• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Berguru Kemuliaan dari Tukang Becak

Jumat 15 Mei 2020 | 19:34
in Renungan Ramadhan
0
1
SHARES
1
VIEWS
Ali Murtadlo. Berguru Kemuliaan dari Tukang Becak.
Ali Murtadlo. Berguru Kemuliaan dari Tukang Becak.

Berguru Kemuliaan dari Tukang Becak adalah Renungan Ramadhan oleh Ali Murtadlo menceritakan sedekah besar dari orang kecil.

PWMU.CO-Mari berguru kemuliaan dari tukang becak ini. Meski miskin materi, hatinya kaya raya. Betapa tidak, uang BLT (bantuan langsung tunai) wabah Corona Rp 300 ribu yang baru diterimanya, justru diberikan ke masjid.

”Ustadz, saya mau infak untuk masjid,” katanya sambil menyerahkan uang Rp 50 ribuan enam lembar.

”Banyak sekali,” kata Ustadz Muhammad Jazir, ketua DKM Masjid Jogokariyan Yogya yang menerimanya seperti diberitakan eramuslim.com 14 Mei. Dia kenal tukang becak itu sering ikut jamaah di situ.

Baca Juga:  Booking Neraka demi Viral

”Sudah lama saya ingin menyumbang masjid ini, Ustadz. Karena masjid ini baik sekali. Jika saya mandi saya tidak pernah dimarahi. Di tempat lain, saya sering ditegur atau di pintunya ditulisi ‘Bukan untuk mandi’. Masjid sini, saya malah ditawari keperluan lain jika membutuhkan,” katanya.

Mendengar itu, sang ustadz mulai  basah pipinya. Tak disangka, kebijakan masjid yang membebaskan jamaah untuk mandi dan istirahat, ternyata dibalas kebaikan oleh tukang becak yang sungguh tidak disangka-sangkanya ini.

Uang Besar

Tiga ratus ribu, mungkin angka yang kecil buat sebagian dari kita. Tapi bagi dia sungguh besar. Itu pun didapatkannya bukan dari hasil mengayuh becaknya. Mungkin, sulit dalam satu hari bisa mendapatkan uang sebesar itu. Tapi uang tiban BLT itu  sama sekali tidak membuatnya berperasaan eman (sayang) untuk diberikan masjid yang sebetulnya sudah terkenal makmur itu. Perasaan balas budinya, jauh melebihi nafsunya untuk memiliknya  atau membelanjakannya.

Baca Juga:  Mohon Maaf, Terima Kasih!

Belum tentu hati kita semulia itu, sehalus itu, sedermawan itu. Uang besar yang jarang berada di sakunya itu sama sekali bukan uang besar baginya. Kebaikan masjid yang telah membebaskannya mandi tiap hari itulah yang lebih besar baginya. Begitu enteng memberikannya. Bakal seenteng inikah kita jika baru mendapat rezeki berkali lipat dari Rp 300 ribu?

Semoga hati kita semulia dia. Bahwa uang bukan segalanya. Tapi kebaikanlah yang segalanya. In ahsantum, ahsantum lianfusikum,  wain asa’tum falaha. Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri.  (Al Isra’: 7).

Baca Juga:  Wabah Covid, Pilih Hikmah atau Musibah

Terima kasih Pak. Engkau telah mengajari ilmu kemuliaan kepada kami. Semoga Ramadhan ini menambah kemuliaanmu, dan kemuliaan kita semua. Aamiin. (*)

Editor Sugeng Purwanto

Tags: Ali MurtadloinfakMasjid JogokariyanUang BLTwabah Corona
ShareSendTweet

Related Posts

Info yang Dirakit
Kolom

Info yang Dirakit Ilusi

Kamis 10 Desember 2020 | 18:09
1
Harga nyawa FPI
Kolom

Harga Nyawa Murah di Sini

Selasa 8 Desember 2020 | 21:47
1
Tips No korupsi
Kolom

Tips No Korupsi Menjerat Menteri Juliari

Senin 7 Desember 2020 | 19:52
1
Tiga Mensos yang ditangkap karena korupsi.
Kolom

Mensos, Gus Dur, dan Tikus di Lumbung

Minggu 6 Desember 2020 | 21:42
1
Mendemo Mahfud MD
Kolom

Mendemo Mahfud MD ke Rumah Ibunya

Sabtu 5 Desember 2020 | 17:39
1
Meninggal tanpa ribet
Kolom

Meninggal tanpa Ribet

Kamis 3 Desember 2020 | 21:06
1
Next Post
Ilustrasi Muhammadiyah garis tertawa.

