• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Senin, Maret 8, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Featured

Wabah di Masa Khalifah Umar, Begini Cara Bertindak

Selasa 24 Maret 2020 | 10:54
in Featured
753
SHARES
1.8k
VIEWS
Wabah di masa Khalifah Umar pernah terjadi di Negeri Syam. Foto Masjid Umaiyah Damaskus.
Wabah di masa Khalifah Umar pernah terjadi di Negeri Syam. Foto Masjid Umaiyah Damaskus.

Wabah di masa Khalifah Umar bin Khaththab pernah terjadi di saat penaklukan negeri Syam. Beginlah cara Umar dan para sahabat menyikapi dan bertindak atas wabah ini.

PWMU.CO-Wabah penyakit pernah terjadi di masa pemerintah Khalifah Umar bin Khaththab ra. Wabah terjadi pada masa akhir penaklukan Negeri Syam yang dipimpin Panglima Amir bin Abdullah bin Jahrah yang populer dipanggil Abu Ubaidah.

Melihat keberhasilan pasukannya, Khalifah Umar membawa rombongan besar pergi ke Negeri Syam mengunjungi daerah yang sebelumnya dikuasai Rumawi itu. Tiba di daerah Syaragh, menjelang masuk negeri Syam rombongan khalifah berisitirahat membuka tenda.

Panglima sekaligus merangkap Gubernur syam Abu Ubaidah ditemani pembesarnya datang menemui Khalifah Umar. Mereka menerangkan wabah penyakit sedang terjadi di Syam.

Pusat wabah awalnya di desa bernama Amawas tapi kemudian menyebar ke daerah lainnya. Maka di masa itu dikenal sebagai Thaun Amawas atau wabah Amawas. Ada yang menyebut wabah itu penyakit pes. Lainnya mengatakan wabah kolera, sebagian lagi penyakit borok bernanah.

Desa ini terletak antara kota Ramallah dengan Baitul Maqdis. Akibat wabah itu sudah menewaskan ribuan penduduk, termasuk ada di antaranya para sahabat Rasulullah saw.

Khalifah Umar Minta Pendapat Sahabat

Mendapat laporan wabah ini Khalifah Umar meminta pendapat para sahabat apakah terus memasuki Syam atau pulang. Riwayat dari Abdullah bin Abbas menceritakan, Khalifah Umar meminta dipanggilkan para senior muhajirin di antara rombongan untuk dimintai pendapatnya.

Ternyata ada perbedaan pendapat. Sebagian sahabat muhajirin ngotot meneruskan perjalanan sesuai tujuan. ”Anda telah keluar untuk suatu urusan penting, karena itu kami berpendapat, tidak selayaknya pulang begitu saja.”

Tapi sahabat muhajirin lainnya berpendapat terlalu berisiko masuk ke daerah wabah. ”Anda datang membawa rombongan besar di antaranya para sahabat Rasulullah saw. Kami tidak sependapat jika Anda menghadapkan mereka kepada wabah penyakit ini.”

Baca Juga:  Kisra Persia Merobek Surat Nabi, Begini Nasib Kekuasaannya

Kemudian Khalifah Umar meminta Abdullah bin Abbas memanggilkan senior kaum anshor yang ikut rombongan.  Ternyata juga terjadi dua pendapat seperti tadi. Giliran berikutnya diminta pemimpin-pemimpin Quraisy yang Islam sebelum penaklukan Makkah.

Mereka menyarankan, sebaiknya balik pulang bersama rombongan jangan menghadapkan bahaya wabah ini kepada mereka. Setelah mendengar semua masukan Khalifah Umar memutuskan kepada rombongannya, ”Besok pagi-pagi kita kembali pulang. Karena itu bersiap-siaplah kalian!”

