• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Selasa, Agustus 9, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Inilah Amal yang Jadi Kebanggaan di Hari Akhir

Selasa 23 Agustus 2016 | 10:33
3 min read
116
SHARES
363
VIEWS
ADVERTISEMENT
Foto ilustrasi kasmaji81.ne
Foto ilustrasi kasmaji81.net

PWMU.CO – Beberapa ayat terakhir surat Abasa di bawah ini mengingatkan bahwa apa yang pernah dibanggakan di dunia ini tidak akan ada artinya di Hari Akhir. Mulai dari  saudara, ibu, ayah, anak cucu dan siapa saja yang pernah diandalkan di dunia. Apalagi harta benda yang hilang tanpa bekas ditelan bumi.

“Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua); pada hari ketika manusia lari dari saudaranya; dari ibu dan bapaknya; dari istri dan anak-anaknya; Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya;” (QS Abasa: 33-37).

(Baca: Ada Dua Tipe Manusia Baik di Dunia, Anda Masuk yang Mana? dan Belajar dari Abu Nawas dan Penjual Sate)

Manusia, saat itu, sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Sesama manusia sudah tidak bisa saling menolong dan menyalahkan satu sama lain. Manusia tinggal mengingat-ingat kembali apa yang pernah dilakukan di dunia. Ia mencari kebaikan di dunia dulu yang sekiranya bisa menyelamatkan dirinya dari jilatan api neraka.

Namun, bagi manusia yang cerdas secara ruhaniah, kebaikan itu sudah disiapkan sejak masih hidup. Ia tahu bahwa hanya amal kebaikan yang bisa mengantarkan pada ridha Allah. Lebih dari itu, ia menyiapkan kebaikan yang sekiranya nanti bisa dibanggakan di hadapan Allah, bukan di hadapan manusia.
Abdullah bin Jahsy dan Sa’ad bin Abi Waqas menjelang perang Uhud pernah berdoa ber­­sama dan saling mengamini. Sa’ad berdoa, ”Ya Allah, berilah aku musuh yang sangat tang­guh. Aku berusaha membunuhnya dan dia berusaha membunuhku. Dan berilah aku kemenangan.”

(Baca juga: Kebahagiaan yang Sejati Itu Bisa Diraih dengan Iman, Ilmu, dan Amal dan Neraka Berada di Keluarga yang Berantakan)

Dalam hati ia berbisik, “jika nanti malaikat bertanya: amalan apa yang kau banggakan? Maka aku bisa menjawab aku telah berhasil membunuh orang yang paling berbahaya di perang Uhud.” Sekiranya aku mati syahid, aku bisa bangga menyatakan bahwa aku mati syahid terbunuh oleh tentara kafir yang paling kuat.

Abdullah bin Jahsy berdoa dengan uniknya, ”Ya Allah, pertemukanlah aku esok de­ng­an musuh yang kuat tenaganya. Aku akan membunuhnya karena-Mu, dan orang itu berusaha mem­bunuhku. Kemudian ia memotong hidung dan kedua telingaku. Apabila engkau bertanya ke­pa­daku kelak, ‘Ya Abdullah, mengapa hidung dan telingamu itu?’. Aku akan menjawab, ‘Ke­du­anya terpotong saat membela agama-Mu di perang Uhud. Engkau berfirman, “Kau benar.“

Doa mereka dikabulkan. Sa’ad perang berakhir, Sa’ad yang berhasil membunuh musuhnya melihat dua daun telinga dan hidung bergantung dengan seutas tali”. Sa’ad merasa bahwa Abdullah lebih baik dari dirinya.

(Baca juga: 5 Pesan Pak AR untuk Suami-Istri agar Rumah Tangga Bahagia dan Ini Alasan Ilmiah Mengapa Memaafkan Itu Menyehatkan)

Sepanjang hidup, tentu banyak kebaikan (dan keburukan) yang telah dilakukan. Tapi, adakah yang bisa dibanggakan di Hari Akhir saat bertemu dengan Ilahi Rabbi? Mungkinkah shalat ribuan kali, puasa penuh lapar dan dahaga, haji dan umroh berkali-kali, infak-shadaqah dan ibadah lain yang kita lakukan selama ini bisa dibanggakan di hadapan-Nya? Jangan-jangan shalat kita masih jauh dari khusyu’? Haji hanya untuk prestise sosial dan terbersit pujian orang saat berinfak?

