ADVERTISEMENT
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Senin, Januari 30, 2023
  • Login
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Jokowi Raja Pasca-Jawa?

Kamis 9 April 2020 | 11:06
6 min read
391
SHARES
1.1k
VIEWS
Jokowi Raja Pasca-Jawa? ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya. Dia membandingkan kepemimpinan Jokowi dengan presiden sebelumnya, dalam konteks Raja Jawa.
Presiden Jokowi megenakan baju adat Sasak NTB saat berpidato di sidang tahunan DPR-DPD, Jumat (16/8/2019) (foto Biro Pers Setpres, sumber kompas.com)

Jokowi Raja Pasca-Jawa? ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya. Dia membandingkan kepemimpinan Jokowi dengan presiden sebelumnya, dalam konteks Raja Jawa.

PWMU.CO – Lamun sira sekti aja mateni, lamun sira banter aja ndisiki, lamun sira pinter aja minteri.

Presiden Joko Widodo hampir tidak pernah mengutip filosofi kekuasaan Jawa dalam komunikasi politiknya. Tapi, beberapa saat setelah pelantikannya sebagai presiden periode kedua Juli 2019 lalu, Jokowi mengutip tiga butir filosofi kekuasaan Jawa seperti dikutip di atas. Artinya, “Kalau kamu perkasa jangan membunuh, kalau kamu kencang jangan mendahului, kalau kamu pintar jangan memintari.”

Tujuh Presiden, Siapa yang Raja Jawa?

Di antara tujuh presiden Indonesia, semua, kecuali Habibie, adalah orang Jawa. Tapi, di antara mereka hanya Soeharto yang secara rutin mengutip falsafah Jawa sebagai falsafah politik dan pemerintahannya.

“Presiden Jawa” lainnya nyaris tak pernah mengutip falsafah Jawa. Bung Karno lebih asyik dengan referensi pemikir-pemikir dunia, baik dari Barat, Timur, dan pemikiran-pemikiran klasik Yunani dan lainnya.

Sepeninggal Pak Harto, Presiden Gus Dur lebih identik dengan budaya dan khazanah pemikiran pesantren dalam kutipan-kutipannya. Sebagaimana Bung Karno, Gus Dur mempunyai referensi filsafat politik yang sangat kaya, dan karenanya dia tidak secara spesifik merujuk pada filsafat Jawa dalam pidato-pidatonya.

Di era Megawati kita tidak terlalu sering mendengar ide-idenya mengenai filsafat politik selain kosa-kata Jawa yang diulang-ulang di berbagai kesempatan, yaitu “wong cilik”. Selebihnya kita tidak pernah mendengar apa pun.

Habibie berusaha melakukan emulasi dalam beberapa filosofi Pak Harto yang menjadi mentornya. Tapi, Habibie adalah mesin made in Germany yang sophisticated dan serba mekanik-positivistik, mangkus dan sangkil, efektif-efisien.

Tak cocok dengan filosofi kekuasaan Jawa, kekuasaan Habibie hanya seumur jagung dan berakhir karena kudeta politik orang-orang sekitarnya di Partai Golkar.

Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya paling Jawa dibanding tiga pendahulunya pasca-Soeharto. Tapi, meskipun dalam solah bawa, tingkah laku, SBY adalah seorang ksatria Jawa, tapi dia adalah jenderal didikan Amerika yang berpikiran demokratis global. Dia berperilaku Jawa tapi berpikir global.

Raja, Priyayi, dan Kawulo

Joko Widodo hampir mirip dengan SBY dalam hal latar belakang sosiologis sebagai manusia Jawa mataraman. Bedanya, SBY adalah tentara ksatria yang priyayi, Jokowi berlatar belakang pedagang, yang dalam strata sosial Jawa masuk dalam kategori kawula (Kuntowijoyo, 2004).

Dalam esainya “Raja, Priyayi, dan Kawula” Kuntowijoyo membagi strata sosial masyarakat Surakarta di abad ke-20 menjadi tiga kelompok: raja, priyayi, dan kawula.

Para pedagang dan saudagar masuk dalam kategori ketiga sehingga masyarakat agak meremehkan, look down, terhadap profesi pedagang maupun saudagar.

