ADVERTISEMENT
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Sabtu, Januari 28, 2023
  • Login
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Menggugat Keaslian Indonesia

Rabu 8 April 2020 | 06:22
5 min read
448
SHARES
1.4k
VIEWS
Menggugat keaslian Indonesia.
Menggugat keaslian Indonesia.

Menggugat Keaslian Indonesia artikel opini tulisan Sugeng Purwanto, Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi PWM Jawa Timur.

PWMU.CO-Para buzzer di medsos memakai kata kadal gurun atau kadrun sebagai ekspresi kebencian terhadap orang Islam dan Arab.

Dulu puisi Sukmawati yang mempertentangkan konde dengan cadar, kidung ibu dengan adzan seperti memosisikan antara Islam dengan keindonesiaan saling berlawanan. Ungkapan itu menurut mereka seolah-olah Islam itu bukan Indonesia.

Mempertentangkan Islam dengan keindonesiaan bukan barang baru di sini. Isu itu sering dilontarkan oleh orang yang sok nasionalis. Orang yang selalu merasa paling Indonesia. Orang yang mengaku mempunyai jati diri asli dan terganggu dengan Islam yang dianggap impor dari Arab. Kita perlu menggugat keaslian Indonesia agar paham jati diri.

Sebenarnya seperti apakah jati diri keindonesiaan itu? Dari segi nama, Indonesia itu bukan kata asli yang digali dari adat budaya suku-suku yang bersatu di bawahnya. Juga bukan dari hasil perasan intisari pikiran dan hati sanubari rakyatnya.

Kata Indonesia itu adalah kata asing. Sebutan yang diberikan oleh etnolog Inggris. Penamaan yang sebenarnya salah kaprah karena sempitnya pengetahuan orang Eropa terhadap peta bumi.

Secara harfiah Indonesia berarti kepulauan India. Di abad pertengahan itu, orang Eropa hanya mengenal India untuk dunia di belahan timur. Karena itu semua pulau di timur disebut India, negeri penghasil rempah-rempah. 

Sama salah kaprahnya dengan sebutan bangsa Indian oleh Christofer Columbus untuk penduduk asli Amerika karena dikira menemukan tanah India.

Masih pintar orang Arab yang sudah paham peta bumi dengan menyebut kepulauan nusantara sebagai Jawi. Pelaut Arab yang berkelana terus ke timur menemukan kerajaan-kerajaan di Ternate, Tidore, Palawan, Seram, Banda, sehingga menjuluki sebagai kawasan Jumhur Muluk seperti tertulis dalam buku perjalanan Ibnu Batutah. Artinya, kumpulan kerajaan-kerajaan. Dari kata itulah akhirnya memunculkan sebutan Maluku sekarang ini.

Orang India menamakan satu pulau nusantara ini Jawadwipa, pulau penghasil jawawut, beras. Orang Cina menyebut Holing atau juga Nan Yang, yang berarti pulau selatan. Orang Baratlah yang membuat topografi sesat tentang penamaan pulau di wilayah ini.

Budaya Kebarat-baratan

Nama Indonesia kemudian diadopsi oleh pelajar Indonesia yang belajar di Eropa semasa kolonial untuk memberi identitas bangsa di kepulauan ini. Nama yang sebenarnya tidak memiliki nilai akar budaya, tradisi, dan religi bangsanya.

Kata Indonesia awalnya adalah ciptaan etnolog Inggris, George Samuel Windsor Earl, yang termuat artikel dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia tahun 1850.

Artikel berjudul On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations  dikenalkan sebutan bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu agar memiliki sebutan khas.

Orang Belanda ketika menguasai kepulauan itu menamakan sebagai Indische Nederland (Hindia Belanda). Kumpulan pedagang Belanda menamakan Oost Indische (Hindia Timur) seperti singkatan VOC, Vereeniging Oost Indische Compagnie artinya Kumpulan Dagang Hindia Timur.

Windsor Earl menyarankan penyebutan kepulauan itu dengan nama Indunesia atau Malayunesia. Kata Indunesia bentukan dari India dan nesos, artinya kepulauan India. Sedangkan Malayunesia berarti kepulauan Malayu. 

