• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Ketegasan Ki Bagus Aroma Kiai Dahlan

Jumat 8 Mei 2020 | 13:47
in Featured
0
1.4k
SHARES
747
VIEWS
Ketegasan Ki Bagus Aroma Kiai Dahlan ditulis oleh M. Anwar Djaelani. Dalam analisisnya sikap tegas Ki Bagus Hadikusumo sangat dipengaruhi oleh KH Ahmad Dahlan.
Ketegasan Ki Bagus Aroma Kiai Dahlan. (Foto istimewa)

Ketegasan Ki Bagus Aroma Kiai Dahlan ditulis oleh M. Anwar Djaelani. Dalam analisisnya sikap tegas Ki Bagus Hadikusumo sangat dipengaruhi oleh KH Ahmad Dahlan.

PWMU.CO – Ki Bagus Hadikusumo pejuang yang teguh. Sikapnya yang kukuh dalam memperjuangkan Islam sebagai dasar negara—terutama kegigihannya dalam mempertahankan “Tujuh Kata” dalam Piagam Jakarta—sulit kita lupakan. Siapa gerangan tokoh yang turut membentuk pribadi yang patut kita teladani itu?

Ki Bagus Gantikan Mas Mansur

Di antara jejak perjuangan Ki Bagus Hadikusumo yang panjang, ada dua yang sangat menonjol. Pertama, Ki Bagus Hadikusumo dan Empat Serangkai. Ketika Jepang berkuasa di Indonesia, Ketua Pengurus Besar (PB) Muhammadiyah 1937-1942 Mas Mansur termasuk salah seorang dari empat tokoh nasional yang sangat diperhitungkan.

Tiga tokoh lainnya adalah Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Hajar Dewantara. Mereka terkenal dengan sebutan Empat Serangkai.

Keterlibatan Mas Mansur dalam Empat Serangkai mengharuskan dia pindah ke Jakarta, sehingga jabatan Ketua PB Muhammadiyah—kini Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah—diserahkan kepada Ki Bagus Hadikusumo.

Belakangan, kekejaman Pemerintah Jepang yang luar biasa terhadap rakyat Indonesia menyebabkan Mas Mansur tidak tahan dalam beraktivitas di Empat Serangkai.

Selanjutnya, Mas Mansur memutuskan untuk kembali ke Surabaya dan kedudukannya di Empat Serangkai digantikan oleh Ki Bagus Hadikusumo (suaramuhammadiyah.id). Ki Bagus Hadikusumo juga menggantikan posisi Mas Mansur sebagai Ketua PB Muhmmadiyah. Beliau memimpin tahun 1942-1953.

Ki Bagus Hadikusumo dan Dasar Negara

Jejak kedua, Ki Bagus Hadikusumo dan Dasar Negara. Beliau tercatat punya sejarah emas—setidaknya bagi kalangan Islam—dalam hal keuletannya memperjuangkan Islam sebagai dasar negara. Dia tegar untuk selalu mengaitkan keislaman dengan kebangsaan.

Perjuangan Ki Bagus Hadikusumo di pergerakan kemerdekaan Indonesia telah berlangsung lama. Walau sekilas, peran besar beliau itu terlihat lewat posisinya di Empat Serangkai yang telah sedikit disinggung di atas.

Sekarang, kita berkonsentrasi di sekitar momentum “perumusan akhir” Pancasila dan dasar negara. Peran Ki Bagus Hadikusumo di sini jelas tidak kecil. Dia, dari “faksi” Nasionalis-Islami, gigih memperjuangkan Islam sebagai dasar negara. Gerakannya itu dia lakukan lewat keanggotaannya di Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Dalam perjalanannya, BPUPKI berubah menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan Ki Bagus Hadikusumo juga menjadi anggotanya.

Di kedua lembaga tersebut Ki Bagus Hadikusumo begitu lantang menyuarakan agar Islam dijadikan sebagai dasar negara. Sekaitan itu, terekam juga sikap tegasnya dalam menolak usulan pencoretan “Tujuh Kata” dalam Piagam Jakarta.

Baca Juga:  Jihad di Muhammadiyah Itu Berbayar

Luluh oleh Kasman Singodimedjo

Terkait jejak kepejuangan Ki Bagus Hadikusumo yang fenomenal, ada buku menarik berjudul Hidup Itu Berjuang: Kasman Singodimedjo 75 Tahun. Buku setebal 594 halaman itu berisi riwayat hidup Kasman, testimoni sejumlah sahabat, dan naskah pidato-pidatonya. Siapa Kasman Singodimedjo? Dia adalah anggota PPKI.

