ADVERTISEMENT
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Senin, Januari 30, 2023
  • Login
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Jadi Guru Anak dari Kantor, Ini 5 Tipsnya

Rabu 1 April 2020 | 21:36
7 min read
177
SHARES
553
VIEWS

Jadi Guru Anak dari Kantor, Ini 5 Tipsnya ditulis oleh Munahar, Kepala SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya. Meksi bekerja, orangtua tetap bisa ‘mengajari’ anak di rumah saat masa libur wabah Covid-19.


PWMU.CO – Beberapa hari yang lalu saya menulis 8 Tips Orangtua Jadi Guru di Rumah. Lalu muncul problem baru, bagaimana jika orangtua bekerja, sementara anak-anak ‘sekolah’ di rumah?

Tidak perlu khawatir. Dalam kondisi tertentu orangtua tidak harus selalu disamping anak dalam proses belajar. Termasuk orangtua yang bekerja. Karena yang paling utama adalah kehadiran.

Kehadiran yang saya maksud: Perhatian dan kasih sayang dari orangtua meskipun secara fisik tidak ADA di dekat mereka.

Perhatian dan kasih sayang ini merupakan kebutuhan dasar anak. Jika mampu dipenuhi, maka setengah dari proses belajar telah selesai.

Lalu bagaimana bentuk perhatian, kasih sayang, dan strategi yang perlu dilakukan supaya orangtua di kantor pun masih tetap bisa menjadi guru bagi anak-anaknya di rumah:

Pertama: Maksimalkan bersama Anak sebelum Kerja

Saya memiliki pengalaman. Ada dua murid dengan jawaban yang berbeda setelah saya tanya kegiatan yang dilakukan sebelum berangkat sekolah.

Murid 1: Saya tadi shalat Subuh di masjid bersama ayah. Jalan kaki. Setelah pulang— sampai di rumah—ngaji bareng ayah-bunda.

Kemudian bunda masak. Saya main tebak-tebakan dengan ayah. Kalau saya menang dapat cium dari ayah, kalau ayah yang menang saya harus mencium ayah.

Kadang-kadang juga badminton di depan rumah bersama ayah. Setelah itu mandi, sarapan, dan persiapan berangkat sekolah. Sedangkan ayah dan bunda persiapan berangkat kerja.

“Di antara kedua orangtua, ayah dan bunda, siapa yang paling kamu banggakan?” tanya saya.

“Keduanya, Ustadz,” jawabnya.

Murid 2: Bangun tidur, shalat Subuh, mandi. Setelah itu sarapan pagi dan persiapan berangkat ke sekolah.

“Tadi pagi sempat belajar?” tanya saya.

“Belajar,” jawabnya.

“Sama siapa?” tanya saya lebih lanjut.

“Sendiri, Ustadz,” jawabnya.

Kok gak minta ditemani bapak atau ibu?” saya menggoda.

“Biasanya bapak mengerjakan tugas kantor sementara ibu memasak,” jawabnya.

“Di antara keduanya, bapak atau ibu, siapa yang paling kamu banggakan?” tanya saya.

“Keduanya, Ustadz,” jawabnya.

Jawaban Sama, Ekspresi yang Berbeda

Yang saya suka dari jawaban kedua murid tersebut adalah keduanya bangga akan kehadiran dan keberadaan orangtua mereka.

Namun jangan ditanya, ekspresi wajah dari kedunya saat memberikan jawaban itu. Sebab Anda pasti bisa merasakan apa yang diberikan oleh orangtua masing-masing yang kemudian berimbas pada kebanggaan anak kepada keduanya.

Ternyata kunci utamanya adalah waktu yang difokuskan kepada anak.

Bagi anak, waktu sedikit atau panjang itu tidak terlalu penting. Karena yang paling penting bagi mereka adalah kualitasnya.

Orangtua yang memberikan waktu kepada anak tiga jam, sementara pikiran dan konsentrasinya terpecah untuk kegiatan yang lain, maka waktu yang banyak itu tidak bisa dirasakan oleh anak sebagai bentuk perhatian, kehadiran, cinta, dan kasih sayang dari orangtua kepada anak.

Hal ini tentu berbeda dengan waktu yang tersedia hanya 45 menit. Sementara orangtua betul-betul konsentrasi kepada anak. Ia tinggalkan kesibukan yang lain. Bahkan HP dimatikan. Ia temani anak bermain.

Dia dengarkan dengan baik dan penuh perhatian apa yang dicurhatkan tanpa menjeda kecuali dibagian akhir ia berikan pendapatnya. Maka dalam kondisi demikian, anak bisa merasakan kehadiran, perhatian, cinta, dan kasih sayang dari orangtua kepada mereka.

Lalu apa dampaknya: anak akan menjadi dekat dan bangga kepada orangtuanya. Ke depannya lagi anak akan menjadi taat disetiap yang dinasehatkan kepadanya.

Oleh sebab itu, memaksimalkan kegiatan bersama anak sebelum berangkat kerja akan memberikan kesan sangat positif, menumbuhkan semangat dan optimisme yang luar biasa. Ini akan menjadi awal yang penting untuk hari itu dan kesuksesan selanjutnya.

“Ketika Anda memberikan sedikit dari diri Anda untuk seorang anak, Anda memberikan sedikit dari diri Anda untuk masa depan mereka!” (Kevin Heath)

Kedua: Tiga Menit di Tiga Waktu

Tidak banyak orangtua yang melakukan kontrol terhadap keadaan anaknya. Meskipun hanya sekadar menyapa anak dalam aktivitasnya, terlebih di sekolah.

Sebab selain anak telah dipercayakan kepada guru atau pihak sekolah juga khawatir akan mengganggu kegiatan belajar mengajar di lembaga tersebut.

Namun, dalam kondisi anak harus belajar di dan dari rumah disebabkan oleh pandemi Coronavirus, sementara orangtua harus bekerja di luar rumah, maka sangat disarankan kontrol itu dilakukan. Setidaknya tiga menit pada tiga waktu:

Pertama: pukul 09.30. Orangtua bisa menghubungi anak meskipun sekadar menyapa, “Ayah sangat bangga kepadamu.” atau “Pagi ini sedang mengerjakan apa?”

Bisa juga, “Apa ada yang perlu dibantu bunda?” atau “Jangan lupa shalat dhuha!” Dan komunikasi ringan lainnya.

Kedua: pukul 12.00. Ini waktu yang cukup tepat untuk menyapa anaknya kembali. Meskipun hanya mengingatkan shalat, makan, dan istirahat siang. Setelah itu ditutup lagi dengan kalimat, “Ayah sangat bangga kepadamu.”

Ketiga: menghubungi saat jelang pulang. Disapa dengan menanyakan shalat Asharnya. Mungkin juga bisa ditanya apa ada yang dipesan sebelum pulang. Pesan untuk tidak lupa mandi, dan sebagainya.

Waktu komunikasi ini bisa disesuaikan dengan kondisi yang ada. Karena intinya adalah orang tua memberikan waktu dan perhatian pada anak meskipun pada posisi di kantor.

Namun demikian, tidak semua anak senang diperlakukan demikian. Dia merasa dikontrol, dan lain sebagainya. Jika demikian maka waktu berkomunikasi volumenya bisa sangat disesuaikan melihat kondisi yang ada. Dan yang terpenting adalah ketulusan hati kita dalam mendidik dan berkomunikasi itu.

Problem baru akan muncul: anak tidak memiliki HP. Apakah harus dibelikan? Saya kira orangtua akan mengambil skala prioritas. Kalaupun dibelikan, posisi HP tidak menjadi hak milik anak, namun milik orangtua yang dipinjamkan untuk kebutuhan belajar anak.

Hal ini akan memungkinkan orangtua mudah mengontrol penggunaannya. Kalaupun orangtua sengaja tidak memberikan fasilitas, ini juga sah-sah saja. Maka bisa bekerja sama dengan anggota keluarga di rumah. Dan komunikasi masih tetap bisa berjalan melalui anggota keluarga yang di rumah.

Intinya bahwa komunikasi itu harus tetap diupayakan. Semakin baik komunikasi itu, maka akan semakin baik pula hubungan anak dengan orangtuanya. Dan ini sebagai modal kesuksesan masa depannya.

Ketiga: Pelibatan Anggota Keluarga

Dalam kontek mendidik anak, kita tidak mungkin hanya mengandalkan seorang diri. Butuh orang lain. Supaya berhasil, maka orang-orang yang terlibat dan akan dilibatkan harus memiliki persepsi yang sama dalam pendidikan anak.

Hal ini penting mengingat masa anak adalah masa meniru. Mereka akan melakukan sesuai dengan apa yang dilihatnya. Dan anak akan mengalami kebingungan jika tidak ada kesamaan persepsi dalam mendidik diantara mereka.

Untuk menyamakan persepsi, yang paling mudah adalah dengan cara dibuat peraturan yang harus disepakati dan dijalankan semua anggota keluarga.