Usulan itu direspon James Richardson Logan dalam artikel The Ethnology of the Indian Archipelago yang dimuat jurnal itu. Dia memilih kata Indunesia dengan mengubah huruf u diganti o untuk memudahkan pengucapan.

Sejak itu nama Indonesia mulai populer di dunia etnologi. Pemilihan nama itu menunjukkan orang Eropa telanjur akrab dengan salah kaprah kepulauan ini dianggap bagian dari India.

Sementara kata Malayunesia baru tahun 1963 dipungut untuk menggantikan nama negeri Persekutuan Tanah Melayu menjadi Malaysia, dengan sedikit penghilangan suku kata di tengah.

Etnolog Universitas Berlin Adolf Bastian setelah berkelana tahun 1864-1880 lantas menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel (Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu). Dari buku inilah kemudian nama Indonesia populer di kalangan sarjana Belanda, termasuk pelajar Islam yang belajar di sana.

Alasan Memakai Nama Indonesia

Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantara orang pribumi nusantara yang pertama kali mengambil nama itu pada tahun 1913 mendirikan sebuah biro pers di Belanda dengan nama Indonesische Persbureau.

Kemudian Mohammad Hatta, mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam mengubah nama perkumpulan pelajar Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah organisasinya, Hindia Poetra, berubah nama menjadi Indonesia Merdeka.

Tulisan Bung Hatta menuturkan mengambil nama itu dengan pertimbangan, Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut Hindia Belanda. Juga tidak Hindia saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air pada masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesiër) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.

Setelah itu nama Indonesia menjadi populer di tanah air setelah dikenalkan para pelajar yang pulang dari Belanda. Dr Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club tahun 1924 di Surabaya. Perserikatan Komunis Hindia juga mengubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1924. Jong Islamieten Bond mendirikan kepanduan National Indonesische Padvinderij (Natipij).

Setelah nama Indonesia makin populer lantas disepakati menjadi nama tanah air, bangsa, dan bahasa dalam Soempah Pemoeda pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928.

Melihat sejarah ini kata Indonesia itu juga sama asingnya. Sama-sama impor. Nasionalisme Indonesia baru muncul di awal abad 20, Islam sudah jauh hari meresap ke dalam sendi kehidupan orang-orang nusantara lewat pedagang dan ulama Arab yang datang ke negeri ini.

Mereka datang dengan damai mengenalkan keyakinan hidup baru yaitu agama Islam. Keyakinan yang terus menyala menjadi satu dengan kehidupan rakyatnya. Memberikan spirit, harkat kehidupan, pengetahuan dunia akhirat, hingga mewujud dalam puncak politik yang melahirkan kerajaan muslim mulai Samudra Pasai, Aceh, Ternate, Tidore, Demak, dan lainnya. Patutlah kita menggugat keaslian Indonesia agar kita tahu diri. (*)

Tags: buzzerIndiaindonesiaJawirempah-rempahSugeng PurwantoSumpah Pemuda
SendShare179Tweet112Share

Related Posts

Mengenang Ahmad Fuad Effendy, Ahli Bahasa Arab yang Dipuji Menteri Saudi

Selasa 24 Januari 2023 | 08:06
399

Ahmad Fuad Effendy (foto caknun.com) PWMU.CO- Mengenang Ahmad Fuad Effendy (76) sosok yang kalem tapi...

Enam Pikiran PIM Hindari Kebangkrutan Bangsa

Rabu 11 Januari 2023 | 10:33
171

Pergerakan Indonesia Maju (PIM) saat Konferensi pers Rabu (11/1/2022) (Istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO- Enam pikiran PIM (Pergerakan...

Rekor Calon Pimpinan Terbanyak di Musywil, Ini Datanya

Jumat 23 Desember 2022 | 08:13
642

Gedung Expotorium Umpo tempat beralngsung Musywil ke 16 Muhammadiyah Jatim. PWMU.CO- Rekor calon pimpinan terbanyak...

Lamongan Pegang Rekor Pemilih Terbanyak di Musywil, Ini Urutan Lengkapnya

Rabu 21 Desember 2022 | 13:58
1.4k

Iklan Musywil ke-16 Muhammadiyah Jatim di Ponorogo. (tmc) PWMU.CO- Lamongan memiliki suara terbanyak dalam Musywil...