Di antara bagian paling penting dari buku itu adalah bagaimana sikap tegas Ki Bagus Hadikusumo dalam mempertahankan “Tujuh Kata” di Piagam Jakarta. Bahwa, Piagam Jakarta sebenarnya merupakan “Gentlemen’s Agreement” dari bangsa ini terkait rumusan Pembukaan UUD 1945. Piagam Jakarta telah diterima secara bulat pada sidang BPUPKI dan ditandatangani pada 22 Juni 1945.

Hanya saja, dalam perkembangannya, di sidang PPKI ada yang memasalahkan dasar “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Konon, ada yang mengajukan keberatan, bahwa “Tujuh Kata” itu dianggap potensial merusak keutuhan NKRI. Tentu saja, “faksi” Nasionalis-Islam di PPKI menolaknya karena telah menjadi kesepakatan sebelumnya.

Di PPKI, dalam serangkaian prosesnya, hanya Ki Bagus Hadikusumo yang tetap bersikukuh mempertahankan “Tujuh Kata” itu. Lalu, mengingat bahwa situasi politik kala itu sedang membutuhkan keputusan yang cepat. Ditambah adanya janji untuk membuat UUD yang permanen pada kurun enam bulan berikutnya. Juga mengakomodasi Islam sebagai dasar negara, Kasman—sebagai sesama anggota PPKI—ikut meyakinkan Ki Bagus Hadikusumo untuk mengalah sementara. Singkat kisah, Ki Bagus Hadikusumo lalu bisa menerima.

Ternyata, janji untuk membuat UUD yang permanen sebatas janji. Tentu saja, keadaan ini membuat Kasman merasa bersalah atas apa yang telah dikerjakannya dahulu, pada 1945. Terlebih lagi, ini sangat mungkin, Ki Bagus Hadikusumo—yang gigih memperjuangkan Islam sebagai Dasar Negara—telah meninggal pada 1954.

Kasman Tebus ‘Kesalahan’

Kasman menyadari bahwa dirinya terbuai dengan janji Soekarno. Sebuah janji, yang mengatakan bahwa enam bulan lagi akan ada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat yang akan dapat memerbaiki kembali semua itu.

Seperti ingin menebus kesalahan pada peristiwa hilangnya “Tujuh Kata”, maka pada sidang Konstituante pada 2 Desember 1957, Kasman memanfaatkannya untuk menuntut dijadikannya Islam sebagai dasar negara.

Berikut petikan pidatonya:
“Saudara Ketua, saya masih ingat, bagaimana ngototnya almarhum Ki Bagus Hadikusumo yang pada waktu itu sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempertahankan agama Islam untuk dimasukkan ke dalam muqaddimah dan Undang-Undang Dasar 1945.

Begitu ngotot Saudara Ketua, sehingga Bung Karno dan Bung Hatta tidak dapat mengatasinya. Sampai-sampai Bung Karno dan Bung Hatta menyuruh Mr. TM Hassan sebagai putera Aceh menyantuni Ki Bagus Hadikusumo guna menentramkannya.

Hanya dengan kepastian dan jaminan bahwa 6 bulan lagi sesudah Agustus 1945 itu akan dibentuk sebuah Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Majelis Pembuat Undang-undang Dasar Negara guna memasukkan materi Islam itu ke dalam Undang-Undang Dasar, yang tetap, maka bersabarlah Ki Bagus Hadikusumo untuk menanti.

Saudara Ketua, kini Juru Bicara Islam—Ki Bagus Hadikusumo—itu telah meninggalkan kita untuk selama-lamannya, karena telah berpulang ke Rahmatullah (pada 1954, pen). Beliau telah menanti dengan sabarnya, bukan menanti 6 bulan seperti yang telah dijanjikan kepadanya. Beliau menanti, ya menanti sampai wafatnya.

Beliau kini tidak dapat lagi ikut serta dalam Dewan Konstituante ini untuk memasukkan materi Islam ke dalam UUD yang kita hadapi sekarang ini …”

Baca Juga:  Bid’ah Model KH Ahmad Dahlan

Aroma KH Ahmad Dahlan

Ketegasan Ki Bagus aroma Kiai Dahlan. Setidaknya, dari penampilan berupa sikap tegas Ki Bagus Hadikusumo di sidang PPKI, maka ulasan Nadjamuddin Ramly dan Hery Sucipto di buku Ensiklopedi Tokoh Muhammadiyah (2010: 118), ini benar. Bahwa, Ki Bagus Hadikusumo menyadari pentingnya peran ulama dalam masyarakat.

Bagi dia, ulama adalah pewaris para Nabi untuk memimpin umat melakukan amar makruf nahi munkar. Selain itu ulama harus terlibat di tengah-tengah persoalan masyarakat dengan cara membimbingnya menuju ke arah yang baik.

Intinya, dalam pandangan Ki Bagus Hadikusumo, ulama adalah sosok yang wajib senantiasa berada di dalam masyarakat dan aktif menyelesaikan semua masalahnya.

Melihat kiprah dan pandangan Ki Bagus Hadikusumo, di dalamnya terasa ada jejak pelajaran dari Ahmad Dahlan (1868-1923), sang pendiri Muhammadiyah. Pertama, Ki Bagus Hadikusumo punya prinsip yang benar dalam memandang posisi strategis dari seorang ulama.

Sangat mungkin, beliau selalu ingat dengan nasihat Ahmad Dahlan ini: “Jadilah ulama yang dapat mengikuti perkembangan zaman dan janganlah jemu bekerja untuk masyarakat” (Amir Hamzah, 1962: 10).

Kedua, Ki Bagus Hadikusumo teguh dalam memegang amanat. Jelas, posisi sebagai anggota BPUPKI dan kemudian PPKI adalah amanat yang harus ditunaikan dengan baik.

Sementara, di persoalan amanat ini, sangat mungkin Ki Bagus Hadikusumo tak bisa melupakan fragmen berikut ini.

Suatu saat, Ki Bagus Hadikusumo ditugaskan untuk menghadiri acara Muhammadiyah di Solo. Rupanya, dia ketinggalan kereta api. Lalu, kembali pulang dan melapor kepada Ahmad Dahlan.

“Apa kamu tidak mempunyai kaki untuk berjalan sedemikan rupa bisa sampai ke sana?” Jika ketinggalan kereta api, apa berarti tidak ada cara lain untuk bisa memenuhi tugas,” tanya Ahmad Dahlan bernada nasihat.

Bergegas, Ki Bagus Hadikusumo lalu menyewa mobil dan berangkat menuju Solo. Di sana—bisa diduga—dia ditunggu banyak orang. Ongkos sewa mobil itu pun, lalu diganti oleh pihak yang mengundang. Adapun dana pengganti itu, didapat dengan cara gotong royong.

Baca Juga:  Pesan Sesepuh Muhammadiyah di Apel Milad Spemdalas: Generasi Milenilal Harus Bisa Implementasikan Surat Almaun

Hikmah Jejak Ki Bagus

Secara umum, jasa-jasa Ki Bagus Hadikusumo tak ternilai, baik bagi negeri ini dan umat Islam. Peran Ki Bagus Hadikusumo lalu berbuah pengakuan dan penghargaan. Sebagai salah seorang perancang Pembukaan UUD 1945, Pemerintah RI pada 1995 menganugerahi Ki Bagus Hadikusumo “Bintang Republik Indonesia Utama”.

Secara khusus, setidaknya ada dua pelajaran berharga dari perjalanan hidup Ki Bagus Hadikusumo. Pertama, bagi umat Islam, kita diajari agar bisa dan berani memperjungkan Islam bahkan sampai di tingkat pengelolaan negara.

Kedua, bagi negeri ini—dalam hal ini untuk para pemimpin—hendaknya jangan mengulangi praktik tak jujur atas komitmen politik yang telah dibuatnya.

Alhasil, duhai sejarah kepadamu kami berguru! Semoga kami menjadi lebih arif dalam menapaki kehidupan yang penuh warna ini. Semoga kami bisa menjadikan Ki Bagus Hadikusumo dan Ahmad Dahlan sebagai teladan dalam beramar makruf nahi munkar, bahkan sampai di level negara. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tulisan ini adalah versi online Buletin Umat Hanif edisi 38 Tahun ke-XXIV, 8 Mei 2020/15 Ramadhan 1441 H. Hanif versi cetak sejak 17 April 2020 tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan moblitas fisik.

Tags: BPUPKIKasman Singo DimejoKasman SingodimedjoKasman SingodimejoKH Ahmad DahlanKi Bagus HadikusumoMas MansurMas Mansur SurabayaPiagam JakartaTujuh Kata
Share956SendTweet183

Related Posts

12 tafsir
Kolom

12 Tafsir Langkah Muhammadiyah dari Mas Mansur

Sabtu 16 Januari 2021 | 16:20
472
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah
Kolom

KH Ahmad Dahlan Radikal Versi Hatta

Sabtu 9 Januari 2021 | 06:37
606
KH Hisyam, Pemimpin Muhammadiyah yang Fenomenal meski Tak Terkenal
Featured

KH Hisyam, Pemimpin Muhammadiyah yang Fenomenal meski Tak Terkenal

Rabu 6 Januari 2021 | 13:21
2.2k
Ismail Suny, Tokoh Muhammadiyah yang Dipenjara tanpa Pengadilan
Featured

Ismail Suny, Tokoh Muhammadiyah yang Dipenjara tanpa Pengadilan

Kamis 31 Desember 2020 | 15:46
26.9k
Dari Penjara Kasman Singodimedjo Bahas Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Kabar

Dari Penjara Kasman Singodimedjo Bahas Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Rabu 23 Desember 2020 | 12:38
177
Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo
Headline

Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

Rabu 23 Desember 2020 | 07:08
480.1k
Next Post
Penjelasan Nabi Kapan Kiamat Tiba ditulis oleh Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.

Penjelasan Nabi Kapan Kiamat Tiba

MCCC Mojokerto beri nutrisi para nakes di rumah sakit rujukan. Sebanyak 100 paket nutrisi dan 20 APD disalurkan ke RSUD Prof dr Soekandar, Jumat (8/5/20).

MCCC Mojokerto Beri Nutrisi Para Nakes

Ali Murtadlo. Abnormal Dibilang New Normal.

Pabrik Tekstil Berlonceng Adzan

The Guardian laporkan Ali Mohamed Zaki Temukan Virus Corona tahun 2012. (Foto The Guardian)

Ali Mohamed Zaki Temukan Virus Corona Tahun 2012, Laporan The Guardian

Kajian Zakat secara online digelar Lazismu Gresik. Kajian tersebut akan diselenggarakan Ahad (10/5/20) pukul 15.30-17.15 WIB.

Kajian Zakat Lazismu Gresik, Saksikan!

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
295

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
796

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
233

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
395

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Sabtu 23 Januari 2021 | 20:29
Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Sabtu 23 Januari 2021 | 18:12
Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Sabtu 23 Januari 2021 | 15:26
Ini Momen Interaksi Siswa Berlian School dengan Al-Quran

Ini Momen Interaksi Siswa Berlian School dengan Al-Quran

Sabtu 23 Januari 2021 | 14:28
Muhammadiyah Jangan Tenggelam di Tengah Perubahan Cepat Ini

Muhammadiyah Jangan Tenggelam di Tengah Perubahan Cepat Ini

Sabtu 23 Januari 2021 | 13:52
9 Syarat Pemimpin Muhammadiyah

9 Syarat Pemimpin Muhammadiyah

Sabtu 23 Januari 2021 | 13:32
Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

Sabtu 23 Januari 2021 | 12:25
Monopoli politikus

Monopoli Politikus Kuasai Hak Rakyat

Sabtu 23 Januari 2021 | 11:58
Menunggu Madam Bansos

Menunggu Madam Bansos Diungkap KPK

Sabtu 23 Januari 2021 | 09:53
Relawan MDMC

Relawan MDMC Tembus Desa Terisolasi Serahkan Bantuan Gempa Mamuju

Sabtu 23 Januari 2021 | 09:50

Berita Populer Hari Ini

  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    13592 shares
    Share 5437 Tweet 3398
  • Resmikan Sekolah Riset Smamio Gresik, Ini Harapan Haedar Nashir

    6356 shares
    Share 2542 Tweet 1589
  • Salihi Saleh, Bendahara PWM Sulbar Meninggal Menyusul Istrinya

    4361 shares
    Share 1744 Tweet 1090
  • TVMu Jatim Stasiun Mugeb Gresik Diresmikan

    5726 shares
    Share 2290 Tweet 1432
  • Smamio Campus Tour Virtual Libatkan Alumni di 30 PT Favorit

    4469 shares
    Share 1788 Tweet 1117
  • Anggota DPR RI Resmikan PLTS Smamio

    5251 shares
    Share 2100 Tweet 1313
  • Ikhtiar Medis dan Teologis Bebas Covid

    3217 shares
    Share 1287 Tweet 804
  • Milad Ke-6, Smamio Resmikan 3 Ikon Sekolah

    2530 shares
    Share 1012 Tweet 633
  • Muhammadiyah Jangan Tenggelam di Tengah Perubahan Cepat Ini

    1389 shares
    Share 556 Tweet 347
  • Tekad Smamio Menjadi Sekolah Kreatif tanpa Batas

    4130 shares
    Share 1652 Tweet 1033
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama