PWMU.CO-Mahasiswa rantau Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) yang tak mudik akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mendapat voucher e-money untuk buka dan sahur.
Rektor UMSurabaya Dr Sukadiono menjelaskan, bantuan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kampus kepada mahasiswa di tengah pandemi Covid-19.
”Bantuan terhadap mahasiswa rantau ini bagian dari 8 kebijakan kampus UMSurabaya terkait Covid-19,” ujar Suko, sapaan akrab Rektor UMSurabaya dihubungi Senin (27/4/2020).
Suko menyampaikan, bantuan voucher e-money untuk buka dan sahur ini merupakan tanggung jawab kampus. Ia berharap mahasiswa yang bertahan di rumah kos sangat terbantu dalam menjalankan ibadah Ramadan di Surabaya.
E-money ini bisa digunakan untuk belanja makanan secara online misalnya lewat Grabfood, Gofood, dan aplikasi semacamnya. Total nilai bantuan Rp 500 ribu. Tapi diberikan secara bertahap dua hari sekali sebesar Rp 50 ribu. Jadi, ada 10 kali pemberian e-money selama 20 hari ke depan.
95 Mahasiswa Rantau
Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni (BAKA) Junaidi Fery Efendi menjelaskan, mahasiswa yang menerima bantuan berdasarkan data pemantauan mahasiswa selama wabah Covid-19.
”Kami melakukan pemantauan data tentang kondisi terkini mahasiswa di mana mahasiswa melaporkan kondisi kesehatannya dan keberadaan mereka. Untuk mahasiswa yang memiliki gejala akan ditangani untuk mendapat perawatan yang cepat, dan bagi mahasiswa yang masih bertahan di Surabaya akan diberikan bantuan,” ujar Junaidi
Ia menyebutkan jumlah mahasiswa rantau yang masih bertahan di Surabaya yang telah tervalidasi sebanyak 95 mahasiswa. Mahasiswa berasal dari luar Surabaya dan mahasiswa luar negeri. Mereka akan mendapatkan bantuan berupa voucher e-money untuk buka puasa dan sahur serta vitamin selama bulan Ramadan di Surabaya.
”Kami memilih menyalurkan bantuan berupa e-money agar meminimalisasi interaksi dengan mahasiswa. E-money memudahkan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan buka dan sahur selama bulan Ramadan. Pembagian ini dilakukan mulai Senin, 27 April 2020. Mereka akan mendapatkan voucher selama 20 hari,” tuturnya.
Junaidi berharap, melalui program bantuan kepada mahasiswa rantau ini, mereka dapat menjalankan ibadah Ramadan dengan lancar meski berada jauh dari keluarga. (*)
Penulis Idham Choliq Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post