Trakia Barat, Kantong Muslim di Yunani merupakan jejak Kesultanan Turki Usmaniyah yang masih hidup di Eropa. Ajaran Islam tetap diwariskan dari generasi ke generasi.
PWMU.CO– Suara adzan terdengar di lembah kota Komotini, ibukota Trakia Barat, wilayah pegunungan Yunani ujung utara. Masjid indah banyak berdiri di wilayah ini. Warga muslim bisa menjalankan agama dengan bebas.
Trakia Barat adalah wilayah Yunani yang pernah dikuasai Kekaisaran Turki Usmaniyah hingga tahun 1913. Sebelah utara berbatasan dengan Bulgaria, sebelah timur dengan Trakia Timur yang masuk wilayah Turki, di mana Kota Istambul berada.
Penduduknya sekarang sekitar 370 ribu orang. Separonya adalah kaum muslim berasal dari orang Yunani, Turki, dan Pomak yaitu bangsa Slavia muslim. Warga lainnya ada orang Yunani penganut Kristen Ortodoks. Mereka hidup di kantong muslim Yunani ini berdampingan.
Kota Komotini berjarak sekitar 800 kilometer dari Athena, ibukota Yunani. Desa-desa muslim lainnya di Trakia Barat tersebar di daerah pegunungan Rhodopi seperti Xanthi, Alexandropouli dan Soufli.
Meskipun bercampur dengan warga Kristen Ortodoks, suasana Islam sangat terasa di wilayah ini. Perempuan berhijab, makanan halal, kuburan muslim, membaca al-Quran, madrasah, dan masjid indah menjadi warna sehari-hari di daerah ini.
”Kakek-nenek kami meninggal untuk Yunani,” kata Ozan Ahmetoglu, ketua Uni Turki Xanthi sambil menunjukkan daftar orang mati di dinding kantor asosiasi seperti dilaporkan stories.minorityrights.org
”Kami ingin bekerja dengan warga Yunani untuk memperbaiki situasi di semua bidang, secara bersama-sama, dengan rasa hormat. Ini adalah waktunya,” tambahnya.
Mengangkat Mufti
Di wilayah ini warga muslim juga mengangkat mufti untuk memimpin shalat berjamaah dan urusan agama. Ibrahim Şerif, nama mufti terpilih di Komotini. Namun hak memilih mufti kemudian diambil alih negara. ”Pemilihan mufti mestinya menjadi milik masyarakat,” kata Ibrahim.
Pemilihan mufti terakhir berlaku sampai tahun 1991. Sejak itu Yunani menunjuk mufti yang ditangani Departemen Pendidikan dan Urusan Agama. “Tiap agama minoritas di Yunani seperti Ortodoks dan Armenian bisa memilih sendiri pemimpin agamanya kecuali kami,” katanya.
Terlepas dari masalah hak politik yang berkurang, masyarakat Trakia Barat tetap menjalani kehidupan Islamnya. Seperti di sebuah madrasah di Komotini. Anak-anak belajar menghafal al-Quran. Mulai dari juz Amma. Anak-anak ini dibina oleh Ustadzah Sumayah, perempuan Pomak Yunani yang cantik. Sebagaimana kecantikan bangsa Slavia yang dikagumi Bung Karno.
Dia lulusan al-Azhar Kairo. Sudah bepergian ke bebepara negara. Akhirnya kembali ke kampung halaman mendidik generasi muda Islam mendalami agamanya. (*)
Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post