• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Junus Isa: Kisah Pejabat Depag yang Jujur dan Sederhana

Senin 11 Mei 2020 | 14:37
in Featured
0
1.8k
SHARES
1.7k
VIEWS
Junus Isa. (Sumber foto Suripto, Sekreraris PDM Trenggalek)

Junus Isa: Kisah Pejabat Depag yang Jujur dan Sederhana. Meski 17 tahun menjadi pajabat Depag, status ekonominya tak berubah. Dia kembalikan ‘pesangon’ saat pensiun.

PWMU.CO – Di lingkungan Kantor Departemen Aga­ma (Kandepag) H Junus Isa dikenal sebagai pejabat yang jujur dan bersahaja. Ia simbol kejujuran dan keteladanan, bukan hanya bagi jajaran Departemen Agama—kini Kementerian Agama—tetapi juga bagi segenap lapisan masyarakat. 

Mungkin karena kebersahajaannya pula, mantan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Trenggalek periode 1990-1995 dan 1995-2000 ini kendati menjabat Kepala Kandepag selama 17 tahun, status ekonominya tidak mengalami pe­ning­katan signifikan.

Di antara bukti kesederhanaannya tergambar jelas sesaat se­telah pensiun dari Kepala Depag Ponorogo tahun 1988. Lazimnya pejabat zaman Orde Baru, dia dijatah “pesangon” mobil yang biasa dijadikan kendaraan dinasnya. Namun, ia tidak mau me­nerimanya, bahkan semua fasilitas yang melekat padanya saat bertugas dikembalikan pada negara.

Setelah surat keputusan pensiun turun, ia segera menyerah­kan BPKB, STNK, dan kontak mobil kepada Jito, sopirnya, untuk dikembalikan ke kantor. Junus sangat yakin bahwa akan ada “pe­maksaan” dari atasannya untuk menerima mobil tersebut, sehingga dia mengancam pada sopirnya.

“Jika kamu sampai berani meng­antarkan kembali mobil ini ke rumah saya, maka saya sumpahi pantatmu akan lengket di kursi rumah saya. Kamu tahu saya, kan?”

Rupanya instansi Depag tidak menyerah begitu saja dalam urusan mobil ini. Tak heran jika para petinggi Kanwil Depag Jatim harus bertandang ke rumah Junus, merayunya agar mau menerima mobil itu.

Namun, ia tetap yakin bahwa mobil itu bukan haknya, sehingga harus ditolak dan dikembalikan kepada negara. Setelah pensiun, Junus pun mengubah kultur kehidup­annya, dari kebiasaan bermobil dan diantar sopir menjadi setia naik sepeda angin (onthel).

Riwayat Pendidikan dan Karir

Ihwal pembelajaran karakter, Junus tampaknya tidak lepas dari didikan keluarganya. Lahir di Trenggalek dari pasangan Ngaisoh-Thoiroh pada 6 Februari 1932, ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat (SR) setempat.

Sambil sekolah formal, dia meluangkan waktu belajar agama di mushala dekat rumahnya. Dia melanjutkan ke Sekolah Guru dan Hakim Agama (SGHA) di Malang, seangkatan dengan Sobirin, mantan Kepala Kanwil Depag Jatim.

Lulus dari SGHA pada 1952, ia langsung diangkat sebagai PNS. Sejak itu, hingga 14 tahun kemudian, dia pernah ditempatkan di kantor Depag pusat di Jakarta, Semarang, Kalimantan, Sumate­ra, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Bali.

Pada tahun 1960-an awal, dia sempat kembali ke Trenggalek, tapi kemudian berpindah-pindah lagi. Di sela tugas sebagai abdi rakyat tersebut, Junus menikahi gadis kelahiran 16 April 1941, Hartati.

Pada 1972, Junus benar-benar kembali ke Trenggalek, dengan jabatan sebagai Kepala Kandepag. Karena prestasinya dalam memajukan pembinaan keagamaan dan pendidikan di tingkat madrasah, ia dipercaya menjabat selama 13 tahun.

