan mendalami Alquran yang sudah diturunkan di masa itu.

Sementara suami berkumpul dengan teman-teman barunya di gereja atau di rumah orang Abesinia sambil minum khamr. Kebebasan minum khamr ini mungkin juga yang membuat Ubaidillah memilih Kristen.

Dalam sebuah riwayat, Ummu Habibah  menceritakan tentang suaminya. ”Aku melihat dalam tidurku, suamiku dalam gambaran terburuk dan terjelek. Aku ketakutan. Aku berkata, ”Demi Allah, dia telah berubah.”

Pagi harinya, kata dia, suaminya berkata, sudah berpikir dan memutuskan bahwa agama terbaik untuk dimasuki adalah Nasrani. Dia berkata pada suaminya, tidak ada yang lebih baik bagimu kecuali Islam. Lalu dia ceritakan tentang apa yang dilihat dalam mimpinya. Tapi suaminya mengabaikan dan menjadi ketagihan minum-minum.

Suaminya  memberi Ummu Habibah pilihan. Minta diceraikan ataukah mengikutinya menjadi Nasrani. Dia minta suaminya kembali ke Islam. Penderitaan batin Ummu Habibah berlangsung hingga ada kabar kaum muslimin dan Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.

Hidup Menjanda di Tanah Hijrah

Beberapa waktu sesudah itu Ubaidillah bin Jahsy sakit dan mati. Maka hilanglah beban batin Ummu Habibah meskipun kini  dia menjanda di tanah rantau.

Kondisi Ummu Habibah sampai juga kabarnya ke telinga Nabi Muhammad disampaikan oleh muhajirin yang balik ke jazirah Arab ikut hijrah ke Madinah.

Kemudian Nabi Muhammad mengirim Amr bin Umayah ad Damiri ke Abesinia menemui Najasyi untuk membahas pemulangan muhajirin. Kedatangan Amr bin Umayah ini terjadi setelah perang Khandaq tahun 5 Hijriyah.

Selain membicarakan pemulangan muhajirin, Amr bin Umayah juga menyampaikan pesan khusus Nabi Muhammad kepada Najasyi agar meminangkan Ummu Habibah menjadi istri Nabi serta membayarkan maharnya.

Najasyi kemudian menyuruh pelayan perempuan bernama Abraha ke rumah Ummu Habibah dengan pesan, Nabi Muhammad meminta Najasyi untuk melamarkannya dan menikahkan. Untuk itu Ummu Habibah diminta menunjuk walinya.

Permintaan itu tentu saja sangat mengagetkan Ummu Habibah. Tidak disangka ternyata kabar tentang dirinya sudah sampai kepada Rasulullah dan langsung memperhatikan nasibnya. Perempuan mana yang tidak bergembira hati dilamar oleh Rasulullah? Maka dia segera menunjuk Khalid bin Sa’id, kerabatnya yang juga ikut hijrah, menjadi walinya.

Acara akad nikah dilangsungkan di istana disaksikan pembesar kerajaan dan kaum muhajirin. Najasyi mewakili Rasulullah menyerahkan mahar sebesar 400 dinar kepada Khalid bin Sa’id. Kemudian Khalid bin Sa’id menikahkan Ummu Habibah dengan Rasulullah meskipun Rasul tidak hadir di tempat itu.

Saking gembiranya dengan pernikahan itu, Ummu Habibah begitu menerima maharnya, dia mengambil 50 dinar diberikan kepada Abraha yang melayaninya pada acara itu. Tapi Abraha menolak. Malah esok harinya Abraha membawa kayu gaharu, ambar, dan minyak wangi diberikan kepada Ummu Habibah sebagai bingkisan kepada Rasulullah sewaktu pulang ke Madinah.

Beberapa waktu kemudian muhajirin Abesinia menyiapkan diri menuju Madinah. Rombongan ini diangkut dua kapal. Maka Ummu Habibah jadi bahagia bisa hidup bersanding dengan orang besar seperti Rasulullah. (*)

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Tags: AbesiniaAbu SufyanhijrahSejarah Islam
SendShare236Tweet143Share

Related Posts

Tiga Tonggak Hijrah: Masjid, Piagam Madinah, dan Pasar

Jumat 29 Juli 2022 | 17:27
391

Prima Mari Kristanto Tiga Tonggak Hijrah: Masjid, Piagam Madinah, dan Pasar; Kolom oleh Prima Mari...

Perjalanan 6 Jam dengan Bus Mekah-Madinah, Teringat Beratnya Hijrah Nabi SAW

Jumat 29 Juli 2022 | 16:08
286

Saat melintasi gurun pasir dalam perjalanan dari Mekah ke Madinah (Dwo/PWMU.CO) Perjalanan 6 Jam dengan...

Dua Macam Hijrah, Ini yang Pahalanya Besar

Jumat 29 Juli 2022 | 11:20
314

Dua Macam Hijrah, Ini yang Pahalanya Besar (Ilustrasi freepik.com) Dua Macam Hijrah, Ini yang Pahalanya Besar; Oleh Ustadz...

