ADVERTISEMENT
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Senin, Februari 6, 2023
  • Login
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Refleksi Haedar Nashir: Runtuhnya Hegemoni

Rabu 29 April 2020 | 16:18
5 min read
2.6k
SHARES
8k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Refleksi Haedar Nashir: Runtuhnya Hegemoni. Prof Dr Haedar Nashir MSi adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Refleksi Haedar Nashir: Runtuhnya Hegemoni (Foto Roiyy Aroyy/PWMU.CO)

Refleksi Haedar Nashir: Runtuhnya Hegemoni. Prof Dr Haedar Nashir MSi adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

PWMU.CO – Siapa masih merasa paling digdaya? Apakah ada saat ini yang tetap angkuh kuasa sebagai sosok-sosok perkasa? Egois hanya memikirkan ekonomi dan investasi. Berselancar kegaduhan di ruang publik. Padahal, seluruh dunia terkunci mati oleh Corona yang menjelma jadi pandemi.

Dunia tidak menyangka pandemi ini meruntuhkan segala kemapanan di jagat raya. Negeri sebesar Tiongkok, Amerika Serikat, Italia, Jerman, Prancis, Spanyol, dan negara-negara maju yang memiliki segalanya tiba-tiba jatuh diri. Mereka dilucuti kedaulatannya hingga harus memutar otak menghadapi makhluk Tuhan yang sangat kecil dan mematikan itu.

Segala sangkar besi hegemoni runtuh. Semua terjadi di luar jangkauan nalar verbal dan instrumental. Globalisasi terkunci sendiri. Ilmu pengetahuan mutakhir, yang tengah bangga dengan keagungan artificial intelligence tergopoh-gopoh menghadapi virus ini.

Teori-teori posmo, termasuk di dunia akademik keislaman yang kadang congkak dengan kredo liberalisasi, seolah hilang kesaktian dan harus mendekonstruksi diri. Para kepala negara dan pemerintahan kehilangan taji kepemimpinannya. Para taipan bisnis dan ekonom lunglai dan seolah hilang harapan dengan nasib perekonomian dunia.

Bila masih ada para pejabat negara dan politisi di negeri manapun masih juga congkak dan buta tuli terhadap suara kebenaran, tidak tahu harus berkata apa tentang mereka. Radar ruhani dan akal jernihnya mungkin mati rasa.

Umat beragama pun diuji kualitas keberagamaannya. Bagaimana maqashidus syariah tentang menjaga agama (hifdz al-din), akal (hifdz al-‘aql), harta (hifdz al-mal), keturunan (hifdz al-nasl), dan jiwa atau diri (hifdz al-nafs) dihadirkan secara nyata menghadapi keadaan darurat.

Apakah masih ada keangkuhan beragama dengan merasa diri paling beriman dan bertauhid sambil berfatwa yang mengabaikan situasi dan berpotensi menambah radius penularan wabah yang mengancam kehidupan bersama dan mengawetkan kedaruratan. Wallahu a’lam!

Disorientasi Kosmologis

Dalam kuasa Allah, tidak ada satu kejadian di alam semesta yang lepas dari qadrat-iradat-Nya. Semua berada dalam garis sunatullah yang diciptakan-Nya. Allah berfirman, yang artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (at-Taghabun: 11).

Nabi Muhammad SAW mengingatkan musibah wabah (al-tha’un) sebagai peringatan penting bagi manusia sekaligus perlu karantina diri dan sosial (HR al-Bukhārī).

Boleh jadi dalam sistem kehidupan saat ini, di negeri tercinta dan ranah dunia, manusia sudah lama terasing dan kerdil diri. Orang sekuler terlalu percaya diri pada rasio, iptek, dan sistem yang mereka bangun atas dasar humanisme belaka.

Mereka melupakan Tuhan dengan segala kemahakuasaan-Nya dan anugerah seluruh ciptaan-Nya. Sunatullah hanya dipahami sebatas hukum alam.

Agama dianggap sumber ketertinggalan dan masalah sehingga menjadi agnotik. Sebagian bahkan bangga menjadi anti-Tuhan atau ateis karena merasa diri otonom dengan otak dan ilmunya tanpa perlu Tuhan dan agama.