Kepercayaan yang cukup lama ini tentu tidak bisa lepas dari integritasnya yang jujur dan amanah dalam mengemban tugas. Barulah tiga tahun sebelum pensiun pada 1988, dia dimutasi ke Ponorogo dengan jabatan yang sama.

Baca Juga:  Abdul Mu'ti: 10 Kebaikan Warga Muhammadiyah hingga Tak Kehabisan Stamina Berkarya

Rumahnya Doyong Bikin Kaget Atasan

Selama memimpin Depag Trenggalek, ia boleh dibilang sebagai pengecualian dari tesis Lord Acton bahwa kekuasaan cenderung korup (power tends to corrupt). Kekuasaan baginya bukan sesuatu yang memabukkan. Juga bukan wadah menumpuk kekayaan, tapi benar-benar wadah pengabdian. Gaya hidupnya konsisten, bersahaja, meski jabatannya cukup bergengsi. Benar saja: Junus Isa: Kisah Pejabat Depag yang Jujur dan Sederhana.

Pada tahun 1976, atau 4 tahun setelah menjadi Kakandepag misalnya, salah seorang Direktur Jenderal Depag, Irsyam, pernah berkunjung ke Trenggalek dan ingin menginap di rumah Junus. Setelah bertanya tetangga kiri-kanan, akhirnya ditemukan alamat yang dituju. Sebuah rumah berlantai tanah yang sudah doyong ke timur, dan disangga 4 buah bambu.

“Betul ini rumahnya Junus Isa?” tanya Irsyam berulang kali seolah tak percaya dengan kondisi rumah Kakandepag. Karena saat itu, Junus Isa sedang pergi ke Surabaya, maka anaknya yang pertama, Imam Santoso, meyakinkan bahwa rumah itu memang milik ayahnya. Baru pada malamnya, sang Dirjen haqqul yaqin bahwa rumah itu milik Kakandepag Trenggalek setelah diajak sang pemilik untuk menginap di sana.

Empat tahun kemudian (1980), entah siapa yang melakukan, rumah yang hampir roboh itu dibangun. Pembangunannya berjalan cepat, karena dilakukan ketika pemiliknya sedang tidak berada di Trenggalek.

Selama 31 tahun, rumah yang kini jadi “tempat cangkruan” kaum muda Muhammadiyah, itu tidak pernah meng­alami perubahan. Selain alasan keterbatasan dana, “pencagarbudayaan” ini juga merupakan salah satu cara Junus Isa menanamkan kesederhanaan-kejujuran pada generasi setelahnya.

Tak Mau Makan Fee Proyek Negara

Kejujuran Junus Isa juga terekam saat dia mendapat proyek pangadaan lahan untuk kepentingan Depag. Tanah yang dibeli seluas 2000 meter persegi, dengan anggaran yang sudah disetujui negara.

Jika hanya untuk membeli lahan 2000 meter, anggar­an tersebut sudah lebih dari cukup sehingga membuka peluang baginya mendapat “fee” besar. Namun, oleh Junus, semua uang itu tetap dibelikan tanah, sehingga dapat lebih dari dua hektar.

Segala kejujuran dan kebersahajaan selama menjadi Kandepag inilah yang membuat Junus Isa hampir tidak berubah status ekonominya. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar bukan hanya bagi orang luar, melainkan juga kerabatnya sendiri.

Sesaat setelah pensiun misalnya, dia dipanggil ke rumah kakaknya dita­nya tentang ihwal kehidupannya yang tidak mengalami perubah­an selama 17 tahun menjadi Kakandepag. Selain rumah yang berstatus warisan, pada saat itu ternyata ke-7 anaknya belum ada yang bekerja dan menikah. Namun, oleh Junus, pertanyaan itu dijawab dengan senyum: jawabannya mungkin dua jam tidak selesai.