Piala Dunia Qatar dan Heboh LGBT

Sabtu 26 November 2022 | 19:35
1.6k

Logo FIFA World Cup Qatar 2022 (qatar2022.qa) Piala Dunia Qatar dan Heboh LGBT oleh Sugeng...

Anwar Ibrahim Akhirnya Jadi Perdana Menteri di Usia 75 Tahun

Kamis 24 November 2022 | 21:33
808

Anwar Ibrahim berdoa usai pelantikan jadi perdana menteri di Istana Negara. Anwar Ibrahim Akhirnya Jadi...

Hal Tak Lazim di Muktamar Muhammadiyah

Rabu 23 November 2022 | 16:00
2.5k

13 Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027. Hal Tak Lazim di Muktamar Muhammadiyah oleh Sugeng Purwanto,...

Perlukah Pimpinan Muhammadiyah Dipanggil Kiai Haji?

Sabtu 12 November 2022 | 14:00
682

KH Ahmad Dahlan dengan santri di Langgar Kidul. Perlukah Pimpinan Muhammadiyah Dipanggil Kiai Haji? oleh...

Peringati Sumpah Pemuda, SD Muri Adakan Aneka Lomba

Rabu 2 November 2022 | 18:00
171

Siswa SD Muri mengikuti lomba Membaca Teks Sumpah Pemuda, Jumat (28/10/22) (Istimewa/PWMU.CO) Peringati Sumpah Pemuda,...

Peringati Sumpah Pemuda melalui Gerakan Pungut Sampah

Sabtu 29 Oktober 2022 | 17:28
50

Peringati sumpah pemuda, siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta melakukan Gerakan Pungut Sampah di...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    105174 shares
    Share 42070 Tweet 26294
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    66132 shares
    Share 26453 Tweet 16533
  • Smamsatu Kembali Menggelar Seminar Pendidikan Internasional

    28362 shares
    Share 11345 Tweet 7091
  • Campus Expo Smamio Undang 35 PTS-PTN

    4392 shares
    Share 1757 Tweet 1098
  • Siswa Smamio Raih Perak di World Young Biologist Olympiad

    3276 shares
    Share 1310 Tweet 819
  • Siswa Spemdalas Raih 4 Medali Olimpiade PAI Nasional

    3600 shares
    Share 1440 Tweet 900
  • Majelis Tabligh Kota Surabaya Family Gathering

    1860 shares
    Share 744 Tweet 465
  • Siswa Spemdalas Juara I English Speech Tingkat Provinsi

    1885 shares
    Share 754 Tweet 471
  • Rapikan Rambut Siswa, Spemdalas Datangkan Tukang Cukur

    1215 shares
    Share 486 Tweet 304
  • Mahasiswa asal Afghanistan Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    1626 shares
    Share 650 Tweet 407

Berita Terkini

  • Dana Haji
    Dana Haji Tersesat JalanSabtu 28 Januari 2023 | 08:04
  • Belajar Perubahan Wujud Benda, Siswa Ini Bikin Es PuterSabtu 28 Januari 2023 | 07:50
  • Ada Eintein, Band Hivi, dan Film Keluarga Cemara di Pop-Up Book Siswa SpemdalasSabtu 28 Januari 2023 | 07:28
  • Aksi Gizi Sekolah Sehat Nasional Berlian SchoolSabtu 28 Januari 2023 | 07:25
  • Kisah Mengejar Foto Eksklusif Rapat 11 Anggota PWA JatimSabtu 28 Januari 2023 | 05:38
  • Tes Kata Baku, Peserta Pelatihan Ini seperti Kena Prank BerjamaahJumat 27 Januari 2023 | 22:02
  • Gadis Afghanistan Ini Heran Orang Indonesia Makan Nasi 3 Kali SehariJumat 27 Januari 2023 | 22:00
  • Deep Talk, Cara SDMM Mempertajam Keterampilan Menulis GuruJumat 27 Januari 2023 | 20:53
  • Ngrujak Nanas
    Ngrujak Nanas Sambil Bahas RibaJumat 27 Januari 2023 | 20:34
  • STIQSI Lamongan Bahas Konsep Pendidikan IslamJumat 27 Januari 2023 | 19:54

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!