• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Minggu, April 11, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Headline

Alasan Spiritual Bung Karno Memilih Angka 17 untuk Bacakan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945

Rabu 17 Agustus 2016 | 08:07
in Headline, Kabar
58
SHARES
180
VIEWS
Bung Karno saat membacakan proklamasi Kemerdekaan RI pada 9 Ramadhan 1364 H yang bertepatan dengan 17 Agustus 1945 (foto: wikipedia.org)
Bung Karno saat membacakan proklamasi Kemerdekaan RI pada 9 Ramadhan 1364 H yang bertepatan dengan 17 Agustus 1945 (foto: wikipedia.org)

PWMU.CO – Di sebuah  pondok  bambu berbentuk panggung  di tengah persawahan Rengasdengklok, 8 Ramadhan 1364, atau 16 Agustus 1945. Siang itu terjadi perdebatan panas. Para pemuda yang menculik Soekarno dan Hatta menekan keduanya untuk melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia saat itu juga! Perdebatan berlangsung seru, bahkan nada ancaman pun datang silih berganti.

Puncaknya, Bung Karno pun beranjak dari kursinya dengan kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara. “Kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia.” Kalimat tegas itu keluar dari mulut Soekarno yang bersikeras memproklamirkan kemerdekaan RI besok harinya, 17 Agustus 1945. 9 Ramadhan 1364 H.

“Saya seorang yang percaya pada mistik,” lanjut Soekarno menjelaskan pemilihan 17. Kata ‘mistik’ memang terkesan erat dengan takhayul dan khurafat, tetapi apa yang dilakukan Soekarno 71 tahun lalu tampaknya jauh dari dua makna negatif tentang ‘mistik’ yang selama ini terkesan dengan kemusyrikan.

“Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik,” kata Soekarno yang direkam secara jelas oleh saksi sejarah, Lasmidjah  Hardi.

Baca Juga:  Ahmad Dahlan, Cucu KH Ahmad Dahlan yang Gugur dalam Pertempuran Pertahankan Kemerdekaan RI

“Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang  berada  dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua  berpuasa, ini berarti saat yang paling suci  bagi kita. Tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu  Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat  suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia,” lanjut Soekarno.

Meski alasan Soekarno masih kurang disetujui para pemuda yang menginginkan proklamasi saat itu juga, 16 Agustus, Soekarno-Hatta tetap tidak bergeming. Setelah melalui perundingan yang lama dengan negosiator Achmad Subardjo, kedua proklamator itu akhirnya dapat dibawa kembali ke Jakarta.

Sampai di Ibukota sekitar pukul 23.00 wib, mereka menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol 1, setelah menurunkan Fatmawati dan Guruh di rumah Soekarno. “Rumah Laksamada Maeda dipilih sebagai tempat penyusunan teks Proklamasi karena sikap Maeda sendiri yang memberikan jaminan keselamatan pada Bung Karno dan tokoh-tokoh lainnya,” kenang Achmad Subardjo, Menteri Luar Negeri pertama RI.

Setelah sempat menemui kepala  pemerintahan umum (Somobuco), Mayor Jenderal Nishimura, keduanya balik lagi ke rumah ini untuk membicarakan langkah menuju kemerdekaan RI.

Baca Juga:  Religiusnya Soekarno yang Selalu Ingatkan Kemerdekaan Itu Berkat Rahmat Allah di Setiap Peringatan HUT RI

Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itu, Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks Proklamasi. Sedangkan  tokoh-tokoh lainnya,  baik  golongan tua maupun  pemuda, menunggu di serambi muka. Maeda, sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di  lantai dua ketika peristiwa itu berlangsung. Perumusan proklamasi berjalan secara alot, hingga penyelesaiannya hampir Subuh, 04.00 wib.

Setelah selesai merumuskan teks Proklamasi, ketiganya menuju serambi muka untuk menemui orang-orang yang berkumpul di  ruangan itu. Soekarno membuka pertemuan itu dengan membacakan rumusan teks Proklamasi yang masih merupakan konsep.

“Sementara teks Proklamasi diketik, kami  menggunakan kesempatan untuk mengambil makanan dan minuman dari ruang dapur, yang telah disiapkan sebelumnya  oleh tuan rumah kami yang telah pergi ke kamar tidurnya di tingkat atas. Kami belum makan apa-apa, ketika meninggalkan Rengasdengklok. Bulan itu adalah bulan suci Ramadhan dan waktu hampir habis untuk makan sahur, makan terakhir sebelum sembahyang subuh,” lanjut Soebardjo.

Dalam penanggalan, waktu shalat Subuh pada 17 Agustus 1945 jatuh pada pukul 4.47 wib untuk wilayah Jakarta. Artinya, masih ada waktu untuk makan sahur selama 43 menit bagi pemimpin bangsa itu. Mereka menyantap makan sahur dengan lahap. Selain karena berbuka puasa ‘sekedarnya’ pada puasa sebelumnya, kenikmatan sahur Jum’at itu juga karena bangsa ini akan memasuki era Indonesia baru yang merdeka.

Baca Juga:  3 Fase Keagamaan Bung Karno: dari Muslim KTP Jadi Muslim yang Yakin

Hari  Jumat, 17 Agustus 1945, pukul  05.00 wib, setelah shalat Subuh, para pemimpin dan pemuda bangsa itu keluar dari rumah Laksamana Maeda. Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan  kemerdekaan bangsa Indonesia hari  itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi.

Sementara  itu, rakyat yang telah mengetahui  akan dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan telah berkumpul. Rumah Soekarno dipadati pemuda dan rakyat yang berbaris teratur, dan beberapa orang  tampak gelisah khawatir akan dikacau Jepang. Waktu itu Soekarno sedang sakit. Malamnya panas dingin terus-menerus  dan baru  tidur  setelah selesai merumuskan teks Proklamasi.

Para undangan dan rakyat yang telah menunggu  sejak pagi, mulai tidak sabar. Mereka sangat berharap agar Proklamasi segera dilakukan. Namun, Bung Karno tidak mau membacakan teks Proklamasi tanpa kehadiran Mohammad Hatta.

Selanjutnya halaman 2

Page 1 of 2
12Next
Tags: Ahmad Mansyur SuryanegaraCucu KH Ahmad DahlanProklamasi 8 AgustusSoekarno Muslim
Share23Tweet15SendShare

Related Posts

Ahmad Dahlan, Cucu KH Ahmad Dahlan yang Gugur dalam Pertempuran Pertahankan Kemerdekaan RI
Headline

Ahmad Dahlan, Cucu KH Ahmad Dahlan yang Gugur dalam Pertempuran Pertahankan Kemerdekaan RI

Kamis 18 Agustus 2016 | 19:05
420
3 Masjid yang Jadi Monumen Perjuangan Merebut Kemerdekaan RI
Kabar

3 Masjid yang Jadi Monumen Perjuangan Merebut Kemerdekaan RI

Kamis 18 Agustus 2016 | 18:41
124
Religiusnya Soekarno yang Selalu Ingatkan Kemerdekaan Itu Berkat Rahmat Allah di Setiap Peringatan HUT RI
Kabar

Religiusnya Soekarno yang Selalu Ingatkan Kemerdekaan Itu Berkat Rahmat Allah di Setiap Peringatan HUT RI

Rabu 17 Agustus 2016 | 14:21
244
3 Fase Keagamaan Bung Karno: dari Muslim KTP Jadi Muslim yang Yakin
Headline

3 Fase Keagamaan Bung Karno: dari Muslim KTP Jadi Muslim yang Yakin

Sabtu 9 Juli 2016 | 09:02
167
Soal Lahirnya Pancasila 1 Juni, Piagam Jakarta, dan Peran Politik Umat Islam
Headline

Soal Lahirnya Pancasila 1 Juni, Piagam Jakarta, dan Peran Politik Umat Islam

Rabu 1 Juni 2016 | 10:27
660
Begini Cerita Bung Karno Masuk Muhammadiyah
Headline

Begini Cerita Bung Karno Masuk Muhammadiyah

Kamis 28 April 2016 | 00:05
340

Discussion about this post

Berita Terbaru

Sanggar bimbingan

Sanggar Bimbingan Dibangun PCIM untuk Anak Buruh Migran di Malaysia

Sabtu 10 April 2021 | 22:34
Kwartir Wilayah

Kwartir Wilayah HW Jatim Rapat Virtual, Ini Pesannya

Sabtu 10 April 2021 | 21:55
SMK Muhammadiyah 2

SMK Muhammadiyah 2 Taman Gelar Ujian Kompetensi Keahlian

Sabtu 10 April 2021 | 19:48
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah

KH Ahmad Dahlan dan Keutamaan Khusyuk

Sabtu 10 April 2021 | 16:48
Nasyiatul Aisyiyah Sampaikan Duka atas Wafatnya Nadjib Hamid

Nasyiatul Aisyiyah Sampaikan Duka atas Wafatnya Nadjib Hamid

Sabtu 10 April 2021 | 16:34
Firasat sebelum Nadjib Hamid Wafat

Firasat sebelum Nadjib Hamid Wafat

Sabtu 10 April 2021 | 16:22
Kenangan Ustadz Nadjib Ngumpulno Balung Pisah, catatan Abdul Wahab, Jurnalis Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya tentang Nadjib Hamid.

Kenangan Ustadz Nadjib Ngumpulno Balung Pisah

Sabtu 10 April 2021 | 15:12
Inilah Juara Festival Faqih Usman Ke-5 Tahun 2021

Inilah Juara Festival Faqih Usman Ke-5 Tahun 2021

Sabtu 10 April 2021 | 14:27
Sekolah Ramadhan

Sekolah Ramadhan: Generasi Tangguh

Sabtu 10 April 2021 | 13:48
Kesalahan Fatal Komnas HAM

Kesalahan Fatal Komnas HAM

Sabtu 10 April 2021 | 12:39

Milad PWMU.CO

Rezeki Mahal di Tengah Covid. Kolom ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.
Headline

Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 11:42
15.6k

Mohammad Nurfatoni: Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO. (Sketsa ulang foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Tangis dan Tawa di Balik Berita...

Read more
Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 06:18
231
Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Minggu 21 Maret 2021 | 00:51
177
Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Minggu 21 Maret 2021 | 00:13
206
Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Sabtu 20 Maret 2021 | 17:35
249

Terpopuler Hari Ini

  • Tugas khusus

    Tugas Khusus dari Ustadz Nadjib

    4336 shares
    Share 1734 Tweet 1084
  • Ustadz Nadjib Telah Mudik Selamanya

    4492 shares
    Share 1797 Tweet 1123
  • Abdul Mu’ti: Mas Nadjib Selalu Bergembira Menolong

    3671 shares
    Share 1468 Tweet 918
  • Haedar Nashir: Muhammadiyah Kehilangan Kader Militan Nadjib Hamid

    4733 shares
    Share 1893 Tweet 1183
  • Din Syamsuddin: Pergaulan Nadjib Hamid Melintasi Batas Persyarikatan

    2687 shares
    Share 1075 Tweet 672
  • Teladan Digital Ustadz Nadjib Hamid

    2650 shares
    Share 1060 Tweet 663
  • Yakin Ada Skenario yang Lebih Baik di Balik Wafatnya Nadjib Hamid

    1402 shares
    Share 561 Tweet 351
  • Tugas Belum Selesai dari Mas Nadjib

    1310 shares
    Share 524 Tweet 328
  • Nur Cholis Huda: Tugas Apapun Akan Dilaksanankan Pak Nadjib

    1171 shares
    Share 468 Tweet 293
  • Hasil Akuisisi, RS Muhammadiyah Kalikapas Lamongan Diresmikan

    514 shares
    Share 206 Tweet 129
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In