Baca Juga:  Haji Abdul Kadir Muhammad, Tokoh Dakwah Kangean dari Surabaya

Aktivitas di Muhammadiyah

Dalam Persyarikatan, Junus tercatat dalam PCM Trenggalek periode kedua (1960-1967), sebagai Wakil Ketua mendampingi Ketua Achmad Kusairi. Pada tahun 1967 ketika status Muhammadiyah Trenggalek berubah menjadi PDM, Junus Isa terpilih sebagai ketua. Namun, karena statusnya sebagai PNS yang di­pin­dahtugaskan di luar Trenggalek, maka jabatan ketua dipegang Achmad Kusairi sampai satu periode.

Pada periode berikutnya, dia seakan membayar utang ke­pe­mimpinan yang ditinggal dinas luar kota. Jika pada periode 1967-1971 tugasnya sebagai Ketua PDM digantikan orang lain, maka pada 1971-1974 justru sebaliknya.

Saat itu ketua PDM dijabat oleh Ketua BRI Trenggalek Abi Chabsin, yang di pertengah­an periode ternyata dipindahtugaskan ke Makasar, maka tugas Ketua PDM diteruskan oleh Junus Isa.

Ujian berat dialami Muhammadiyah Trenggalek pasca muktamar ke-40 (1978) di Surabaya terkait dengan kebijakan mono­lo­yalitas PNS pada zaman Orde Baru. Kebijakan tersebut melahirkan semacam ultimatum kepada dua tokoh Muhammadiyah: Junus Isa atau Moejoto, yang harus keluar dari Trenggalek. Moe­joto memang ”mengalah” dengan mau dipindah ke Proboling­go, tapi ancaman Orde Baru terhadap Junus pun tidak kalah ga­rang.

Untuk menyiasati ancaman penguasa, beberapa warga Persyarikatan menyarankan Junus Isa tetap duduk sebagai Kakandepag. Namun hal ini tidaklah mudah dilakukan, karena ada syarat Junus tidak boleh aktif di kepemimpinan Muhammadiyah. Sebuah pilihan simalakama, yang menimbulkan pro-kontra di kalangan warga Muhammadiyah. Selain ada yang mendukung, ada pula yang mencacinya.

Menebus Pengabdian di PDM

Ketika haluan kebijakan Orde Baru mulai berubah, Junus Isa kembali menebus pengabdiannya di Persyarikatan. Dua tahun setelah pensiun, menjelang Mmusyawarah daerah (musyda) memilih PDM 1990-1995, beberapa pimpinan cabang datang ke rumahnya. Mereka meminta dengan setengah memaksa agar dia mau dicalon­kan sebagai PDM, bahkan ada yang mengingatkannya sebagai “pene­busan” diri saat mengundurkan PDM ketika terkena kebijakan monoloyatitas.

“Saya ini tidak punya apa-apa, yang saya punya hanyalah pikiran. Kalau aku ke sana kemari, ya tolong saya digendong,” kata Junus saat itu yang dijawab “ya” oleh beberapa Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM).

Pola kepemimpinan Junus dalam Muhammadiyah dikenal keras berprinsip, dan tegas tanpa tedeng aling-aling. Menurut Ketua PDM Trenggalek 2000-2010, Moejoto, keberhasilan pen­ting Junus dalam memimpin PDM adalah mengaktifkan ke­giatan cabang. Pengaruhnya sebagai mantan Kakandepag membuat mantan anak buahnya di Depag menjadi penggerak di tingkat cabang.

“Kegiatan terfokus pada pengaktifan cabang yang aras-arasan hidup, menjadi lebih semarak,” cerita Moejoto. Pada periode­nya pula telah dibuka rumah bersalin (RB) yang diresmikan oleh Amien Rais, tapi AUM ini sekarang tidak bertahan.