Bagi Jokowi latar belakang sebagai kawula justru menjadi kekuatannya. Ia secara sadar melancarkan jurus komunikasi politik sebagai representasi kawula, wong cilik, dengan memakai idiom-idiom rakyat dan berpenampilan merakyat.

Gaya komunikasi politik Jokowi yang humble, lembah manah, andap asor, dengan cepat menjadikannya idola yang melesat secara meteorik. Pada saat yang sama masyarakat mengalami disilusi dan kejenuhan terhadap kekuasaan yang pongah dan bossy, sok ngebos.

Jokowi menjadi antitesis kekuasaan yang selama ini dipersepsikan sebagai wahyu kedaton yang turun dari langit. Jokowi mendekonstruksi semua stereo-type kekuasaan Jawa yang serba jaim, jaga image dan penuh unggah-ungguh yang membosankan.

Pindahkan Episentrum Kekuasaan

Dalam khazanah Babad Tanah Jawi Jokowi mungkin mirip Kiageng Pengging, sama-sama dari Boyolali, yang berhasil memindah episentrum kekuasaan dari Demak yang pesisir ke Pajang yang agraris. Itulah yang coba dilakukan oleh Jokowi dengan memindah episentrum kekuasaan dari tanah Jawa ke Kalimantan, dari Jakarta ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara.

Para presiden terdahulu adalah para penguasa Jawa, raja-raja Jawa yang berparadigma Jawa-sentris, Jawa sebagai episentrum kekuasaan. Jokowi mendekonstruksi paradigma itu.

Dalam dokumen Nawa Cita, sembilan prioritas pembangunan disebutkan “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.”

Dalam berbagai kesempatan Jokowi memakai pakaian tradisional dari berbagai daerah. Ia mengadakan acara-acara kenegaraan nasional keluar dari Jakarta ke daerah-daerah. Membangun infrastruktur di luar Jawa untuk membangun konektivitas menjadi obsesinya.

Jokowi Raja Pasca-Jawa

Jokowi adalah penguasa pasca-Jawa. Dialah Raja Pasca-Jawa yang mendekonstruksi semua paradigma kekuasaan lama sejak Soekarno. Itu pulalah yang membuat Jokowi menjaga jarak dari penggunaan idiom-idiom filsafat Jawa dalam komunikasi politiknya.

Tentu saja Jokowi tetap manusia Jawa dalam kehidupan personal. Ia menjalankan praktik-praktik Jawa seperti puasa untuk tirakat dan memilih hari baik dan buruk. Ia bukan intelektual yang beroleh ilmu ta’limiyat dari sekolahan, ia memperoleh pengetahuan dan ngelmu laduniyah lewat tirakat dan laku. Ia menjauhi pantangan-pantangan dan menghindari tabu.

Suatu ketika Mensesneg Pramono Anung meminta Pesiden Jokowi untuk tidak berkunjung ke Kediri karena adanya mitos presiden yang berkunjung ke Kediri akan kehilangan kekuasaannya. Soekarno, Gus Dur, Habibie tak percaya mitos itu.

Pak Harto memilih tidak mengunjungi Kediri selama kekuasaannya. SBY mengunjungi Kediri sebagai pribadi didampingi Hamengku Buwono X sebagai raja Jawa yang asli.

Ketika ibundanya Sudjiatmi Notomihardjo meninggal dunia akhir Maret lalu Jokowi melakukan brobosan, berjalan melewati bawah keranda jenazah ibunda, sebuah ritual khas Jawa. Jokowi disebut kehilangan pepunden yang menjadi inspirasi kekuatan politiknya sebagaimana Pak Harto kehilangan Bu Tien pada 1996, dan SBY kehilangan Ny Ani Yudhoyono, 2019.

Pernyataan lamun sira sekti memunculkan berbagai tafsir politik, karena pernyataan itu “sangat Jawa”. Apakah Jokowi masih terap memersepsikan diri sebagai Raja Pasca-Jawa pada periode kedua kekuasaannya sekarang, ataukah dia sudah berani membuka jati diri sebagai Raja Jawa sebagaimana para pendahulunya?

Tak Ada Konsep Oposisi

Tidak ada konsep oposisi dalam filosofi kekuasaan Jawa. Karena itu meskipun menjadi sakti karena menang perang dia tidak mateni, tidak membunuh. Maka Prabowo pun tidak dipateni, malah dirangkul dan dipangku.

