ADVERTISEMENT
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Selasa, Januari 31, 2023
  • Login
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Mengenang Ustadz Yun Ulama Moderat Kanan

Jumat 3 April 2020 | 14:15
8 min read
164
SHARES
511
VIEWS
Mengenang Ustadz Yun Ulama Moderat Kanan ditulis oleh Ma’mun Murod Al-Barbasy, Direktur Pusat Studi Islam dan Pancasila (PSIP) FISIP UMJ (Universitas Muhammadiyah Jakarta).
Prof Yunahar Ilyas (Foto muhammadiyah.or.id)

Mengenang Ustadz Yun Ulama Moderat Kanan ditulis oleh Ma’mun Murod Al-Barbasy, Direktur Pusat Studi Islam dan Pancasila (PSIP) FISIP UMJ (Universitas Muhammadiyah Jakarta).

PWMU.CO – Prof Dr Yunahar Ilyas—-Ketua PP Muhammadiyah dan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat—telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya pada 20 Januari 2020.

Muhammadiyah tentu sangat kehilangan atas meninggalnya Ustadz Yun—sapaan akrabnya. Saya juga merasa sangat kehilangan. Pertama, Ustadz Yun termasuk ulama yang alim, ilmu agamanya tak diragukan lagi.

Kedua, termasuk ulama yang mempunyai integritas moral. Ulama yang tak suka menghamba kepada penguasa dan kekuasaan. Konteks saat ini, ulama model Ustadz Yun termasuk ‘makhluk langka’ yang nyaris musnah.

Relasi saya dengan Ustaz Yun secara fisik terbilang tidak dekat. Sepertinya jaraklah yang memisahkan relasi fisik saya menjadi terbatas.

Ustadz Yun tinggal di Yogyakarta dan saya tentu lebih banyak beraktivitas di Jakarta. Sesekali bertemu kalau bertepatan ada kegiatan Muhammadiyah di Jakarta atau Yogyakarta.

Kedekatan saya lebih banyak bersifat emosional, di mana saya dan Ustadz Yun sama-sama alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Selebihnya saya mengenal Ustaz Yun dari banyak tulisannya.

Ustaz Yun adalah representasi ulama mainstream yang moderat (tawasuth). Meski repesentasi ulama moderat, dalam tulisan ini saya lebih suka menyebut moderat-kanan. Untuk menyebut positioning yang moderat, tapi condong kekanan-kananan, konservatif atau radikal.

Sebutan moderat-kanan karena sejatinya sulit menemukan pemikiran siapapun yang benar-benar berada pada posisi moderat. Sama sulitnya juga menemukan penganut ideologi ekstrem seperti kapitalisme atau komunisme yang benar-benar kapitalis atau komunis.

Kebanyakan ulama juga diposisikan sebagai moderat. Ada yang cenderung mengambil posisi moderat-kiri, untuk menyebut mereka yang mengambil posisi moderat, tapi cenderung bergerak ke arah kekiri-kirian, liberal atau sekular.

Dua positioning moderat, baik moderat-kanan maupun moderat-kiri hadir dan hinggap di kebanyakan ulama atau pemikir yang berinduk pada organisasi keislaman, termasuk Muhammadiyah. Dua kecenderungan ini terepresentasikan oleh empat tokoh Muhammadiyah: Syafii Maarif, Haedar Nashir, Din Syamsuddin, dan Yunahar Ilyas.

Apresiatif terhadap Perda Syariat

Dalam konteks moderat-kanan dan moderat-kiri, dua nama yang disebut pertama merepresentasikan moderat-kiri dan dua nama terakhir merepresentasikan moderat-kanan.

Meski untuk Din Syamsuddin dan Haedar Nashir sebenarnya bisa juga disebut sebagai moderat-eklektif, sebutan untuk kaum moderat yang senantiasa mencoba untuk memilih yang terbaik dalam konteks tindakan maupun pemikirannya, sehingga terkadang bergerak ke arah moderat-kanan namun ada kalanya bergerak ke arah moderat-kiri.

Bergerak ke kiri maupun kanannya kedua tokoh ini tak lebih sebagai upaya untuk bereklektif, memilih positioning yang terbaik dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai moderasi (wasathiyah) Islam.

Kembali ke soal moderat-kanan dan moderat-kiri. Perbedaan dua kutub pemikiran dari keempat tokoh papan atas Muhammadiyah terlihat dalam menyikapi relasi Islam dengan politik atau negara. Termasuk dalam menyikapi penerapan Peraturan Daerah (Perda) yang bernuansa agama atau terkenal dengan sebuatan Perda Syariat.

Saat menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, dalam berbagai kesempatan, Syafii Maarif menyatakan ketaksetujuannya kepada mereka yang hendak menjadikan Islam sebagai ideologi negara.

Syafii menyebut mereka yang hendak menggantungkan penerapan Syariat Islam ke pundak negara mencerminkan ketakberdayaannya.

Dalam pandangan Syafii Maarif, dengan formalisasi Syariat Islam melalui negara yang begitu parsial justru akan melemahkan posisi Islam sebagai agama rahmatan li al-âlamîna.

Pada kesempatan lain Syafii Maarif mengatakan bahwa “Perda Syariat sebetulnya tak perlu, karena telah ada KUHP. Yang penting pelaksanaannya sesuai undang-undang yang ada. Jangan hanya aturannya saja yang ada, namun tidak dilaksanakan.”

Begitu juga Haedar Nashir. Saat masih menjabat sebagai salah satu Ketua PP Muhammadiyah, secara terpisah dia menegaskan kembali penolakannya terhadap negara Islam.

Munculnya desakan atas kembalinya Piagam Jakarta dan penegakan Syariat Islam menunjukkan Indonesia tengah mengalami persoalan mendasar kenegaraan.

Haedar Nashir juga mengungkapkan bahwa ada banyak kebijakan yang tertuang dalam bentuk perda-perda Syariat yang mengandung unsur-unsur diskriminatif bahkan mendorong terciptanya kekerasan di wilayah publik.

Berbeda dengan Syafii Maarif dan Haedar Nashir, Ustadz Yun justru cenderung menyikapi positif lahirnya Perda Syariat. Tergambar saat Ustaz Yun ‘protes’ atas Rekomendasi Komnas HAM Johny Nelson Simajuntak yang meminta Kemendagri untuk meninjau Perda Syariat yang diterapkan di sejumlah daerah.

Ustadz Yun menilai pernyataan Johny yang menyebut Perda Syariat, termasuk pelarangan miras, berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat sangat mengada-ada. Ustadz Yun berpendapat bahwa pernyataan tersebut tak pantas keluar dari seorang Komisioner Komnas HAM.

Din Syamsuddin senada dengan Ustadz Yun. Din mencoba bersikap hati-hati dalam menyikapi maraknya tuntutan penerapan Perda Syariat. Kehati-hatiannya tergambar dari sikapnya yang enggan mengomentari urgensi munculnya Perda Syariat.

Din Syamsuddin menyatakan: “Kami belum membahas soal itu. Saat ini ada tarikan ke kiri dan ke kanan yang begitu rupa.” Pernyataan ini merupakan respon Din Syamsuddin dalam menyikapi maraknya tuntutan penerapan Perda Syariat di banyak daerah.

Menolak Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme

Sikap Ustadz Yun yang moderat-kanan juga tergambar dari penolakan terhadap sekularisme, pluralism, dan liberalisme. Bahkan Ustadz Yun bisa dibilang sebagai tokoh Muhammadiyah yang istikamah menentang ketiga isme asal Barat tersebut.

Dalam beberapa kesempatan, Ustadz Yun kerap menegaskan penolaknnya akan ketiga isu tersebut. Menariknya, Ustadz Yun menyampaikan ketaksepakatannya dengan cara santun dan rasional, sehingga tak terlihat sebagai sosok penolak ketiga ideologi tersebut.

Meski paham tersebut belum banyak berpengaruh di Muhamamdiyah, namun warga Muhammadiyah tak boleh meremehkannya.

Ustadz Yun menegaskan bahwa faktanya paham tersebut banyak pengikutnya. Jangan bilang paham itu tak mungkin masuk di Muhammadiyah karena jauh dengan keyakinan Muhammadiyah.

Gejala pemikiran itu ada, tapi belum menjadi mainstream di Persyarikatan. Majelis Tabligh sudah memberi penjelasan-penjelasan terhadap kekeliruan ketiga paham tersebut.

Menteri Agama Bukan Ulil Amri

Mengenang Ustadz Yun Ulama Moderat Kanan juga bisa dibaca dari dari pandangannya tentang ulî al-amr (an-Nisa: 59). Merujuk pada al-Mâidah: 55, “Sesungguhnya pemimpin kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah),” Ustadz Yun menyebut ulî al-amr adalah pemimpin umat yang menggantikan kepemimpinan Rasul.