Abu Ubaidah Tanyakan Keputusan Umar

Mendengar keputusan itu Panglima Abu Ubaidah bin Jarrah ada rasa kecewa karena batal kunjungan ke wilayahnya. Lalu dia bertanya, ”Apakah kita hendak lari dari takdir Allah?”

Umar balik bertanya, ”Mengapa kamu bertanya demikian, Abu Ubaidah? Ya, kita lari dari takdir Allah kepada takdir Allah.”

Kemudian Umar berkata, bagaimana pendapatmu, seandainya kamu mempunyai seekor unta, lalu kamu turun ke lembah yang mempunyai dua sisi. Yang satu subur dan yang lain tandus. Bukanlah jika kamu menggembalakannya di tempat yang subur, kamu menggembala dengan takdir Allah juga, dan jika kamu menggembala di tempat tandus kamu menggembala dengan takdir Allah juga?

Dalam situasi ketegangan itu sahabat Abdurrahman bin Auf datang. Lalu dia menuturkan, ”Aku mengerti masalah ini. Aku mendengar Rasulullah mengatakan, jika kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu datangi negeri itu. Kalau wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, maka janganlah keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri.”

Mendengar perkataan Abdurrahman bin Auf, Khalifah Umar langsung berucap syukur karena makin menguatkan keputusannya untuk balik pulang ke Madinah.

Baca Juga:  Pakar Ayat Semesta Dikukuhkan Jadi Guru Besar ITS

Abu Ubaidah Diminta Pulang oleh Khalifah Umar

Usai kunjungan yang batal itu Abu Ubaidah kembali menjalankan tugasnya mengurusi negeri Syam dan mengupayakan menghentikan wabah. Dia berkata kepada rakyat,”Wahai manusia, sesungguhnya penyakit ini adalah rahmat dari Tuhan kalian dan panggilan dari Nabi kalian, juga membawa kematian orang-orang saleh sebelum kalian.”

Sepulang dari Syam Khalifah Umar memikirkan keselamatan Abu Ubaidah, sahabat yang disayangi dan dipuji  Rasulullah itu. Maka dia mengirim utusan kepada Abu Ubaidah membawa surat perintahnya.

”Wahai Abu Ubaidah, aku sangat membutuhkanmu. Bila kamu menerima surat ini di malam hari, kusarankan engkau berangkat sebelum fajar. Bila kamu menerimanya di siang hari, berangkatlah sebelum matahari terbenam dan cepatlah kembali kepadaku.”

Usai membaca surat itu Abu Ubaidah berkata, ”Aku tahu Amirul Mukminin memerlukanku. Ia ingin menyelamatkan nyawa seseorang, yang bagaimana pun tak akan abadi.” Lantas dia menulis surat balasan kepada Khalifah Umar.

”Wahai Umar, aku tahu engkau membutuhkanku. Namun aku berada di antara pasukan kaum muslim dan tidak ada keinginanku untuk menyelamatkan diri dan meninggalkan mereka di sini. Aku tidak ingin berpisah dengan mereka hingga Tuhan memutuskan yang lain. Maka saat engkau menerima surat ini, mohon bebaskan aku dari perintahmu dan izinkan aku untuk tinggal bersama pasukanku.”

Khalifah Umar Menangis

Saat surat balasan itu diterima Umar dan dibaca langsung air matanya meleleh hingga orang-orang di dekatnya bertanya. ”Apakah Abu Ubaidah telah meninggal, wahai Amirul Mukminin?”

”Tidak,” jawab Umar. ”Tapi kematian tengah datang mendekatinya.”

Memang Gubernur Abu Ubaidah akhirnya tertular penyakit ini. Dalam kondisi sakit parah Abu Ubaidah menyampaikan wasiat kepada pasukannya.

