PWMU.CO – Sebagai upaya untuk mengurai benang kusut yang kerap terjadi pada profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di Indonesia, Pengurus Pusat Forum Guru Muhammadiyah (FGM) bersilaturrahim dengan Direktorat Jendral (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud RI.
5 anggota FGM yang didampingi Sekretaris dan Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, M. Alpha A PhD., Dr. Sungkowo, Drs. Imron Hanafi MA dan H. Supan M.Pd. diterima langsung Dirjen GTK Sumarna SPhD. di Gedung D Kemendikbud RI Jakarta, Senin (8/8).
Dalam pertemuan itu disampaikan tiga hal. Pertama, perkenalan dan penyampaian program-program FGM. Kedua, problematika seputar profesi PTK, NUPTK, inpasing, sertifikasi dan UKG. Kemudian tentang jam mengajar, ligalisir maupun sinkronisasi Dapodik.
(Baca: Ada Empat Tipe Guru, Anda Masuk yang Mana?)
“Terakhir, ketiga adalah tentang Kurikulum-13 (K13). Khususnya tentang mata pelajaran (mapel) bahasa Arab dan KM,” kata Fahri selaku Ketua FGM.
Atas inisiasi pertemuan FGM itu, Ditjen GTK Sumarna memberi apresiasi. Bahkan Sumarna menaruh perhatian besar terhadap pokok-pokok pikiran yang disampaikan FGM.
“Kedepan, Sumarna berharap FGM bisa menjadi mitra dan dapat bersinergi dengan program-program yang ada di Ditjen GTK,” tutur Fahri.
Fahri menambahkan, hasil penting dari pertemuan itu, Sumarna berjanji akan memberikan sekolah-sekolah Muhammadiyah (SD, SMP dan SMA/SMK) bantuan untuk pembangunan sarana penunjang sekolah. Seperti tempat ibadah dan sarana olah raga, serta sarana penunjang pendidikan lainya.
(Baca: Berapa Gaji Guru Sekolah Muhammadiyah? “6 Koma”, begitu Kata DR Abd. Mu’ti)
“Nilai bantuan yang diberikan senilai Rp 35 juta. Itu tersedia 140 paket dan diutamakan bagi sekolah dengan kategori kecil,” ungkapnya.
Selain bantuan sarana, lanjut Fahri juga tersedia dana-dana bantuan untuk workshop guru yang tergabung dalam MGMP. “Itu bagi guru tetap yang belum dapat tunjangan dari Yayasan dan guru yang belum S1,” terangnya. (aan)