PWMU.CO – Di usianya yang kini genap 80 tahun. Prof Ahmad Syafi’i Ma’arif atau yang lebih dikenal dengan nama Buya Syafi’i mendapat kado istemewa. Betapa tidak, perjuangan dan gagasan Buya Syafi’i yang dinilai menginspirasi banyak kalangan ini, oleh tangan-tangan terampil kemudian diabadikan dalam sebuah karya berbentuk komik.
Karya komik “Bengkel Buya: Belajar dari Kearifan Wong Cilik” secara resmi dilauncing dengan penandatanganan replika komik oleh Buya Syafi’i, di Aula Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (29/8). Kemudian disusul dengan penyerah replika komik oleh Buya Syafi’i kepada Aly Aulia selaku Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
(Baca: Begini Kesan Peserta Jambore Pelajar Teladan Bangsa dan Ratusan Pelajar Serukan Rawat Kebhinekaan dan Tolak Sektarianisme)
Buya Syafi’i dalam pidatonya menyampaikan, saat ini Islam sudah bisa dibilang setengah jalan menuju kehancuran. “Jangankan rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam), Islam sebagai rahmatan lil muslimin (rahmat bagi orang Islam) saja belum tentu bisa terpenuhi saat ini,” ujarnya.
Acara lantas disambung dengan bincang-bincang seputar komik Bengkel Buya, mulai dari penelitian mengenai latar cerita, hingga pembuatan komik, oleh perwakilan Tim Kreatif Komik-Akademi Beng Rahadian yang ditemani oleh Khelmy K. Pribadi dan Wisma Nugroho selaku jurnalis.
Khelmy K. Pribadi dalam perbincangan mengatakan, melalui Komik “Bengkel Buya: Belajar dari Kearifan Wong Cilik” ingin disampaikan gagasan-gasasan Buya Syafi’i, terutama tentang hal-hal kecil di sekitarnya. Termasuk juga gagasan Buya Syafi’i melihat kehidupan orang-orang kecil. ”Mereka sama pentingnya dengan kita. Banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari kehidupan orang-orang kecil itu,” paparnya. (wina/ulin/aan)