Baca Juga:  Negeri Habasyah Larang Bangun Masjid di Kota Axum

”Dirikanlah shalat, berpuasa di bulan Ramadhan, keluarkan sedekah, laksanakanlah haji dan umrah. Tetaplah bersatu dan saling mendukung satu sama lain. Jujurlah kepada pimpinanmu dan jangan menyembunyikan apapun dari mereka. Jangan sampai dunia dan segala isinya menghancurkanmu dari jalan Allah karena kalaupun seseorang hidup seribu tahun lamanya, ia akan tetap menjelang kematian seperti yang tengah engkau saksikan terjadi kepadaku saat ini.”

Abu Ubaidah lalu menyerahkan kekuasaan kepada Mu’adz bin Jabal dengan pesan, ”Wahai Mu’adz, pimpinlah kami dalam shalat.” Dalam shalat itu, Abu Ubaidah wafat dalam usia 58 tahun. Itu terjadi tahun 18 Hijriyah atau 640 Masehi.

Lalu Mu’adz bin Jabal ra menggantikan menjadi panglima dan gubernur. Keluarga Mu’adz juga tertular penyakit ini. Pertama putranya, Abdurrahman, yang akhirnya meninggal. Tak lama setelah itu Mu’adz sendiri terjangkit. Di masa akhir hayatnya dia berkata, ”Dengan ini, aku tidak mencintai sedikitpun bagianku di dunia.” Setelah itu Mu’adz meninggal juga.

Wabah ini juga menyebabkan meninggalnya beberapa tokoh penting di antara pasukan kaum muslim di Syam seperti Suhail bin Amr, Syurahbil bin Hasanah, dan Abu Jandal bin Suhail.

Amru bin Ash Mengatasi Wabah

Kepemimpinan negeri Syam selanjutnya dipegang Amru bin Al-Ash. Dia termasuk pemimpin yang cerdas. Dia melihat wabah ini seperti api yang berkobar. Selama masih ada kayu bakar maka akan terus menyala.

Kemudian dia berkata kepada rakyatnya. “Wahai manusia, sesungguhnya penyakit ini apabila menimpa maka ia akan bekerja bagaikan bara api maka bentengilah dari penyakit ini dengan berlari ke gunung-gunung.” 

Dia memerintahkan karantina orang yang sakit tidak boleh keluar. Orang-orang sehat diminta mengungsi ke gunung agar tak tertular. Kebijakan itu berlaku hingga wabah penyakit ini hilang.

Demikian kisah wabah di masa Khalifah Umar bin Khaththab dan para sahabat yang berbeda-beda menyikapinya. (*)

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Tags: Abu Ubaidah bin JarahNegeri SyamSugeng PurwantoUmar bin KhaththabWabah
Share416Tweet141SendShare

Related Posts

Sumur Zamzam
Featured

Sumur Zamzam Ternyata Pernah Ditimbun

Minggu 28 Februari 2021 | 05:27
418
Pendekar mabuk
Kolom

Pendekar Mabuk, Al Capone, Bisnis Miras

Sabtu 27 Februari 2021 | 09:51
288
Pendiri Zoom Eric Yuan
Featured

Pendiri Zoom Kaya Raya saat Pandemi

Kamis 25 Februari 2021 | 20:20
1.1k
Bisnis kuliner Tan Mei Hwa
Kabar

Bisnis Kuliner Tan Mei Hwa, Setahun Buka Empat Warung

Rabu 24 Februari 2021 | 16:12
12.8k
Serangan sekuler
Kolom

Serangan Sekuler Mretheli Umat Islam

Senin 22 Februari 2021 | 17:36
410
Sumber motivasi ini
Kolom

Sumber Motivasi Ini, Jadikan Muhammadiyah Besar

Minggu 21 Februari 2021 | 09:39
480

Discussion about this post

Berita Terbaru

BIK Virtual, Biasakan Siswa SD Muhida Bangun Malam

BIK Virtual, Biasakan Siswa SD Muhida Bangun Malam

Senin 8 Maret 2021 | 16:16
Versi Supersemar

Naskah Supersemar ternyata Ada Empat

Senin 8 Maret 2021 | 15:12
Aisyiyah dan Umsida Evaluasi Program Pendampingan Panti

Aisyiyah dan Umsida Evaluasi Program Pendampingan Panti

Senin 8 Maret 2021 | 14:56
New Normal dan Roller Coaster Berhantu, kolom inspiratif ditulis oleh Anwar Hudijono, independent columnist.