Para penguasa dunia merasa digdaya dengan sistem politik, ekonomi, budaya, dan sistem kehidupan lainnya yang menjadi acuan. Baik yang berpangkal pada sosialisme maupun kapitalisme yang rakus dan arogan. Semua hal dikendalikan sepenuhnya dengan hitung-hitungan indrawi dan duniawi belaka.

Mengeksploitasi sesama manusia, hewan, tumbuhan, dan alam menjadi tabiatnya tanpa rasa cukup dan memperhatikan kepentingan yang luhur.

Jutaan manusia termiskinkan dan alam pun dieksploitasi tanpa batas sehingga terjadi kebakaran hutan, banjir, dan kerusakan ekosistem yang masif.

Kemajuan iptek dan infrastruktur menjadi keangkuhan baru. Lebih-lebih dengan kehadiran teknologi informasi dan revolusi 4.0 yang sarat ketakjuban dan membuat banyak manusia menjadi budaknya. Manusia dihargai hanya dari ukuran benda dan teknologi yang instrumental itu.

Ekonomi dan legasi fisik didewakan. Pendidikan, kebudayaan, spiritual, bahkan pemerintahan dan keagamaan disubordinasikan oleh hegemoni dunia teknologis yang robotik itu. Ibarat bangunan struktur dunia tampak kokoh dan megah, tapi ringkih dan rapuh fondasinya.

Akibatnya manusia modern mengalami kesenjangan kebudayaan atau cultural-lag (istilah William Ogburn), disorientasi, dan kejutan kebudayaan atau cultural shock (istilah Alvin Toffler), dan anomie atau anomali dalam referensi para sosiolog.

Uang, teknologi, infrastruktur, investasi, materi, keuntungan, kedudukan, kesenangan indrawi, serta segala hal yang bersifat materi dan fisik menjadi serbadidewakan dalam nalar pragmatis dan isntrumentalis.

Dunia dipandang sebatas telunjuk dan mata kuda sehingga hilang kesadaran kosmologisnya yang melintas batas semesta. Negara dan rakyat pun diurus dalam alfabet pola pikir pragmatis dan instrumentalis itu minus visi kenegarawanan yang mencukupi, apalagi visi kosmologis yang melintasi!

Di tengah gelombang krisis, sering sebagian manusia masih tetap dungu dan angkuh diri. Hatta mereka yang mengaku beriman, berakal pikiran, dan berilmu. Lebih-lebih mereka yang merasa berkuasa.

Mereka seolah mati kesadarannya sebagaimana firman Allah yang artinya: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (al-‘Araf: 179).

Orientasi Baru

Dari sudut akal sehat dan ilmu pengetahuan sebab dan bahaya Covid-19 itu faktual dan objektif, bukan ilusi dan konspirasi. Menyikapinya dengan ikhtiar merupakan jalan satu-satunya yang dibenarkan agama dan iptek serta bukan sikap paranoid.

Sebagai orang beriman dan berparadadigma Iqra, umat Islam harus mau menerima kenyataan tentang wabah dan musibah duniawi pada penjelasan keilmuan oleh ahlinya. Iman harus diletakkan sebagai fondasi yang kokoh dengan membuka diri pada khazanah ilmu. Seraya berusaha mencegah dan melakukan tindakan agar wabah makin terputus mata rantai penyebarannya dan akhirnya berhenti.

Hegemoni pandangan keagamaan yang literal-tekstual dan sikap konservatif mesti terkoreksi dengan pandemi ini. Dalil al-Quran dan sunah Nabi Muhammad SAW serta khazanah keilmuan Islam sangat kaya memberi jalan solusi menghadapi darurat global ini.

Pandangan tentang iman, tauhid, kematian, dan musibah yang sempit dan kaku tidak cukup memadai dalam situasi wabah yang mematikan ini. Paham puritan jangan membawa pada sikap diri paling bersih, semuci, dan egois dalam beragama. Bukankah Islam melarang ghuluw (ekstrem) dan tazakku (merasa paling suci) dalam beragama?

Orang Islam niscaya menggunakan akal pikiran dan ilmu pengetahuan. Selain iman dan tauhid yang substantif dan melintasi, umat dilarang sembarangan berpendapat dan bertindak tanpa ilmu. Siapa pun tidak perlu memaksakan diri seolah tahu segalanya bila memang tidak mengetahui sesuatu yang bukan keahliannya.

