ADVERTISEMENT
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Selasa, Februari 7, 2023
  • Login
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Buah Silaturahmi Pemikiran Kiai Dahlan

Jumat 1 Mei 2020 | 11:13
4 min read
786
SHARES
1k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Kiai Dahlan Buah Silaturahmi Pemikiran, kolom ditulis oleh M. Anwar Djaelani aktivis Lembaga Dakwah Kampus Universitas Airlangga 1984-1987.
Buah Silaturahmi Pemikiran Kiai Dahlan. (Sketsa KH Ahmad Dahlan oleh Atok/PWMU.CO)

Buah Silaturahmi Pemikiran Kiai Dahlan, kolom ditulis oleh M. Anwar Djaelani aktivis Lembaga Dakwah Kampus Universitas Airlangga 1984-1987.

PWMU.CO – Islam meminta umatnya untuk gemar bersilaturahmi. Al-Quran Surat an-Nahl: 125 meminta untuk menjadikan diskusi sebagai salah satu media dalam berdakwah. Di titik ini, KH Ahmad Dahlan—selanjutnya disebut Kiai Dahlan—telah mengerjakan kedua ajaran itu secara tekun dan baik. Hasilnya, sungguh manis!

Tak Lelah Silaturahmi

Bagi Kiai Dahlan (1868-1923), mencari kebenaran, lewat diskusi, ibarat pertemuan dua orang berbeda agama yang masing-masing membawa Kitab Suci-nya.

Kitab itu digelar di meja, lalu keduanya mengosongkan pikiran dan keyakinannya seperti di saat asal mula manusia yang tanpa keyakinan keagamaan.

Selanjutnya, berdiskusi mencari bukti kebenaran agamanya. Diskusi perlu terus dilakukan sampai keduanya menemukan yang haq.

Sebegitu seriusnya Kiai Dahlan dalam mencari kebenaran hakiki, dapat dilihat dari berbagai diskusi dengan banyak tokoh agama, termasuk agama lain.

Jelaskan Islam dengan Tingkatan

Jika berdiskusi dengan yang beragama lain, Kiai Dahlan begitu yakin atas agama yang dia peluk. Atas hal itu, bahkan beliau sampai mengusulkan tentang bagaimana cara berdiskusi seperti tergambar di paragraf di atas.

Untuk menjelaskan kebenaran Islam dalam sejarah agama-agama, Kiai Dahlan mengibaratkannya seperti tingkatan pendidikan dari tingkat terendah hingga tingkat tertinggi.

Lewat ibarat itu, maka Islam pada zaman Adam AS itu seperti kelas I di Pendidikan Dasar. Kemudian, setiap pergantian Nabi berikutnya, bagaikan naik satu tingkat dan seterusnya.

Sekarang adalah zaman dengan ibarat kelas tertinggi yaitu zaman ketika Nabi Muhammad SAW diutus sebagai Rasul pembawa ajaran Islam. Oleh karena itu seluruh manusia perlu bersatu mempelajari Islam dengan menggunakan akal.

Ajaran agama lain, hemat Kiai Dahlan, jangan hanya diajarkan di rumah-rumah ibadah mereka sendiri saja, tapi juga perlu diajarkan di masjid-masjid (Munir Mulkhan, 2010: 189-190).

Meski dirinya sendiri suka berdiskusi, yaitu berbicara untuk meyakinkan orang dalam mencari kebenaran, Kiai Dahlan tetap punya catatan kritis. Bahwa, beliau prihatin atas performa sebagian pendakwah yang hanya banyak bicara. Mereka punya ilmu dan lalu diajarkan, tapi ternyata tak diamalkan.

Mereka, masih mementingkan sisi luar, yaitu agar dinilai punya pemikiran yang baik. Padahal, secara pribadi, mereka sendiri rusak karena masih menuruti hawa nafsu.

Diskusi dengan Pastor

Dalam berdiskusi, Kiai Dahlan melakukannya dengan semua kalangan. Di internal umat Islam, beliau aktif berdiskusi. Di ekternal umat Islam, yaitu dengan tokoh agama lain, Kiai Dahlan juga tak kalah giat dalam berdiskusi.

Sekarang kita lihat beberapa diskusi Kiai Dahlan dengan tokoh agama lain. Pada suatu ketika, Kiai Dahlan mengadakan pertemuan dengan Pastor van Lith. Tapi, pertemuan itu hanya sekali dan baru bersifat pendahuluan. Selanjutnya tak diadakan lagi karena tak seberapa lama setelah itu sang pastor meninggal.

Pernah pula, Kiai Dahlan berdiskusi dengan Domine Bakker, di Jetis Yogyakarta. Diskusi itu berlangsung beberapa kali. Di diskusi itu pembicaraan Domine Bakker berbelit-belit. Dia juga tak mau mengakui kekalahannya. Maka, berdasar hal itu, pada akhirnya Kiai Dahlan mengajukan tantangan.

“Mari kita sama-sama keluar dari agama, kemudian mencari dan menyelidiki agama mana yang benar. Kalau ternyata kemudian agama Protestan yang benar, saya sanggup masuk agama Protestan. Akan tetapi, sebaliknya, jika agama Islam yang benar, Domine Bakker harus mau masuk Islam,“ demikian tantangan Kiai Dahlan.

Rupaya, Domine Bakker tak berani menerima tantangan Kiai Dahlan. Tak seberapa lama kemudian Domine Bakker pulang ke negerinya, Belanda.

Masuk Islam karena Diskusi

Ada yang menarik. Di dalam pertemuan beberapa kali dengan Domine Bakker itu, ada dua orang yang akhirnya masuk Islam. Keputusan itu mereka ambil setelah menyimak dan mencermati rangkaian diskusi antara kedua tokoh agama tersebut (Junus Salam, 2009: 151-152).

Jika Kiai Dahlan suka berdiskusi—sebagai salah bentuk cara berdakwah—maka ada satu hal yang sangat bisa menopang kekuatannya dalam menyampaikan argumentasi. Hal yang dimaksud, adalah bahwa Kiai Dahlan suka membaca.

Dia banyak membaca kitab-kitab klasik dan juga kitab-kitab kontemporer. Beliau dikenal tekun mengkaji Tafsir Juz Amma, Tafsir Al-Manar, dan majalah Al-Manar. Juga, majalah Al-‘Urwatul Wutsqa yang dikelola Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh.

Maka, bisa kita mengerti, jika Kiai Dahlan memiliki keluasan cakrawala berfikir tentang Islam melebihi kebanyakan ulama di negeri ini pada masanya dan masa sesudahnya.

Terkait buah diskusi yang lain, ada peristiwa yang sulit dilupakan. Suatu ketika, Syaikh Ahmad Surkati—pendakwah keturunan Arab asal Sudan—menumpang kereta api dalam perjalanan Jakarta-Surabaya. Kereta api itu melewati Yogyakarta.

Singkat kisah, di atas kereta api yang sama, Ahmad Surkati bertemu dengan Kiai Dahlan. Kala itu, Kiai Dahlan tampak sedang membaca tafsir al-Quran karya Muhammad Abduh.

Keduanya lalu terlibat dalam sebuah diskusi yang mendalam. Lalu, kedua ulama itu bersepakat untuk berjuang membela Islam lewat gerakan umat yang terkoordinasi dengan baik.

Di beberapa waktu kemudian, setelah silaturrahim, fisik dan pikiran, di atas kereta api itu, Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 1912. Sementara, Ahmad Surkati mendirikan Al-Irsyad pada 1916.

Jika Muhammadiyah beranggotakan rata-rata dari kalangan pribumi, maka mayoritas anggota Al-Irsyad adalah dari kalangan keturunan Arab.

Pertanyaan Sederhana

Kisah Kiai Dahlan di atas semakin menegaskan kepada kita akan keutamaan silaturahmi, baik fisik maupun pikiran. Dua buah manis dari silaturrahim pemikiran Kiai Dahlan—seperti adanya orang yang lalu masuk Islam atau Muhammadiyah dan Al-Irsyad yang lalu lahir—adalah sekadar sedikit contoh.

Hal yang pasti, Kiai Dahlan telah melakukan silaturahmi pemikiran tanpa lelah, dulu di zaman sulit yaitu di masa penjajahan. Maka, jika demikian, bagaimana dengan posisi kita kini? (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tulisan ini adalah versi online Buletin Umat Hanif edisi 37 Tahun ke-XXIV, 30 April 2020/8 Ramadhan 1441 H. Hanif versi cetak sejak 17 April 2020 tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan moblitas fisik.

Tags: Domine BakkerKH Ahmad DahlanKH Ahmad Dahlan Diskusi dengan PastorM Anwar DjaelaniPastor van Lith
SendShare588Tweet83Share

Related Posts

Sarjana Tukang Stempel

Jumat 13 Januari 2023 | 23:04
203

M. Anwar Djaelani: Sarjana Tukang Stempel (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Sarjana Tukang Stempel; Kolom oleh M....

Jurnalistik Asyik Bersama Emak-Emak di Unair

Selasa 10 Januari 2023 | 07:43
113

Anwar Djaelani menyampaikan pelatihan menulis kepada mantan aktivis dakwah kampus. (Anisah/PWMU.CO) PWMU.CO- Jurnalistik asyik digelar...

Agar Menulis Berita Kebaikan Tak Terjerumus Riya

Minggu 8 Januari 2023 | 09:18
183

M. Anwar Djaelani: Agar Menulis Berita Kebaikan Tak Terjerumus Riya (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Agar...

Kekuatan Jurnalisme Warga

Senin 2 Januari 2023 | 12:15
106

M. Anwar Djaelani (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Kekuatan Jurnalisme Warga; Oleh M. Anwar Djaelani, aktif...

Bahasa Jurnalistik: Jangan Berbunga-bunga!

Minggu 1 Januari 2023 | 05:15
180

M. Anwar Djaelani: (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Bahasa Jurnalistik; Oleh M. Anwar Djaelani, aktif menulis sejak...

Lima Nasihat Prof KH Didin Hafidhuddin di Silatnas X Elkisi

Selasa 20 Desember 2022 | 06:58
317

Lima Nasihat Prof KH Didin Hafidhuddin di Silatnas X Elkisi, Catatan M. Anwar Djaelani. PWMU.CO...

Menulis Feature, Menggugah dengan Berita-Kisah

Selasa 20 Desember 2022 | 04:03
185

M. Anwar Djaelani: Menulis Feature Menggugah dengan Berita-Kisah (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Menulis Feature, Menggugah...

Peta Jalan Menulis Opini

Sabtu 10 Desember 2022 | 00:27
145

M. Anwar Djaelani: Peta Jalan Menulis Opini (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Peta Jalan Menulis Opini;...

Piala Dunia dan Strategi Dakwah Qatar

Jumat 9 Desember 2022 | 05:33
1.7k

Salah satu penampilan di pembukaan Piala Dunia Qatar 2022. Piala Dunia dan Strategi Dakwah Qatar....

Kriteria Pemimpin yang Menyelamatkan Umat

Jumat 2 Desember 2022 | 00:35
184

M. Anwar Djaelani: Kriteria Pemimpin yang Menyelamatkan Umat (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Kriteria Pemimpin yang...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Smamio Raih Perak di World Young Biologist Olympiad

    66568 shares
    Share 26627 Tweet 16642
  • Rebut Emas, Siswi Smamsatu Harumkan Jatim di Kerjunas Muay Thai

    65904 shares
    Share 26362 Tweet 16476
  • Muhammadiyah Siap Muliakan Tamu 1 Abad NU

    2186 shares
    Share 874 Tweet 546
  • Ini Persembahan Koreo Terbaik Smamiotifo

    12443 shares
    Share 4977 Tweet 3111
  • Tentang Investasi Leher ke Atas di Midnight Motivation Smamio 

    12440 shares
    Share 4976 Tweet 3110
  • Campus Expo Smamio Undang 35 PTS-PTN

    41680 shares
    Share 16672 Tweet 10420
  • Sekolah Muhammadiyah GKB Gresik Launching Aplikasi Mugeb App

    21077 shares
    Share 8431 Tweet 5269
  • Smamsatu Mantu, Praktik Unik Penilaian Proyek Karakter

    49156 shares
    Share 19662 Tweet 12289
  • Tiga Siswi Smamio Mengikuti Istanbul Youth Summit

    1117 shares
    Share 447 Tweet 279
  • KM3 Smamio Diterjun ke Desa Karangsemanding Balongpanggang

    711 shares
    Share 284 Tweet 178

Berita Terkini

  • PDM Lumajang
    PDM Lumajang Kirim Ambulans ke Harlah Satu Abad NUSelasa 7 Februari 2023 | 09:22
  • Inilah Juara Ceria Pandu Athfal 2023Selasa 7 Februari 2023 | 09:10
  • Prodistik ITS Menguji 216 Karya TA Siswa Smamsatu, Begini Kata PengujiSelasa 7 Februari 2023 | 08:50
  • Lomba Desain Logo Musyda Aisyiyah Lamongan, Ini KetentuannyaSelasa 7 Februari 2023 | 07:23
  • KM3 Smamio Diterjun ke Desa Karangsemanding BalongpanggangSelasa 7 Februari 2023 | 07:05
  • SMP Musasi Sidoarjo Indie Fest di Gedung BioskopSelasa 7 Februari 2023 | 07:04
  • Belajar Pemilu, Smamda Sangkapura Bawean Undang PPKSelasa 7 Februari 2023 | 07:02
  • Gubernur Khofifah Promosi Bakso Gratis Umsida LazismuSelasa 7 Februari 2023 | 07:00
  • Ada Sesi Berbicara dengan Diri Sendiri di Pelatihan IniSelasa 7 Februari 2023 | 06:58
  • Tea WG SDMM Terpilih Webinar Kolaborasi Komunitas Belajar 2023Selasa 7 Februari 2023 | 06:47

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!