Sementara dalam pandangan Ketua PDM Trenggalek 2010-2015 Drs Rahmat MM, Junus tidak peduli terhadap kehidupan dunianya, sehingga seekor kambing pun bisa menerobos din­ding rumahnya.

Baca Juga:  Haji Hudori, Wafat Kecelakaan dalam Perjalanan Jadi Khatib Jumat

Ketua PDM Selevel Bupati

Tak hanya itu, kesederhanaannya juga terbawa saat dirinya dipercaya sebagai Ketua PDM. Ketika menghadap bupati di pendopo misalnya, dia tidak malu menampakkan kesederhana­annya: naik sepeda onthel. “Barulah jika jarak yang harus ditempuh lumayan jauh, beliau dibonceng sepeda motor,” cerita Rahmat.

Pada masa kepemimpinan Junus, Muhammadiyah punya “yoni” di hadapan penguasa. Hubungan PDM bisa dikatakan dekat jika kebijakan pemerintah prorakyat, tapi bisa juga jauh jika merugikan rakyat.

Apalagi menurut Junus, kedudukan Ketua PDM adalah setara dengan bupati sehingga hubungan kedua­nya harus setara. “Sampai-sampai bupati sendiri yang mem­asang telpon di rumah beliau, setelah permintaannya berulangkali tidak ditanggapi,” cerita Rahmat.

Cerita kesederhanaan Junus berakhir pada Sabtu, 17 November 2001 ketika Tuhan memanggilnya kembali, yang disusul iste­rinya pada 11 Februari 2002. Pernikahan pria yang mulutnya yang tak pernah berhenti berdzikir saat bertugas ini dikarunia 7 anak.

Anak pertama yang sekaligus “penunggu” rumah Junus adalah Imam Santoso, kemudian Eni Yuningsih (VODC Ma­lang), Hisyam Triyono (Blitar), Anang Ramli (Tulungagung), Nur Sahnan (Malang), Dwi Astutiningtias (Prigi, Kediri), serta Lila Zulaikha (Tulungagung). (*)

Junus Isa: Kisah Pejabat Depag yang Jujur dan Sederhana. Editor Mohammad Nurfatoni.

Tulisan ini berudul asli Junus Isa (1932-2001) Potret Kesederhanaan Pejabat. Dimuat ulang PWMU.CO atas izin Penerbit: Hikmah Press dari buku Siapa & Siapa 50 Tokoh Muhammadiyah Jawa TimurJilid II, Editor Nadjib Hamid, Muh Kholid AS, dan MZ Abidin, Cetakan I: 2011.

Tags: Apa dan Siapa Tokoh MuhammadiyahJunus IsaSejarah Muhammadiyah TrenggalekSejarah Tokoh Muhammadiyah Jatimtokoh MuhammadiyahTokoh Muhammadiyah Jatim
Share833SendTweet412

Related Posts

Milad Ke-88: Teladani Soedirman Kader Pemuda Muhammadiyah
Featured

Tentara Santri: Panglima Besar Jenderal Soedirman

Jumat 20 November 2020 | 20:53
1.1k
Edy Mulyadi, Rasakan Tantangan Dakwah saat Hijrah ke Lumajang
Featured

Edy Mulyadi, Rasakan Tantangan Dakwah saat Hijrah ke Lumajang

Kamis 29 Oktober 2020 | 15:49
399
KH Muchlis Sulaiman, Mubaligh-Politisi Hafidh Quran
Featured

KH Muchlis Sulaiman, Mubaligh-Politisi Hafidh Quran

Selasa 27 Oktober 2020 | 13:48
1.8k
H Mustofa Nur: Contoh Pemimpin Disiplin, Tegas, dan Lugas
Featured

H Mustofa Nur: Contoh Pemimpin Disiplin, Tegas, dan Lugas

Sabtu 24 Oktober 2020 | 20:56
672
KH Najih Said, Guru dan Mubaligh Semua Golongan
Featured

KH Najih Said, Guru dan Mubaligh Semua Golongan

Sabtu 17 Oktober 2020 | 16:13
1k
KH Hadiyuddin, Mubaligh Bersahaja yang Diterima Semua Golongan
Featured

KH Hadiyuddin, Mubaligh Bersahaja yang Diterima Semua Golongan

Senin 12 Oktober 2020 | 10:53
103.6k
Next Post
Muhammad Yunus dengan nasabahnya. Membangkitkan ghirah Islam mengentas warga dhuafa.

Ghirah Islam Muhammad Yunus

Ilustrasi Islam kaffah.

Islam Kaffah Siapa Paling Sempurna

Analogi lima jari untuk mengembangkan jejaring usaha disampaikan Konsultan UMKM Bank Indonesia Kediri dan dosen STIE Indocakti MalangYudhi Anggoro SE MM.

Analogi Lima Jari Kembangkan Usaha

KMPK: Perppu Ini Bisa Runtuhkan Kedaulatan Negara

KMPK: Perppu Ini Bisa Runtuhkan Kedaulatan Negara

Baksos Ramadhan Pemuda-NA Payaman

Baksos Ramadhan Pemuda-NA Payaman

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
295

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
796

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
233

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
395

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Sabtu 23 Januari 2021 | 20:29
Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Sabtu 23 Januari 2021 | 18:12
Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Sabtu 23 Januari 2021 | 15:26
Ini Momen Interaksi Siswa Berlian School dengan Al-Quran

Ini Momen Interaksi Siswa Berlian School dengan Al-Quran

Sabtu 23 Januari 2021 | 14:28
Muhammadiyah Jangan Tenggelam di Tengah Perubahan Cepat Ini

Muhammadiyah Jangan Tenggelam di Tengah Perubahan Cepat Ini

Sabtu 23 Januari 2021 | 13:52
9 Syarat Pemimpin Muhammadiyah

9 Syarat Pemimpin Muhammadiyah

Sabtu 23 Januari 2021 | 13:32
Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

Sabtu 23 Januari 2021 | 12:25
Monopoli politikus

Monopoli Politikus Kuasai Hak Rakyat

Sabtu 23 Januari 2021 | 11:58
Menunggu Madam Bansos

Menunggu Madam Bansos Diungkap KPK

Sabtu 23 Januari 2021 | 09:53
Relawan MDMC

Relawan MDMC Tembus Desa Terisolasi Serahkan Bantuan Gempa Mamuju

Sabtu 23 Januari 2021 | 09:50

Berita Populer Hari Ini

  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    13056 shares
    Share 5222 Tweet 3264
  • Resmikan Sekolah Riset Smamio Gresik, Ini Harapan Haedar Nashir

    6356 shares
    Share 2542 Tweet 1589
  • Salihi Saleh, Bendahara PWM Sulbar Meninggal Menyusul Istrinya

    4350 shares
    Share 1740 Tweet 1088
  • TVMu Jatim Stasiun Mugeb Gresik Diresmikan

    5725 shares
    Share 2290 Tweet 1431
  • Smamio Campus Tour Virtual Libatkan Alumni di 30 PT Favorit

    4469 shares
    Share 1788 Tweet 1117
  • Anggota DPR RI Resmikan PLTS Smamio

    5251 shares
    Share 2100 Tweet 1313
  • Ikhtiar Medis dan Teologis Bebas Covid

    3217 shares
    Share 1287 Tweet 804
  • Milad Ke-6, Smamio Resmikan 3 Ikon Sekolah

    2530 shares
    Share 1012 Tweet 633
  • Muhammadiyah Jangan Tenggelam di Tengah Perubahan Cepat Ini

    1389 shares
    Share 556 Tweet 347
  • Tekad Smamio Menjadi Sekolah Kreatif tanpa Batas

    4130 shares
    Share 1652 Tweet 1033
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama