
PWMU.CO – MCCC PWM Jatim melakukan rapat perdana secara daring melalui aplikasi Zoom, Sabtu (4/3/2020) siang.
Rapat dipimpin Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Ir Tamhid Masyhudi.
Dari Gedung Muhamamdiyah Jatim Jalan Kertomenangal IV/1 Surabaya, Tamhid yang didampingi Sekretaris dan Wakil Sekretaris MCCC PWM Jatim Prof Biyanto dan Musodik, memimpin rapat yang dikuti oleh ketua dan anggota lima divisi yang ada.
Ada juga Ketua Lazismu Jatim drh Zainul Muslimin, Sekretaris Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Nelly Asnifati dan dua staf Kantor PWM Jatim Abdillah Al Farisy dan Muhammad Zainal.
Kelima divisi itu adalah Preventif dan Kuratif, Ekonomi Ketahanan Pangan, Perencanaan Pusat dan Data Informasi, Teknis dan Operasional Lapangan, serta Sosialisasi dan Pengawalan kebijakan.
Ikut bergabung dari rumah masing-masing dua Wakil Ketua PWM Jatim Dr M Sulthon Amien dan Nadjib Hamid MSi.
Belum Satu Langkah
Nadjib mengingatkan, kebijakan Pimpinan Pusat (PP) dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) terkait Covid-19 masih belum diterima sepenuhnya oleh warga Muhammadiyah, terutama yang berada di desa-desa.
Karena itu MCCC diharapkan bisa lebih aktif lagi mensosialisaskan kebijakan-kebijakan tersebut, termasuk Tuntunan Ibadah dalam Kondisi Darurat Covid-19 yang sudah dikeluarkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Sementara itu Ketua PWA Jatim Dalilah Candrawati MAg yang juga bergabung dari rumah mengaku warga Aisyiyah lebih loyal pada kebijakan pimpinan.
“Mungkin beda dengan Muhammadiyah. Insya Allah di Aisyiyah sudah bisa melaksanakan. Meskipun tetap melakukan evaluasi melalui WA tingkat PDA (Pimpinan Daerah Aisyiyah),” ujarnya. Sebab, kata dia, masih saja ada yang terpengaruh oleh pandangan-pandangan lain di luar Muhammadiyah soal ibadah dalam kondisi darurat Covid-19.
Dalilah juga menyampaikan pentingnya Aisyiyah menyiapkan perawatan jenazah wanita di tengah wabah Covid-19. Karena sering muncul kecurigaan-kecurigaan terhadap jenazah. “Karena itu perlu edukasi perawatan jenazah perempuan,” ungkapnya.

Pentingnya Ketahanan Pangan
Dalam rapat yang berlangsung pukul 13.00-15.15 WIB itu muncul juga informasi mengenai turunnya pasien rumah sakit yang ada dalam jaringan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Seperti yang disampaikan Ketua Divisi Preventif dan Kuratif MCCC PWM Jatim Dr Mundakir MKep.
Menurutnya, kebutuhan operasional meningkat terutama untuk memenuhi kebutuhan alat pelindung diri (ADP) dan pembuatan ruang isolasi pasien.
Karena itu dia meminta PWM Jatim melakukan advokasi atau memfasilitasi kepada pihak-pihak terkait untuk memberi keringanan pada rumah sakit. “Seperti keringanan pembayaran utang di bank,” ujarnya.
Ketua Divisi Ekonomi Ketahanan Pangan MCCC PWM Jatim Zainul Muslimin meminta warga Muhammadiyah memperkuat ketahanan pangan masing-masing. Imbauan itu untuk mengantisipasi kemungkinan jika ada pembatasan pergerakan orang dan barang mengantisipasi penyebaran Covid-19.
“Kalau ada lockdown wilayah atau bahkan nasional, kita sudah menyiapkan diri. Paling tidak untuk keluarga atau dibagikan pada tetangga,” katanya.
Zainul juga mengatakan jika pihaknya sedang menyiapkan bantuan untuk warga terdampak ekonomi wabah Covid-19 berupa paket sembako berisi beras, gula, dan daging. Untuk program ini pihaknya sangat bersenang hati jika ada banyak dermawan menjadi donaturnya.
Pendataan Warga Terdampak Ekonomi
Ketua Divisi Perencanaan Pusat dan Data Informasi Phonny Aditiawan Mulyana MM mengatakan pihaknya akan menyiapkan data warga Muhammadiyah yang terdampak wabah Covid-19 seperti guru, orang tua, murid, atau karyawan amal usaha Muhammadiyah (AUM) lainnya.
“Tapi menurut yang saya baca, dalam wabah Corona ini semua akan terdampak. Jadi apa perlu kita data semua warga Muhammadiyah,” tanyanya. Dia juga meminta semacam kekuatan—seperti lewat surat edaran—dari PWM Jatim jika melakukan pendataan agar direspon secara baik oleh warga.
Ketua Divisi Teknis dan Operasional Lapangan M. Rofi’i mengatakan, sesuai dengan nama divisinya, dia akan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menjalankan program-program MCCC PWM Jatim.
Sedangkan Ketua Divisi Sosialisasi dan Pengamanan Kebijakan Dr Muhammad Sholihin Fanani menyampaikan divisinya siap melakukan sosialisasi kebijakan, baik PP Muhammadiyah maupun PWM Jatim.
Sekretaris MCCC PWM Jatim Biyanto di akhir rapat menyampakan beberapa kesimpulan.
Wabah Covid-19 jika diamati ternyata berdampak luas. Di samping berdampak pada kesehatan, juga pendidikan, ekonomi, keagamaan, ketahanan rumah tangga, dan psikologi.
“Juga dampak sosial seperti persoalan mudik dan penolakan jenazah penderita Covid-19. Bahkan yang sangat kita khawatirkan adalah potensi terjadinya kerusuhan sosial, penjarahan dan sebagainya,” ujarnya.
Karena itu MCCC PWM Jatim akan bekerja keras menjadi komando tunggal di lingkungan Muhamamdiyah dalam penanganan Covid-19 dan dampaknya. “MCCC Jatim akan membantu tugas pemerintah dalam krisis ini, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak melampaui tanggung jawab pemerintah,” kata dia.
MCCC Jatim juga akan memastikan pelaksanaan Maklumat PP Muhammadiyah dan PWM Jatim soal ibadah di masa darurat pandemi Covid-19. Di antaranya dengan sosialisasi melalui media yang dimiliki. Yaitu majalah Matan, Walida, PWMU.CO, dan PWMU TV.
“Kita juga akan bersinergi dengan MCCM PDM Kabupaten/Kota,” ujarnya. Biyanto juga menyampaikan MCCC Jatim akan membuat data base sebagai basis penanganan dampak krisis Covid-19 sehingga benar-benar tepat sasaran. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post