Misalnya, peraturan mengembalikan barang pada tempatnya. Maka seluruh anggota keluarga harus menaati dan menjalankan peraturan ini. Jika ada anak—yang mungkin dalam kondisi kurang mood—lalu ia tidak mengembalikan barang pada tempatnya, maka anggota keluarga yang di rumah juga harus mengingatkan.

Itu artinya yang mengawal jadwal dan peraturan ini adalah anggota keluarga yang berada dirumah. Orangtua bisa mempercayakan tugas mendampingi belajar anak kepada anak pertama (jika ada), pembantu yang dipercaya, atau anggota keluarga yang lain.

Minimal yang diberikan amanah itu bisa membantu mengingatkan jadwal dan peraturan. Tugas orang tua adalah mengontrol dari tempat kerjanya.

Empat: Buat Mini Jurnal

Setiap kegiatan akan bisa dievaluasi lalu dilakukan perbaikan jika ada laporan. Maka laporan ini menjadi penting. Setidaknya, sepulang dari kantor, orang tua bisa mengontrol dan me-review kegiatan yang dikerjakan sehari.

Contoh format laporan kegitan/mini jurnal membaca buku cerpen/fiksi/non fiksi:
hari/tanggal, waktu membaca, judul buku yang dibaca, pengarang, kesimpulan.

Apa pentingnya laporan ini: Pertama, orangtua bisa mengontrol kegiatan dan bisa juga bertanya tentang isi atau kesimpulan dari buku yang dibaca.

Minta anaknya bercerita. Dengarkan dengan baik. Berikan anggukan dan senyum di jeda-jeda mereka menyampaikan kisahnya.

Kedua, jika ada hal-hal yang sulit, orangtua bisa membantu memecahkan masalahnya. Bukankah ini akan menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka?

Lima: Gali, Puji, dan Apresiasi

Apa yang dilakukan anak seharian sudah barang tentu ada yang menyenangkan dan ada yang menyedihkan. Ada yang mudah ada pula yang sulit.

Maka dibutuhkan ketrampilan komunikasi yang baik dari orangtua supaya bisa menggali detail informasi dari anaknya. Yang mudah dan bisa dikerjakan oleh anak berikan pujian. Yang sulit bantu mereka menyelesaikan masalahnya.

Sebelum kita menggali informasi lebih jauh kepada anak, ada baiknya, sebagai data awal, kita minta informasi dari anggota keluarga yang menemani belajar anak di rumah. Cari sisi positif yang dilakukan anak, lalu puji dan apresiasi dia dengan minimal menyampaikan terima kasih sudah melakukan hal-hal yang baik itu.

Sementara yang tidak baik, simpan dulu, lalu cari kesempatan yang tepat untuk menyampaikan beberapa hal yang harus diperbaiki dari anak tersebut secara tersendiri. Kenapa hal ini perlu dilakukan, supaya wibawa dan harga diri anak tetap terjaga.

“Pujilah anak-anak Anda secara terbuka, tegur mereka secara diam-diam.” (W. Cecil)

Saat-saat tertentu, apresiasi bisa diberikan dalam bentuk barang yang disukai anak atau bisa juga dimasakkan dengan menu yang paling disukainya. Dan bentuk apresiasi lain yang membuat anak lebih bersemangat untuk melakukan kegiatan tahapan belajarnya. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Jadi Guru dari KantorMunaharSD Muhammadiyah 6 Gadung SurabayaTips Orangtua Jadi Guru
SendShare71Tweet44Share

Related Posts

WhatsApp Musix English Camp Diserbu Emak-Emak

Kamis 22 Desember 2022 | 10:29
162

Basirun memberikan tutorial mengenakan sarung dengan model Arroziq Jovan Ramadhan pada kegiatan MEC, Rabu (21/12/22)...

Antusiasme Siswa SD Musix Berwirausaha di Entrepreneur Day

Sabtu 17 Desember 2022 | 22:21
101

Suasana kegiatan entrepreneur days SD Musix hari pertama (Istimewa/PWMU.CO) Antusiasme Siswa SD Musix Berwirausaha di...

Ex-World SD Musix Sambangi Kampung Inggris

Selasa 6 Desember 2022 | 05:43
128

Ex-World SD Musix: Siswa-siswi kelas 1, 2,dan 3 ICP berangkat menuju kampung Inggris Pare Kediri,...

Ex-World SD Musix Surabaya Kunjungi Museum 10 November

Sabtu 26 November 2022 | 16:36
266

Pemandu Deka Yudhiqwantiarsa saat menerangkan jenis-jenis senapan dan cara mengoperasikan di depan siswa-siswi SD Muhammadiyah...