Allah mengingatkan: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (al-Isra’: 36).

Umat beriman penting rendah hati dan membangun kesadaran teologis yang melintasi. Kembangkan paham keagamaan yang berwawasan dakwah dan tajdid yang humanistik-profetik serta berwawasan kosmologis yang luas.

Kedepankan keagamaan yang menyeluruh dalam nalar interkoneksi bayani, burhani, dan irfani yang mencerahkan. Amar makruf dan nahi mungkar penting dibingkai dalam trilogi pendekatan Islam itu agar tidak hitam-putih, garang, dan jadi alat menghakimi orang lain sebagai lemah, zalim, dan tidak Islami.

Nabi Musa yang tegas dan keras sekalipun diajari Tuhan tentang hikmah dan metode lemah lembut dalam menghadapi arogansi Fir’aun, Qarun, dan Hamam (Thaha: 43-44).

Pemikiran dan sikap keagamaan niscaya memerlukan epistemologi dan orientasi kosmologis baru yang melintasi agar dapat memberi solusi alternatif yang kokoh sekaligus berkemajuan. Keberagamaan tidak digiring ke era abad tengah yang serba dogmatis sebagaimana terjadi di Eropa pra-abad pencerahan.

Umat tidak hidup dalam sangkar besi ortodoksi yang menurut Muhammad Abduh, Al-Islam mahjubun bil-msimin. Orang Islam sendiri yang menutupi sinar terang Islam sebagai agama pencerahan.

Pandemi mestinya menumbuhkan sikap keagamaan profetik cinta Tuhan yang berbanding lurus dengan cinta sesama, cinta alam, dan cinta kehidupan dalam risalah rahmatan lil’ alamin yang autentik dan melintas batas! (*)

Peleman, Jumat 24 April 2020. Tulisan ini telah dimuat di Republika dengan judul Runtuhnya Hegemoni, Sabtu (25/4/2020).

Atas izin penulis pada 29 Aprl 2020, tulisan ini dimuat PWMU.CO dengan judul Refleksi Haedar Nashir: Runtuhnya Hegemoni.

Editor Refleksi Haedar Nashir: Runtuhnya Hegemoni Mohamamd Nurfatoni.

Tags: Haedar NashirRuntuhnya Hegemoni Kolom Haedar Nashir
SendShare1028Tweet642Share

Related Posts

Supermarket Muhammadiyah di Madinah yang Viral Ternyata Milik Orang Ini

Sabtu 31 Desember 2022 | 09:50
3.7k

Muhammad Hamka (kanan) saat konfirmasi langsung keberadaan Supermarket Muhammadiyah di Madinah pada keluarga pemilik (Istimewa/PWMU.CO)...

Haedar Nashir Berbagi Cara Membumikan Islam Berkemajuan untuk Memajukan Jatim

Sabtu 24 Desember 2022 | 21:59
611

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (tengah) didampingi Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto dan Gubernur...

Haedar Nashir: Muhammadiyah Jatim Sudah Membumikan Islam Berkemajuan

Sabtu 24 Desember 2022 | 18:12
514

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi. Haedar Nashir: Muhammadiyah Jatim...

Haedar Nashir Tandatangani 5 Prasasti Amal Usaha Muhammadiyah Ponorogo

Sabtu 24 Desember 2022 | 11:48
2.1k

Haedar Nashir Tandatangani 5 Prasasti Amal Usaha Muhammadiyah Ponorogo; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah....

Belajar dari Sepakbola Dunia

Senin 12 Desember 2022 | 14:41
400

Haedar Nashir Belajar dari Sepakbola Dunia oleh Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah PWMU.CO- Piala...

Energi Ikhlas, Kekuatan Rohani Muhammadiyah  

Jumat 9 Desember 2022 | 22:13
4.7k

Prof Dr Haedar Nashir MSi saat menyampaikan pengantar dalam Pengajian Umum PP Muhammadiyah (tangkapan layar...