Moeldoko di Antara Pandemi Politik

Senin 8 Maret 2021 | 14:35
Pertama Terjun Langsung Liput Prof Din Syamsuddin

Pertama Terjun Langsung Liput Prof Din Syamsuddin

Senin 8 Maret 2021 | 13:29
Perjalanan Lima Hari Sudex Musasi-Mulan

Perjalanan Lima Hari Sudex Musasi-Mulan

Senin 8 Maret 2021 | 11:24
Saat Dewan Sughli Sidoarjo Merawat Pusdiklat HW

Saat Dewan Sughli Sidoarjo Merawat Pusdiklat HW

Senin 8 Maret 2021 | 10:20
Cerita Pak AR Tinggal di Kontrakan yang Dihuni Jin ini mencuplik buku Biografi Pak AR karya Sukriyanto AR—anak Pak AR. Yang menerbitkannya Penerbit Suara Muhammadiyah, Mei 2017.

Kisah Pak AR Nyaris Makmum pada Orang Gila

Senin 8 Maret 2021 | 09:30
Cerita Lazismu Jatim Dapat Wakaf Ganda: Vario dan Xenia

Cerita Lazismu Jatim Dapat Wakaf Ganda: Vario dan Xenia

Senin 8 Maret 2021 | 08:19
Sesat pikir produk asing

Sesat Pikir Benci Produk Asing

Senin 8 Maret 2021 | 07:16

Milad PWMU.CO

Pertama Terjun Langsung Liput Prof Din Syamsuddin
Milad PWMU.CO

Pertama Terjun Langsung Liput Prof Din Syamsuddin

Senin 8 Maret 2021 | 13:29
268

Moh. Hilman Sueb: Pertama Terjun Langsung Liput Prof Din Syamsuddin Pertama Terjun Langsung Liput Prof Din Syamsuddin, penulis Moh. Hilman...

Read more
Dari ‘Yang Penting Menulis’ Menjadi ‘Menulis yang Penting Bagus’

Dari ‘Yang Penting Menulis’ Menjadi ‘Menulis yang Penting Bagus’

Jumat 5 Maret 2021 | 21:37
152
Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO

Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO

Rabu 3 Maret 2021 | 08:17
151
Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Selasa 2 Maret 2021 | 05:56
352
Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Senin 1 Maret 2021 | 20:21
183

Berita Terpopuler

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    320699 shares
    Share 128280 Tweet 80175
  • Emil Dardak: Budidaya Porang Sangat Menjanjikan

    18562 shares
    Share 7425 Tweet 4641
  • Arloji KW Moeldoko dan KLB Original

    3510 shares
    Share 1404 Tweet 878
  • Teladan Buruk sang Jenderal Pensiunan

    14150 shares
    Share 5660 Tweet 3538
  • Dakwah Digital Tak Sekadar tentang Konten

    78724 shares
    Share 31490 Tweet 19681
  • Kisah Peluru Menembus Kopiah Ki Bagus Hadikusumo

    448 shares
    Share 179 Tweet 112
  • Din Syamsuddin: KLB Deli Serdang Rusak Tatanan Demokrasi

    387 shares
    Share 155 Tweet 97
  • Jamu Tolak Virus Corona ala Berlian School

    2022 shares
    Share 809 Tweet 506
  • Demokrasi Kambing dan Bebek

    552 shares
    Share 221 Tweet 138
  • Muhammadiyah Kembali Luruskan Kiblat Pendidikan Nasional

    1453 shares
    Share 581 Tweet 363
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In