PWMU.CO – Muhammadiyah Jatim bentuk MCCC hadapi wabah Covid-19 yang semakin meluas penyebarannya di Jawa Timur.
Pembentukan MCCC diputuskan dalam Rapat Koordinasi dan Konsolidasi antara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Jatim. Rapat dilalukan secara daring dengan menggunakan aplikasi Zoom, Jumat (3/4) sore.
Melalui MCCC (Muhammadiyah Covid-19 Command Center) yang juga akan dibentuk di seluruh kabupaten/kota itu, Muhammadiyah dapat menyatukan langkah dalam menghadapi penyebaran Covid-19.
Ketua PWM Jatim Dr M Saad Ibrahim, mengatakan penanganan Covid-19 tidak bisa diakukan secara parsial, melainkan harus komprehensif. “Untuk itulah PWM Jatim berpandangan pentingnya pembentukan MCCC,” ujarnya.
Dalam telekonferensi yang dipandu dari Gedung Muhammadiyah Jatim di Surabaya itu, Saad Ibrahim didampingi Ir Tamhid Masyhudi (Sekretaris), Prof Biyanto (Wakil Sekretaris) dan Dr M Sulton Amien (Wakil Ketua). Keempatnya berkomunkasi secara online dengan 35 PDM Se-Jatim. Tiga PDM berhalangan ikut yaitu Pamekasan, Sampang, dan Batu.
Saad mengatakan, keanggotaan MCCC bersifat lintas majelis dan lembaga. Hal itu karena dampak yang ditimbulkan dari wabah Covid-19 ini benar-benar luar biasa.
Bukan hanya di bidang kesehatan masyarakat, Covid-19 juga mengancam perekonomian, pendidikan, keagamaan, dan kondisi mental psikologi umat.
“Di bidang ekonomi, misalnya, dampak Covid-19 ini pasti sangat terasa. Terutama di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah. Para pekerja harian yang mengandalkan penghasilan dari kerja serabutan juga pasti sangat kaget dengan kondisi saat ini,” tegas Saad Ibrahim. Karena itu, PWM Jatim menginstruksikan pada jajaran PDM se-Jatim untuk segera membentuk MCCC.
Untuk posisi Ketua MCCC Jatim dipercayakan pada Ir Tamhid Masyhudi. Pria asli Sidoarjo yang juga menjabat Sekretaris PWM Jatim ini menekankan pentingnya MCCC untuk melakukan program aksi baik preventif maupun kuratif.
“Terhadap problem ekonomi yang sudah di depan mata, MCCC di setiap daerah harus menyiapkan program ketahanan pangan melalui Lumbung Muhammadiyah (Lumbung Mu). Dengan Lumbung Mu, persediaan pangan berupa bahan pokok akan terjamin selama Covid-19,” tegasnya.
MCCC diharapkan menjadi satu-satunya komando di wilayah dan daerah untuk menangani Covid-19 dengan semua dampak yang ditimbulkannya.
Sementara soal ibadah, MCCC juga meminta warga Muhammadiyah mematuhi maklumat dan kebijakan pimpinan Persyarikatan. Dalam kaitan ini Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah sudah memberikan kebijakan dalam menjalankan ibadah di tengah wabah Covid-19.
Bahkan andaikata pada bulan Ramadhan nanti wabah Covid-19 belum juga menurun, maka warga Muhammadiyah harus mengikuti panduan beribadah sebagaimana tertuang dalam Maklumat PP dan PW Muhammadiyah.
Biyanto yang didapuk menjadi Sektretaris MCCC PWM Jatim menambahkan wabah Covid-19 ini benar-benar menjadi ujian kepatuhan warga Muhammadiyah pada instruksi pimpinan di atasnya.
“Meski secara pribadi-pribadi ada perbedaan ijtihad dalam menjalankan ibadah di tengah berkecamuknya wabah virus Corona, tetapi sebagai organisasi Muhammadiyah sudah mengambil keputusan,” ujarnya.
Menurutnya, dalam hal ini tidak ada pilihan lain. “Keputusan itu harus dijalankan warga Muhammadiyah. Apalagi mereka yang mengambil keputusan mewakili berbagai disiplin ilmu,” tegasnya.
Biyanto mengatakan, melalui MCCC, Muhammadiyah berharap bisa bersinergi dengan berbagai pihak agar penanganan Covid-19 tepat sasaran.
Sementara itu Wakil Ketua MCCC PWM Jatim dr Sholihul Absor MKes mengatakan, sesuai arahan ketua kita lebih menyiapkan ketahanan ekonomi keluarga saat menjalani stay at home alias di rumah saja.
Di samping itu, MCCC akan mem-back up pelayanan kesehatan agar semuanya fit. “Kita juga akan menguatkan gerakan pemakaian masker dan cuci tangan ke semua masyarakat dlm aktivitas apapun,” ujar Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PWM Jatim itu. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post