Ketika Haedar Nashir Bernostalgia tentang Lumbung Padi

Minggu 4 Desember 2022 | 11:54
453

Haedar Nashir (tengah) didampingi Tamhid Masyhudi saat diwawancarai PWMU.CO (Istimewa/PWMU.CO) Ketika Haedar Nashir Bernostalgia tentang...

Muktamar Nasyiah yang Damai Jadi Contoh Pemilu 2024

Sabtu 3 Desember 2022 | 18:17
491

Haedar Nashir membuka Muktamar Nasyiatul Aisyiyah di Bandung. (media center) PWMU.CO- Muktamar Nasyiatul Aisyiyah dan...

Antara PM Malaysia dan Ketua Umum PP Muhammadiyah

Jumat 25 November 2022 | 07:10
3.5k

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedra Nashir (kiri) dann PM Malaysia Anwar Ibrahim. Antara PM Malaysia...

Kutip Sukarno, Haedar Nashir: Makin Lama makin Cinta Muhammadiyah

Minggu 20 November 2022 | 21:59
775

Prof Dr Haedar Nashir MSi menyampaikan pidato penutupan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah (Istimewa/PWMU.CO) Kutip...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Smamio Raih Perak di World Young Biologist Olympiad

    63387 shares
    Share 25355 Tweet 15847
  • Rebut Emas, Siswi Smamsatu Harumkan Jatim di Kerjunas Muay Thai

    64525 shares
    Share 25810 Tweet 16131
  • Ini Persembahan Koreo Terbaik Smamiotifo

    12405 shares
    Share 4962 Tweet 3101
  • Tentang Investasi Leher ke Atas di Midnight Motivation Smamio 

    12403 shares
    Share 4961 Tweet 3101
  • Campus Expo Smamio Undang 35 PTS-PTN

    41643 shares
    Share 16657 Tweet 10411
  • Sekolah Muhammadiyah GKB Gresik Launching Aplikasi Mugeb App

    21041 shares
    Share 8416 Tweet 5260
  • Muhammadiyah Siap Muliakan Tamu 1 Abad NU

    1081 shares
    Share 432 Tweet 270
  • Ya Lal Wathon Berkumandang di Musyda Muhammadiyah

    991 shares
    Share 396 Tweet 248
  • SD Mugeb Punya Mural Damar Kurung Bernuansa Polisi Cilik

    618 shares
    Share 247 Tweet 155
  • Tiga Siswi Smamio Mengikuti Istanbul Youth Summit

    359 shares
    Share 144 Tweet 90

Berita Terkini

  • Begini Business Model Canvas Sekolah Muhammadiyah GKBSenin 6 Februari 2023 | 10:07
  • M-ICO Majelis Dikdasmen ke SD Mupat MalangSenin 6 Februari 2023 | 09:58
  • Pembelajaran Proyek, Siswa MIM 5 Jombang Berbagi pada SesamaSenin 6 Februari 2023 | 09:55
  • Presiden Lestari Hikmah Malaysia Kunjungi STIQSI LamonganSenin 6 Februari 2023 | 09:46
  • Kurikulum panti asuhan
    Kurikulum Panti Asuhan sebagai Basis Kaderisasi Ditawarkan UmpoSenin 6 Februari 2023 | 09:25
  • Smampor Bike, sepeda listrik yang diminati wali siswa; Liputan Amir Bandar Abdul Majid, kontributor PWMU.CO dari Kabupaten Sidoarjo.
    Smampor Bike, Sepeda Listrik yang Diminati Wali SiswaSenin 6 Februari 2023 | 07:10
  • Pembangunan MBS 2 Tulungagung, UM Surabaya Pancing Rp 50 JutaSenin 6 Februari 2023 | 06:43
  • Dua Guru Smamsatu Purnatugas, Kenangan Ini Tak TerlupakanSenin 6 Februari 2023 | 05:50
  • Gupuh, Lungguh, dan Suguh, cara Muhammadiyah Sidoarjo muliakan amu Harlah NU; Liputan Dian Rahma Santoso dan Darul Setiawan
    Muhammadiyah Siap Muliakan Tamu 1 Abad NUMinggu 5 Februari 2023 | 23:52
  • Perlunya Tafakur tentang Kaderisasi MuhammadiyahMinggu 5 Februari 2023 | 20:56

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!