Kegembiraan Guru SD Musix Surabaya Hadiri Muktamar

Senin 21 November 2022 | 17:57
2k

Kegembiraan Guru SD Musix Surabaya yang datang ke Solo sebagai Penggembira Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan...

Mengabdi 35 Tahun, Guru-Karyawan SD Musix Dapat Hadiah Umrah

Selasa 20 September 2022 | 14:27
1.3k

Badriyah (dua dari kanan), didampingi suaminya Joko Purnomo (kanan) dan Rofi'ah Flora (dua dari kiri)...

Ada Robot Catwalk Citayam Syar’i dalam Lomba Robotik SD Musix

Senin 12 September 2022 | 01:01
256

Para juara lomba robotik SD Musix Surabaya: Dari kiri Abdullah Fatih Kholidy, Moch. Yusuf Leksono...

Siswa Cari Masalah Agama di Internet, Guru Ismuba Harus Berinovasi

Rabu 7 September 2022 | 09:21
248

Suasana Workshop Mendesain Media Pembelajaran Ismuba Berbasis Digital Whiteboard yang dilaksanakan Pimpinan Wilayah Forum Guru...

Enam Strategi Mencapai Target Hafalan Quran Siswa SD Musix

Kamis 25 Agustus 2022 | 15:53
485

Susanna belajar Al-Quran di SD Musix Surabaya. Enam Strategi Mencapai Target Hafalan Quran Siswa SD...

Mengapresiasi yang Rajin Shalat, SD Musix Surabaya Bagikan Tiga Sepeda

Selasa 23 Agustus 2022 | 20:27
627

Kepala SD Musix Munahar (kiri) dan Hidayatun Ni'mah (kanan) mendampingi para penerima hadiah program Gen...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171195 shares
    Share 68478 Tweet 42799
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    84540 shares
    Share 33816 Tweet 21135
  • Siswa Smamio Raih Perak di World Young Biologist Olympiad

    12406 shares
    Share 4962 Tweet 3102
  • Campus Expo Smamio Undang 35 PTS-PTN

    13512 shares
    Share 5405 Tweet 3378
  • Smamsatu Mantu, Praktik Unik Penilaian Proyek Karakter

    39209 shares
    Share 15684 Tweet 9802
  • Spiderman Smamsatu Borong Medali Kejurnas Panjat Tebing FPTI

    97519 shares
    Share 39008 Tweet 24380
  • Siswa Spemdalas Juara I English Speech Tingkat Provinsi

    3234 shares
    Share 1294 Tweet 809
  • Kenang Legenda Sepak Bola, Siswa Spemdalas Bikin Pop-up Book Pele

    4075 shares
    Share 1630 Tweet 1019
  • Smamsatu Kembali Menggelar Seminar Pendidikan Internasional

    30251 shares
    Share 12100 Tweet 7563
  • Mahasiswa asal Afghanistan Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    2349 shares
    Share 940 Tweet 587

Berita Terkini

  • Guru SD Muri Gresik Pelatihan Media Pembelajaran InteraktifSenin 30 Januari 2023 | 12:42
  • Sekolah Muhammadiyah GKB Gresik Launching Aplikasi Mugeb AppSenin 30 Januari 2023 | 10:37
  • Ikhwan Nurhadi Terpilih Jadi Ketua PDM Kabupaten KediriSenin 30 Januari 2023 | 10:29
  • Juara Tahfidh, Begini Rahasia Pola Asuh Siswa SD Mugeb IniSenin 30 Januari 2023 | 06:33
  • Dua Wajah Baru PWA Jatim Siap Jalankan Roda AisyiyahSenin 30 Januari 2023 | 06:03
  • Pemuda Lintas Agama dan Komunitas Difabel Susun Produk Eco BhinnekaSenin 30 Januari 2023 | 05:30
  • Minim persiapan, SMP Musasi raih peringkat ketiga Sport Olympiad Futsal; Liputan Farah Az Zahra Asmara, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    SMP Musasi Raih Peringkat Ketiga Sport Olympiad FutsalMinggu 29 Januari 2023 | 23:09
  • Preschool Intensif tiap Pekan, Ada Fun Learning AlphabetMinggu 29 Januari 2023 | 23:07
  • Mahasiswa Unesa Mengenalkan Floorball pada Siswa SD MugresMinggu 29 Januari 2023 | 22:52
  • Keliling SMP Musasi, siswa sekolah Jepang kaget dapat ini; Liputan Kontributor PWMU.CO Rosa Nur A dan Achmad Bagus Hendy Kurniawan.
    Keliling SMP Musasi, Siswa Sekolah Jepang Kaget Dapat IniMinggu 29 Januari 2023 | 22:29

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!