Lamun sira banter aja ndisiki. Lamun sira pinter aja minteri. Kepada siapa pernyataan itu paling tepat ditujukan oleh Jokowi? Dalam kondisi krisis sekarang ini pernyataan itu, mungkin, cocok ditujukan kepada Anies Baswedan yang “banter” dan “pinter”, atau kepada para pengritiknya yang terlalu “banter” dan “pinter”.

John Pamberton dan Ben Anderson yang banyak melakukan riset mengenai konsep kekuasaan Jawa menyatakan raja tidak boleh salah, idu geni, ludah api, sabda pandita ratu, ucapannya adalah sabda yang menjadi hukum, sabda raja adalah sabda Tuhan. Pantang malu, pantang mengingkari sabdanya. Karena itu ia harus didengar dan tak boleh dibantah.

Sekali tidak lockdown tetap tidak lockdown. Di Malaysia tidak ada lockdown, yang ada ialah kawalan pergerakan. Di Indonesia tidak ada lockdown, tidak ada karantina wilayah, karantina mandiri, zero mobility, atau apapun istilahnya. Yang ada hanyalah pembatasan sosial berskala besar (PSBB), atau apalah, you name it, asal bukan lockdown. Perdebatan semantik ini sangatlah penting, karena Raja pantang dipintari, pantang didahului.

Jokowi Raja Pasca-Jawa atau Little Soeharto? Itulah pertanyaan yang coba dikulik beberapa ilmuwan politik untuk memperbandingkan Jokowi dengan Soeharto. Pada masa awal-awal berkuasa Soeharto seorang demokrat. Tapi, seiring dengan perjalanan waktu ia mengkonsolidasi kekuasaan otoritarian dan membangun dinasti.

Hanya Berlaku Dua Pasal?

Periode pertama Jokowi mirip seperti itu. Masa kekuasaan periode kedua konsolidasi kekuasaan dilakukan secara intensif. Oposisi nyaris tak ada lagi, semua keputusan diambil tanpa perlawanan berarti, mulai dari revisi UU KPK, Omnibus Law, UU Minerba.

Raja-raja Jawa membangun dinasti: Soekarno, Soeharto, Megawati, SBY. Sekarang kita menyaksikan proses kemunculan dinasti baru, Gibran Rakabuming, Kaesang Pangarep, Bobby Nasution, atau mungkin nanti, Jan Ethes.

The king can do no wrong. Raja tidak boleh salah. Raja telanjang pun oleh pembisiknya dibilang berbusana bagus, seperti kisah The Emperor Wears No Clothe.

Hanya ada dua pasal yang berlaku bagi sang Raja. Pasal pertama: Raja tidak pernah salah. Pasal kedua: Kalau Raja salah, lihat pasal pertama. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Dhimam Abror DjuraidJokowiKonsep Raja JawaPresiden Jokowi
SendShare189Tweet84Share

Related Posts

Sukadiono atau Tidak Suka-diono

Selasa 27 Desember 2022 | 13:36
1.5k

Dhimam Abror Djuraid Sukadiono atau Tidak Suka-diono oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior. PWMU.CO- Musyawarah...

The Real Winner is Qatar

Selasa 20 Desember 2022 | 18:40
307

Lionel Messi memakai bhist saat menerima trofi Piala Dunia di Qatar. The Real Winner is...

Presiden Jokowi: Pak Anwar Abbas Itu Kritis tapi Fair Orangnya

Kamis 8 Desember 2022 | 05:52
1.5k

Anwar Abbas saat di Muktamar Ke-48 Muhammadiyah, Edutorium UMS, Ahad (20/12/2022). Presiden Jokowi: Pak Anwar...

Franchise Muhammadiyah

Jumat 18 November 2022 | 19:22
840

Dhimam Abror Djuraid Franchise Muhammadiyah, Dhimam Abror Djuraid PWMU.CO - Ada dua peristiwa yang terjadi...

Apalah Arti Sebuah Ijazah

Sabtu 22 Oktober 2022 | 09:24
463

Salinan ijazah SMPP 40 Surakarta milik Jokowi. Apalah Arti Sebuah Ijazah oleh Sugeng Purwanto, Ketua...