Menurut Ustadz Yun, ayat di atas menjelaskan tiga hirarki kepemimpinan: Allah, Rasul, dan orang-orang yang beriman. Secara operasional kepemimpinan dilaksanakan oleh Rasulullah, dan sepeninggal beliau dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman.

Sebagai Rasul, Muhammad SAW tak bisa digantikan. Tapi sebagai kepala negara, ulî al-amr, tugasnya dapat digantikan. Orang-orang yang dapat dipilih menggantikan beliau minimal harus memenuhi empat kriteria di atas: beriman kepada Allah, mendirikan salat, membayarkan zakat, dan seraya tunduk pada Allah.

Dengan memakai definisi Abduh, ulî al-amr mencakup kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif dengan segala perangkat dan wewenangnya yang terbatas.

Ulî al-amr juga mencakup para ulama, baik perorangan atau kelembagaan, seperti lembaga fatwa dan semua pemimpin masyarakat dalam bidangnya masing-masing.

Batas kewenangan ulî al-amr menurut sebagian ulama, karena kata al-amr yang berbentuk ma’rifah, maka wewenang pemilik kekuasaan terbatas hanya pada persoalan kemasyarakatan semata, bukan persoalan akidah atau keagamaan murni. Untuk persoalan akidah dan keagamaan murni harus dikembalikan kepada nash-nash agama.

Menurut Abduh, perbedaan pendapat sangat mungkin terjadi dalam memahami nash, tapi bukan dalam mematuhi nash. Dalam masalah hadits tentang tata cara mengetahui awal Ramadhan dan Syawal, persoalannya bukan pada masalah patuh atau tidak patuh pada petunjuk Rasul tersebut, tetapi tentang bagaimana memahami hadits tersebut.

Menurut Muhammadiyah, hadits itu ada ilat-nya, yaitu karena umat pada masa itu belum mempunyai cara lain untuk mengetahui awal bulan kecuali dengan melihat hilal. Kalau gagal melihat hilal karena mendung, maka bulan yang sedang berjalan digenapkan menjadi 30 hari.

Sekarang, ilmu astronomi sudah demikian maju, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui awal bulan. Oleh sebab itu Muhammadiyah yakin tidak melanggar sunnah tatkala menggunakan hisab hakiki untuk menentukan awal bulan.

Sebagian memahami, yang bersifat ta‘abbudi itu puasa Ramadan dimulai 1 Ramadan dan shalat ‘Id al-Fitr tanggal 1 Syawal. Sedangkan bagaimana cara menentukan awal Ramadan dan awal Syawal adalah hal yang bersifat ta‘aqquli dan bersifat teknis.

Jika terjadi beda pendapat dalam memahami nash diselesaikan dengan memakai kaidah-kaidah perbedaan pendapat yang sudah ada dan biasa dalam sejarah pemikiran hukum Islam.

Pemerintah tak dapat mengintervensi dalam hal pemahaman nash, karena bukan wewenangnya. Tapi jika terjadi beda pendapat dalam soal kemasyarakatan yang bersifat ijtihadiyah. Pemerintah dapat memutuskan pendapat mana yang akan diikuti.

Perbedaan pendapat dalam menentukan awal Ramadan dan Syawal serta pelaksanaan ibadah puasa dan shalat ‘Id, maka penyelesaiannya diserahkan kepada para pemimpin agama. Tetapi urusan libur ‘Id al-Fitr dan hal-hal lain di luar urusan keagamaan murni diputuskan oleh pemerintah.

Lalu siapa yang dapat disebut sebagai ulî al-amr dalam penentuan awal Syawal di Indonesia? Ustadz Yun menjelaskan satu pihak menyatakan bahwa ulî al-amr itu pemerintah. Konteks urusan penetapan awal Syawal ialah Menteri Agama.

Dengan demikian, bila Menteri Agama sudah menetapkan awal Syawal, semua harus mematuhi. Dalam relasinya dengan Muhammadiyah, jika Muhammadiyah mengumumkan berbeda dengan pemerintah, berarti Muhammadiyah dinilai tidak taat dengan ulî al-amr. Berarti juga tidak melaksanakan perintah Allah dalam ayat di atas.

Padahal Muhammadiyah tidak menolak kewajiban patuh dalam ayat di atas. Tetapi yang dipertanyakan, apakah Menteri Agama itu sah disebut ulî al-amr? Untuk urusan keagamaan, apalagi terkait ibadah mahḍah, harusnya diputuskan oleh lembaga yang kompeten dan otoritatif. Sementara Menteri Agama adalah jabatan politik, ditunjuk oleh Presiden berdasarkan pertimbangan politik bukan pertimbangan keulamaan.

Indonesia tidak mempunyai Mufti atau Grand Mufti. Selama ini fatwa-fatwa keagamaan dikeluarkan oleh lembaga-lembaga fatwa yang ada pada ormas-ormas Islam seperti Majlis Tarjih dan Tajdid (Muhammadiyah), Lajnah Bahtsul Masail (Nadhlatul Ulama) atau Komisi Fatwa (Majelis Ulama Indonesia).

Dalam konteks penentuan awal Idul Fitri, dengan tegas dan berani, Ustaz Yun mengatakan bahwa posisi pemerintah, dalam hal ini Menteri Agama sebagai bukan ulî al-amr.

Soal Kepemimpinan Perempuan

Mengenang Ustadz Yun Ulama Moderat Kanan dengan membaca karya-karya Ustadz Yun terkait dengan perempuan, saya sangat mengapresiasi. Ternyata ulama yang saya kategorikan moderat-kanan ini cara pandangnya terhadap perempuan sangat positif.

Dalam karya-karyanya, ada apresiasi yang luar biasa terkait posisi perempuan. Dalam pandangan Ustadz Yun, Islam tak membatasi peran perempuan, temasuk perannya di sektor publik atau bahkan politik sekalipun.

Untuk memperkuat pandangannya, Ustadz Yun mengutip empat ayat dalam al-Quran, yaitu An-Naml: 20-44 yang menceritakan tentang Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis, yang memimpin Kerajaan Saba.

Kemudian al-Qashash: 23, disebutkan kisah Nabi Musa dengan dua orang putri Nabi Syuaib di Madyan, yang tengah menunggu giliran menimba air untuk minuman ternak mereka. Memelihara dan memberi minum ternak termasuk pekerjaan publik dalam rangka mencari nafkah.

Dalam at-Taubah: 71, disebutkan perempuan beriman, tolong menolong, bahu membahu, pimpin memimpin dengan laki-laki beriman dalam rangka amar makruf nahi mungkar.

Tugas dakwah amar makruf nahi mungkar sekalipun dapat dilakukan di rumah, tapi tidak terbatas dalam rumah tangga semata, juga peran publik. Dalam an-Nahl: 97, lebih jelas lagi Allah memberi peluang dan menghargai sama laki-laki dan perempuan untuk melakukan amal shaleh, yang tentu tidak hanya terbatas pada amal yang bersifat domestik, tapi menyangkut juga amal yang bersifat publik.

Demikianlah beberapa ayat al-Quran yang menjelaskan perempuan memiliki peluang melakukan peran publik sama dengan peluang yang diberikan kepada laki-laki. Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan adanya kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan dalam peran publik, bahkan dalam masalah kepemimpinan.

Semoga tulisan Mengenang Ustadz Yun Ulama Moderat Kanan ini bermanfaat! (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Ma'mun Murod Al-BarbasyYunahar IlyasYunahar Ilyas Meninggal Dunia
SendShare66Tweet41Share

Related Posts

Muhammadiyah dan PAN Saling Membutuhkan

Senin 21 Maret 2022 | 23:06
713

Ma'mun Murod al-Barbasy (kanan) di Sekolah Kepemimpinan Politik dan kebangsan. Muhammadiyah dan PAN Saling Membutuhkan...

Negara Mengalami Gejala Distorsi, Deviasi, dan Stagnasi

Rabu 16 Maret 2022 | 13:13
330

Prof Dr Abdul Mu'ti MEd dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah. Dia mengatakan, beberapa gejala sedang...

Kolaborasi dengan Universitas Asing Dianjurkan Menko PMK

Rabu 25 Agustus 2021 | 19:46
384

Menko Muhadjir Effendy, tengah, bersama Rektor UMJ Ma'mun Murod, kanan. PWMU.CO- Kolaborasi menjadi salah satu...

Dr Evi Satispi Dilantik Jadi Dekan FISIP UMJ

Rabu 18 Agustus 2021 | 21:32
652

Dr Evi Satispi PWMU.CO- Dr Evi Satispi MSi dilantik menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan...

