PWMU.CO – Kegiatan proses belajar-mangajar bisa dilakukan dimana saja, tidak terbatas hanya di ruang kelas. Pasar tradisional pun bisa dijadikan tempat pembelajaran yang menarik bagi siswa-siswi. Seperti yang dilakukan SD Muhammadiyah 6 Gadung, Kota Surabaya, Jum’at pagi ini (26/8). Pasar Krempyeng di Jl Bendul Merisi Jagir, Wonokromo, Kota Surabaya diserbu puluhan siswa-siwi kelas 4 SDM 6 Gadung untuk berbelanja makanan tradisional dan barang lainnya.
Sebari membawa uang Rp 10 ribu, sebanyak 88 siswa-siswi diberi tugas oleh guru untuk belajar bisa menaksir dan membulatkan uang Rp 10 ribu. Dengan cara siswa-siswi berbelanja dan uang Rp 10 ribu harus disisakan Rp 2.000.
(Baca: Bangkitkan Permainan Tradisional di Hari Kemerdekaan dan Shalat Ghaib untuk Wafatnya Ibunda dari Guru Ismuba SDM Gadung)
”Tujuan pembelajaran kali ini pun terbilang sangat sederhana, yaitu untuk mendidik siswa-siswi bisa berhitung materi pembulatan, juga penaksiran dan memahami nilai tukar (uang kembalian). Selain itu juga untuk mendidik moral. Sehingga banyak ilmu yang bisa diserap,” kata Kepala SDM 6 Gadung Drs Mohammad Shoni MPdI.
Shoni menambahkan, program pembelajaran ini juga salah satu bentuk dari pendidikan karakter siswa didik. Karena dengan ini, siswa-siswi dapat banyak pembelajaran dan pengalaman, baik itu kemandirian, interaksi sosial dan bisa mengatur, serta mengelola uang dengan bijaksana.
”Dengan praktik seperti ini murid dapat belajar mengantre, memilih sesuatu, berhitung, berkomunikasi, mandiri dan menjaga moral ketika berinteraksi dengan penjual di pasar. Itu semua sudah mencangkup sebagian besar mata pelajaran yang ada di sekolah, dan dengan begini justru mereka lebih cepat menangkap ilmu pendidikan yang disampaikan,” ujarnya.
(Baca juga: Stop Kejahatan Bullying sejak Anak-Anak dan Tapak Suci Dominasi Juara dalam IPSI Regional Championship 2016)
Pembelajaran ini memang tidak umum, namun guru kelas 4 SDM 6 Gadung melihat ada sisi berbeda dari praktik berbelanja ini. Dengan ini, guru bisa secara langsung mendampingi dan mengamati tingkah pola siswa-siswi saat berbelanja mencari barang yang dikehendaki.
”Siswa-siswi pun bisa dengan selektif memilih item yang dibeli. Bahkan, semua di teliti termasuk ada beberapa anak yang berani menawar sebelum membeli. Semua murid pun nampak menikmatinya,” (zainul/aan)