
PWMU.CO – Siswa Matsmunam membuat masker Corona selama kebijakan belajar dari rumah (Work from Home). Mereka melakukan aktivitas di rumah yang lebih bermanfaat.
Kebijakan libur yang diperpanjang hingga lagi hingga (21/4/20) ini tak menyurutkan niat baik siswa MTs Muhammadiyah 6 (Matsmunam) Banyutengah Panceng Gresik.
Seperti yang dilakukan Wildah Maghfiroh. Siswa Matsmunam Banyutengah Panceng Gresik yang duduk di kelas VIII ini membuat masker.
Santriwati Pondok Pesantren Al Azhar Banyutengah selain memanfaatkan waktu belajar di rumahnya dengan mengerjakan tugas online alias daring dari guru, juga membantu pekerjaan orangtua membuat masker.
Melalui kiriman WhatsApp siswa juara 1 tahfidz 2 juz (29 & 30) FFU#4 ini, menceritakan selama belajar di rumah dengan membuat masker.
“Saya membantu keluarga mengerjakan aktivitas di rumah yaitu membuat masker,” ceritanya.
Dijelaskan, masker buatan ini dijual kepada masyarakat yang saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Wildah membantu keluarga membuat masker ini di bagian pemotongan kain. Selain di bagian pemotongan dia diminta untuk memasukkan masker yang sudah jadi ke dalam plastiknya (pengemasan).
“Saya sangat senang karena bisa membantu keluarga. Dan saya juga mendapatkan ilmu untuk mempelajari cara untuk membuat masker,” tambahnya.
Baginya, menurutnya, belajar di rumah sama senangnya belajar di sekolah/madrasah. Cuma bedanya kalau belajar di rumah itu bersama keluarga, sedangkan belajar di sekolah/madrasah itu bersama teman-teman dan guru di kelas.
Membuat Hati Terenyuh Bercampur Bangga
Kepala Matsmunam Anshori SThI saat mengetahui salah satu siswanya membuat masker di sela waktu belajar di rumah merasa terenyu bercampur bangga pada anak didiknya ini.
“Dengan keterbatasan yang ada, keluarga siswi ini mempunyai pemikiran kreatif dengan membuat produk masker di tengah mewabahnya Covid-19,” paparnya.
Lebih bangganya lagi, lanjutnya, anak didiknya ini tergerak membantu untuk meringankan beban orangtuanya.
“Bagus, Mbak Wildah,” tulis kepala Matsmunam di WA-nya.
“Berapa harga per satuan maskernya?”
“Lima ribu, Pak!”
“Tolong saya dipilihkan dua ya, yang bagus!”
“Ya, Pak! Warna apa? Yang ada tinggal warna pink, hijau botol, maroon dan hitam.”
“Ok. Pak guru pilih yang warna marun dan hijau botol, terima kasih,” saya mengakhiri tulisan di WA. (*)
Penulis Anshori. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post