Beasiswa Peduli 142 Diluncurkan UMJ untuk Anak Korban Covid-19

Senin 16 Agustus 2021 | 15:42
768

Rektor UMJ Dr Ma'mun Murod Al-Barbasy saat meluncurkan Beasiswa Peduli 142 di perhelatan wisuda (UMJ...

UMJ Beri Beasiswa Peraih Medali Olimpiade Tokyo

Senin 2 Agustus 2021 | 21:45
1.3k

Rektor UMJ Ma'mun Murod Al-Barbasy saat jogging di Gelora Bung Karno Istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO - UMJ...

Rektor UMJ: Covid-19 Bagian Qadha dan Qadar

Minggu 18 Juli 2021 | 07:39
188

Ma'mun Murod Al-Barbasy: Rektor UMJ: Covid-19 adalah Qadha dan Qadar (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) PWMU.CO...

Haedar Nashir: Rekonstruksi Konsep Pendidikan secara Fundamental

Kamis 27 Mei 2021 | 19:22
429

Haedar Nashir: Rekonstruksi Konsep Pendidikan secara Fundamental (Tangkapan layar Mohammd Nurfatoni/PWMU.CO) PWMU.CO – Haedar Nashir: Rekonstruksi...

Semua Salah Jokowi padahal Menko Polhukamnya NU dan Menko PMK-nya Muhammadiyah

Kamis 27 Mei 2021 | 05:52
20.7k

Wakil Ketua MPW Zulkifli Hasan: Semua Salah Jokowi padahal Menko Polhukamnya NU dan Menko PMK-nya...

Ketua MPR Jawab Mahfud MD, Kenapa Korupsi Kini Lebih Gila dari Orba

Rabu 26 Mei 2021 | 13:46
661

Ketua MPR Jawab Mahfud MD, Kenapa Korupsi Kini Lebih Gila dari Orba. Bambang Soesatyo (Tangkapan...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171197 shares
    Share 68479 Tweet 42799
  • Spiderman Smamsatu Borong Medali Kejurnas Panjat Tebing FPTI

    104624 shares
    Share 41850 Tweet 26156
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    87082 shares
    Share 34833 Tweet 21771
  • Siswa Smamio Raih Perak di World Young Biologist Olympiad

    14573 shares
    Share 5829 Tweet 3643
  • Campus Expo Smamio Undang 35 PTS-PTN

    15670 shares
    Share 6268 Tweet 3918
  • Smamsatu Mantu, Praktik Unik Penilaian Proyek Karakter

    41793 shares
    Share 16717 Tweet 10448
  • Smamsatu Kembali Menggelar Seminar Pendidikan Internasional

    32624 shares
    Share 13050 Tweet 8156
  • Lulus Ujian Doktor, Ini Isi Disertasi Imam Syaukani

    2098 shares
    Share 839 Tweet 525
  • Siswa Spemdalas Juara I English Speech Tingkat Provinsi

    3236 shares
    Share 1294 Tweet 809
  • Kenang Legenda Sepak Bola, Siswa Spemdalas Bikin Pop-up Book Pele

    4076 shares
    Share 1630 Tweet 1019

Berita Terkini

  • CEO Surya Jaya Makmur Mengajak Siswa SD Mugeb Mengenal Solar CellSenin 30 Januari 2023 | 23:15
  • Profil Singkat 11 Anggota PDM Kabupaten Kediri 2022-2027Senin 30 Januari 2023 | 23:02
  • Spektakuker! Pameran Passion Smamsatu di GressmallSenin 30 Januari 2023 | 22:26
  • SD Muhammadiyah 16 Surabaya Menggelar Seminar Orangtua KreatifSenin 30 Januari 2023 | 22:14
  • Innalillah, Anggota BP Lazismu Jatim Imam Fauzi Meninggal DuniaSenin 30 Januari 2023 | 21:14
  • Manasik haji
    Manasik Haji SD Dubes serasa di MekkahSenin 30 Januari 2023 | 19:15
  • Lulus Ujian Doktor
    Lulus Ujian Doktor, Ini Isi Disertasi Imam SyaukaniSenin 30 Januari 2023 | 17:23
  • Ketua PWM Jatim: Jangan Pilih yang Sarat KepentinganSenin 30 Januari 2023 | 17:03
  • MBC SD Muhlas Murajaah dan Hafalan di Taman SuroboyoSenin 30 Januari 2023 | 15:22
  • Cerobong Angka SD Muri Gresik Memikat Pengunjung Pameran IniSenin 30 Januari 2023 | 15:18

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!