Hukum Memperingati Hijrah Nabi atau Tahun Baru Islam

Jumat 29 Juli 2022 | 10:49
5.5k

Hukum Memperingati Hijrah Nabi atau Tahun Baru Islam (illustrast freepik.com) Hukum Memperingati Hijrah Nabi atau...

SDMM Ajak Siswa Memaknai Hijrah, Kemerdekaan, dan Juara

Rabu 18 Agustus 2021 | 11:43
245

Kepala SDMM Ria Pusvita Sari ketka memberikan sambutan dalam Puncak Gebyar Muharam dan Agustusan (Tangkapan...

Pentingnya Niat sebagai Pembeda Perbuatan

Jumat 7 Mei 2021 | 10:21
169

Kegiatan Pengajian Ramadhan yang dilaksanakan Smamsatu Gresik (M Ali Safaat/PWMU.CO) PWMU.CO – Pentingnya niat sebagai...

Raja Habasyah Masuk Islam setelah Terima Surat Nabi

Senin 23 November 2020 | 16:46
3.3k

Raja Habasyah Asham bin Abjar (ilustrasi dari film The Message). PWMU.CO- Raja Habasyah Afrika menerima...

Euforia Perang Uhud, Tragis Akibatnya

Minggu 18 Oktober 2020 | 10:19
394

Peziarah umrah mendaki Jabal Rumat, Gunung Uhud, tempat pasukan pemanah. Euforia kemenangan Perang Uhud, akibatnya...

Kisah Hijrah Umar bin Khaththab

Selasa 25 Agustus 2020 | 09:52
790

Ilustrasi kisah hijrah Umar bin Khaththab. (boombastis) Kisah Hijrah Umar bin Khaththab salah satu episode...

Abdurrahman bin Auf si Tangan Emas

Senin 24 Agustus 2020 | 05:40
1.2k

Ilustrasi Abdurrahman bin Auf sukses berdagang di pasar Yahudi Madinah. Abdurrahman bin Auf dijuluki si...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • PBS Teken MoU dengan King Sejong Institute untuk Smamio

    26144 shares
    Share 10458 Tweet 6536
  • Melawan Tuduhan-Tuduhan Salafi

    2532 shares
    Share 1013 Tweet 633
  • SMP Mutu Launching Kantor Layanan Lazismu, Pertama di AUM Pendidikan Surabaya

    16924 shares
    Share 6770 Tweet 4231
  • PWM DIY: Berjilbab bagi Siswa Muslimah Pengamalan Ajaran Agama

    1212 shares
    Share 485 Tweet 303
  • Lima Model Orang Muhammadiyah, Anda Termasuk yang Mana?

    4936 shares
    Share 1974 Tweet 1234
  • Muhammadiyah dan Salafi Itu Berbeda, 5 Hal Ini Penyebabnya

    727 shares
    Share 291 Tweet 182
  • Irjen Ferdy Sambo Tersangka, Din Syamsuddin: Bubarkan Satgassus Polri

    49041 shares
    Share 19616 Tweet 12260
  • Free Writing Mengagetkan Peserta Workshop Jurnalistik IPM Muhiba

    165 shares
    Share 66 Tweet 41
  • Strategi Salafi Masuk ke Masjid Muhammadiyah

    5373 shares
    Share 2149 Tweet 1343
  • Guru Besar ITS Ini Mengajak Pesantren Muhammadiyah Ngaji Alam Semesta

    130 shares
    Share 52 Tweet 33

Berita Terkini

  • Mimdaka Kembali Gelar Latihan Tapak SuciMinggu 14 Agustus 2022 | 09:59
  • Rahasia 8 Santri PMMP Borong Medali Jember Open Championship 2022Minggu 14 Agustus 2022 | 08:58
  • Belajar dari Kisah Abu Lahab di Living Quran SD MugebMinggu 14 Agustus 2022 | 07:57
  • Menghafal Al-Quran Tak Kenal UsiaMinggu 14 Agustus 2022 | 06:51
  • Qobilah HW MIM 15 Sooko, Pede Saja meski Seragamnya Berbeda di Acara PramukaMinggu 14 Agustus 2022 | 05:44
  • Pembekalan Ustadz dan Ustadzah Baru Panti Asuhan Al MizanMinggu 14 Agustus 2022 | 05:18
  • PWM DIY: Berjilbab bagi Siswa Muslimah Pengamalan Ajaran AgamaSabtu 13 Agustus 2022 | 21:39
  • Juara I Baca Puisi Porsadin Bojonegoro, Siswa SDM 3 ICP Sumberrejo Melaju ke ProvinsiSabtu 13 Agustus 2022 | 21:20
  • Karnaval SMKM
    Karnaval SMKM Duta, Ini Pemenang Lomba CosplaySabtu 13 Agustus 2022 | 21:03
  • Ekskul Jurnalistik SMAM 1 Trenggalek Meliput Adab sebelum Shalat BerjamaahSabtu 13 Agustus 2022 | 21:02

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In