Setidaknya, menurut Nur Cholis Huda, ada dua kunci meraih amalan kebanggaan. Pertama, perlu kesungguhan un­tuk melakukannya. Tidak main-main. Tidak sekedar formalitas-simbolik untuk menggu­gurkan kewajiban, tapi juga harus substantif penuh makna.

Kedua
, keikhlasan, inilah hal paling tersembunyi dalam diri manusia. Letaknya jauh dalam di lubuk hati. Hanya Allah dan yang bersangkutan yang tahu tentang keikhlasan satu perbuatan. Orang yang berkali-kali mengatakan dirinya ikhlas belum tentu benar-benar ikhlas. Sekali lagi, perbuatan apa yang bisa kita banggakan di hadapan-Nya di Hari Akhir? (*)

SururKolom Bahrus Surur-Iyunk, Kepala SMA Muhammadiyah I Sumenep Madura.

Tags: Amal KebajikanHari Akhir
SendShare46Tweet29Share

Related Posts

No Content Available

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Pembicara dari Turki di Fortasi Sekolah Ini

    59511 shares
    Share 23804 Tweet 14878
  • PBS Teken MoU dengan King Sejong Institute untuk Smamio

    2984 shares
    Share 1194 Tweet 746
  • Smamio Launching Kafe Inspirasi Kopi

    50012 shares
    Share 20005 Tweet 12503
  • Kuliah Premium Smamio: Belajar Itu ibarat Maraton, Bukan Sprint

    49673 shares
    Share 19869 Tweet 12418
  • SD Mugeb Siapkan Formasi Pimpinan IPM Junior

    809 shares
    Share 324 Tweet 202
  • Safari Ramadhan PDA Gresik Bahas Keluarga Sakinah

    1070 shares
    Share 428 Tweet 268
  • Spemdalas Membuka Tahun Baru Islam dengan Apel Pagi

    764 shares
    Share 306 Tweet 191
  • Muhammadiyah-Salafi: Mengapa Titik Pisah, Bukan Titik Temu?

    490 shares
    Share 196 Tweet 123
  • Amalan-Amalan Sunnah di Bulan Ramadhan

    1416 shares
    Share 566 Tweet 354
  • Tujuh Faktor Penyebab Keruntuhan Organisasi

    1155 shares
    Share 462 Tweet 289

Berita Terkini

  • Kejujuran
    Kejujuran, Begini Cara Sekolah Ini Melatih SiswanyaSenin 8 Agustus 2022 | 21:57
  • Nikmat kautsar
    Nikmat Kautsar Menurut Tafsir Ustadz Sam’unSenin 8 Agustus 2022 | 21:12
  • Selain Payung Raksasa, Tempat Ini Primadona untuk Berfoto di Masjid NabawiSenin 8 Agustus 2022 | 13:42
  • Mimdaka Menggelar Carnival and Best Couple CompetitionSenin 8 Agustus 2022 | 12:42
  • Muhammadiyah-Salafi: Mengapa Titik Pisah, Bukan Titik Temu?Senin 8 Agustus 2022 | 11:17
  • Belajar Energi Terbarukan dari Olahan Limbah, Siswa SD Mugeb AntusiasSenin 8 Agustus 2022 | 11:00
  • Etika merokok
    Etika Merokok Disinggung di Pengajian IniSenin 8 Agustus 2022 | 10:56
  • Mahasiswa KKN UMG di Bawean Bikin Lampu Pemangsa HamaSenin 8 Agustus 2022 | 10:31
  • Siswa bisa terjajah
    Siswa Bisa Terjajah gara-gara Kurikulum MerdekaSenin 8 Agustus 2022 | 10:12
  • Tapak Suci dan HW Jadi Intrakurikuler Wajib di Sekolah Kreatif IniSenin 8 Agustus 2022 | 10:04

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In