Hubungan Panas Dingin Din Syamsuddin-Jokowi Jadi Pertanyaan Wartawan 

Minggu 16 Oktober 2022 | 06:21
311

Prof Din Syamsuddin MA PhD saat diwawancarai Putri Ayuningtyas di The Politician CNN Indonesia, Rabu...

Muhammad

Sabtu 8 Oktober 2022 | 20:53
180

Dhimam Abror Djuraid Muhammad tulisan opini Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior. PWMU.CO- Sebuah survei di...

Presiden Jokowi Siap Membuka Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah

Jumat 16 September 2022 | 14:45
21.7k

Presiden Jokowi didampingu Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan...

Detik-Detik Siswa SMP Musasi Menyambut Presiden Jokowi di Sidoarjo

Selasa 23 Agustus 2022 | 08:55
1.3k

Presiden Jokowi menyapa siswa-siswi SMP Musasi (Fahmi Zidan Asmara Asmara/PWMU.CO) Detik-Detik Siswa SMP Musasi Menyambut...

Dirintis KH Djuraid Mahfud, Pembangunan Masjid Al-Manar Akan Jadi Monumen Sejarah Muhammadiyah Surabaya Barat

Kamis 18 Agustus 2022 | 10:35
11.4k

Penampakan Masjid Al-Manar yang sedang dalam proses pembangunan. KH Djuraid Mahfud, Pembangunan Masjid Al-Manar Akan...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171195 shares
    Share 68478 Tweet 42799
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    84551 shares
    Share 33820 Tweet 21138
  • Siswa Smamio Raih Perak di World Young Biologist Olympiad

    12431 shares
    Share 4972 Tweet 3108
  • Campus Expo Smamio Undang 35 PTS-PTN

    13539 shares
    Share 5416 Tweet 3385
  • Smamsatu Mantu, Praktik Unik Penilaian Proyek Karakter

    39220 shares
    Share 15688 Tweet 9805
  • Spiderman Smamsatu Borong Medali Kejurnas Panjat Tebing FPTI

    97540 shares
    Share 39016 Tweet 24385
  • Siswa Spemdalas Juara I English Speech Tingkat Provinsi

    3235 shares
    Share 1294 Tweet 809
  • Kenang Legenda Sepak Bola, Siswa Spemdalas Bikin Pop-up Book Pele

    4075 shares
    Share 1630 Tweet 1019
  • Smamsatu Kembali Menggelar Seminar Pendidikan Internasional

    30262 shares
    Share 12105 Tweet 7566
  • Mahasiswa asal Afghanistan Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    2381 shares
    Share 952 Tweet 595

Berita Terkini

  • Guru SD Muri Gresik Pelatihan Media Pembelajaran InteraktifSenin 30 Januari 2023 | 12:42
  • Sekolah Muhammadiyah GKB Gresik Launching Aplikasi Mugeb AppSenin 30 Januari 2023 | 10:37
  • Ikhwan Nurhadi Terpilih Jadi Ketua PDM Kabupaten KediriSenin 30 Januari 2023 | 10:29
  • Juara Tahfidh, Begini Rahasia Pola Asuh Siswa SD Mugeb IniSenin 30 Januari 2023 | 06:33
  • Dua Wajah Baru PWA Jatim Siap Jalankan Roda AisyiyahSenin 30 Januari 2023 | 06:03
  • Pemuda Lintas Agama dan Komunitas Difabel Susun Produk Eco BhinnekaSenin 30 Januari 2023 | 05:30
  • Minim persiapan, SMP Musasi raih peringkat ketiga Sport Olympiad Futsal; Liputan Farah Az Zahra Asmara, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    SMP Musasi Raih Peringkat Ketiga Sport Olympiad FutsalMinggu 29 Januari 2023 | 23:09
  • Preschool Intensif tiap Pekan, Ada Fun Learning AlphabetMinggu 29 Januari 2023 | 23:07
  • Mahasiswa Unesa Mengenalkan Floorball pada Siswa SD MugresMinggu 29 Januari 2023 | 22:52
  • Keliling SMP Musasi, siswa sekolah Jepang kaget dapat ini; Liputan Kontributor PWMU.CO Rosa Nur A dan Achmad Bagus Hendy Kurniawan.
    Keliling SMP Musasi, Siswa Sekolah Jepang Kaget Dapat IniMinggu 29 Januari 2023 | 22:29

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!