Kisah Siswa Matsmunam Juara I Tahfidh

Kisah siswa Matsmunam Banyutengah Panceng Gresik menorehkan prestasi tahfidh untuk kategori 2 juz (29-30) ajang FFU #4 di UMG, Sabtu (7/3/20).
Wildah Maghfiroh (paling kanan) saat menerima tropi dan uang pembinaan juara I tahfidz 2 juz (29-30) (Anshori/PWMU.CO)

PWMU.CO – Kisah siswa Matsmunam Banyutengah Panceng Gresik menorehkan prestasi tahfidh untuk kategori 2 juz (29-30) ajang FFU #4 di UMG, Sabtu (7/3/20).

FFU #4 Tahun 2020 digelar Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik bersama Prodi PSD FKIP Universtas Muhammadiyah Gresk (UMG)

Prestasi ini memperbaiki prestasi yang diraih dalam FFU (Festival Faqih Usman) #3 MTs Muhammadiyah 06 (Matsmunam) yang meraih juara di kategori siswa berprestasi dan masuk 10 besar olimpiade kategori mapel IPA.

Wildah Maghfiroh, siswa yang duduk di kelas VIII mengharumkan nama Matsmunam. Cewek ini adalah santri Pondok Pesantren Tahfidh Al Azhar Muhammadiyah Banyutengah, Panceng, Gresik.

Wildah—sapaan akrabnya—adalah anak yang low profil. Dia tidak banyak tingkah bahkan cenderung menyembunyikan kemampuan aslinya dari teman atau orang lain.

Wildah awalnya kurang percaya diri ketika diminta untuk masuk di kategori tahfidh 2 juz. Guru juga melihat ada kemampuan lebih di mapel matematika.

Namun karena peluang untuk mendapatkan juara relatif kecil dengan melihat para pesaing terutama siswa sekolah di kota, maka ia positif didaftarkan dikategori tahfidh 2 juz.

Tidak selesai di situ saja, kegundahan Wildah muncul kembali. Ketika teman-temannya memberi masukan agar memilih kategori juz 30 saja, alasannya karena ia lebih menguasai.

Respon itu dilanjutkan dengan menghadap kepala Matsmunam untuk minta mengubah formasi kategori yang telah diputuskan.

Namun dengan alasan sudah resmi didaftarkan dan memotivasi agar tetap fokus berlatih dengan pilihan awal, maka si anak pun semakin mantab.

“Mbak Wildah, karena nama kamu sudah didaftarkan resmi dengan pilihan kategori tahfidh 2 juz, maka sudah tidak bisa diubah lagi formasinya,” ujar Anshori SThI kepala Matsmunam tentang kisah siswa Mtsmunam.

Dijelaskan, Wildah harus manfaatkan sisa waktu yang ada untuk fokus berlatih menyiapkan diri guna menghadapi lomba ini, tentu dengan pilihan kategori yang sudah dipilih.

Wildah pun masih nampak wajah gugup, tidak percaya diri, saat berangkat ke lokasi lomba. Dalam perjalanan dia lebih banyak diam dan hanya sesekali bercanda untuk menutupi rasa kegugupan itu.

Kegundahan semakin memuncak, tatkala melihat satu persatu peserta maju diuji oleh tim juri. Kegugupan Wildah semakin memuncak meskipun dia dipanggil urutan yang terakhir.

Harap Cemas Menunggu Pengumuman

Jarum jam menunjukkan angka 12, artinya tiga jam sudah berlalu. Namun Wildah belum terlihat. Di kala semua peserta lain sudah keluar bahkan selesai menunaikan jamaah shalat Dhuhur.

Menurut tim juri, karena peserta juga materinya lebih banyak dibanding kategori lain. Akibatnya kategori tahfidh 2 juz paling akhir menyelesaikan rangkaian lombanya.

Ketika semua kategori sudah menyelesaikan rangkaian tahap pertama bahkan proses pengumuman 10 besar yang lolos ke babak kedua, tahfidh 2 juz belum menyelesaikan tahap pertamanya.

Hingga tiga jam selanjutnya, sekitar pukul 4 sore lebih, pengumuman itu dilakukan oleh tim juri.

“Wildah masuk sepuluh besar dan berhak mengikuti babak kedua,” kata Moh Irfan Dhani salah satu temannya yang juga ikut dalam ajang ini.

Sejurus kemudian datang informasi dari WhatsApp yang menyebutkan Wildah meraih juara I tahfidh 2 juz.

Rasa Bahagia Campur Aduk

Rasa bahagia Wildah campur aduk. Dia masih tidak percaya bisa meraih juara I padahal peserta lainnya juga hebat-hebat.

Siti Musarofah ibu Wilda, mengaku sangat bersyukur ketika mendengar anaknya berhasil meraih juara I tahfidh.

“Alhamdulillah, kami bahagia sekali, terharu serta bangga mempunyai anak penghafal al quran serta meraih juara 1 lomba tahfidh. Semoga prestasi ini menjadikan anak kami lebih bersemangat menghafalkan al-Quran dan lebih sholehah lagi,” ungkapnya sambil berkaca-kaca. (*)

Penulis Anshori. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version