Muhammadiyah Garis Tertawa

Belajar Metode Berlian ala Dosen UMM

Belajar Metode Berlian ala Dosen UMM

Al-Quran dan Sayur Gratis PCA Plemahan

Al-Quran dan Sayur Gratis PCA Plemahan

Ghadhab, Orang Kuat Menurut Nabi Ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo. Ghadhab, Orang Kuat Menurut Nabi Ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo. PWMU.CO – Ngaji Ramadhan kali ini berangkat dari hadist riwayat Bukhari dan Muslim sebagai berikut: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَيْسَ الشَّدِيدُ بالصُّرَعَةِ؛ إِنَّمَا الشَدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ؛ متفق عليه Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah   bersabda: “Bukanlah orang yang kuat itu karena mampu mengalahkan musuh. Akan tetapi yang dimaksud orang yang kuat itu adalah orang yang mampu menundukkan nafsunya ketika marah”. Kekuatan Jiwa Ghadhab dari kata ghadliba yaghdhabu ghadhaban berarti sukhthun, infa’ala infi’aalan syadiidan yakni marah dengan kemarahan yang sangat. Maka ghadhab merupakan luapan emosi yang sangat kuat yang terjadi pada seseorang yang disebabkan oleh sesuatu keadaan. Ghadhab merupakan keadaan yang kerap terjadi pada diri kita. Ia lahir dari luapan emosi ketika berhadapan dengan suatu keadaan yang menurut kita tidak sepatutnya. Atau tidak menyenangkan buat kita atau bahkan menyinggung “kualitas” diri kita. dengan kata lain kita merasa diremehkan. Ini merupakan potensi yang sesungguhnya alami dalam diri kita dengan keadaan tersebut. Tetapi kekuatan untuk kita mengendalikan luapan emosi tersebut menunjukkan kita mampu menguasai diri kita secara utuh. Itulah sebabnya kita disebut sebagai orang yang kuat oleh Rasulullah SAW. Ghadhab merupakan keadaan antara dua orang atau lebih yang boleh jadi saling berhadapan. Maka ketika sesorang marah pasti akan ada yang jadi korban. Dengan demikian ghadhab merupakan hubungan personal antara satu dengan lainnya yang tidak akan terjalin dengan baik, terutama jika keduanya tetap mempertahankan kemarahannya di satu sisi dan ketidak terimaan di sisi lainnya.Maka jadilah kehidupan dengan perasaan yang pasti menumbulkan ketidak sesuaian atau ketidak sukaan di satu pihak atau juga kedua-duanya. Tetap Proposional Dalam masyarakat kita, ketersinggungan antara satu dengan lainnya kerap terjadi. Juga watak dan kepribadian masing-masing individu juga tidak akan sama. Maka acapkali jika terjadi pergesekan menimbulkan adanya jarak untuk kemudian berusaha saling menjatuhkan. Sikap ini tiada lain adakalanya disebabkan oleh rasa iri hati dan persaingan dalam mencapai taraf kehidupan. Jika sudah demikian tingkat kondusifitas masyarakat pasti akan rentan dan mudah tersulut. Maka Islam mengajarkan kepada kita untuk bersikap proporsional dan profesional. Kita harus mengetahui posisi dan kemampuan kita masing-masing. Dan di situlah kita mestinya berperan.    Sebagai apapun kita hendaknya mampu menahan marah. Karena marah pasti membawa dampak negatif bagi lainnya. Apalagi jika disertai dengan umpatan dan cacian. Menimbulkan sakit hati yang sulit dihilangkan, walaupun dengan pemberian yang melimpah misalnya. Dibutuhkan waktu yang kadang sangat panjang untuk bisa menerimanya dengan sepenuh hati. Itupun kata-kata umpatan dan cacian tersebut tidak akan bisa dilupakannya, walaupun telah memaafkannya. Terutama sebagai orang yang memiliki kekuasaan atau pemimpin, marah merupakan hal mutlak yang harus dimenej sedemikian rupa. قَوۡلٞ مَّعۡرُوفٞ وَمَغۡفِرَةٌ خَيۡرٞ مِّن صَدَقَةٖ يَتۡبَعُهَآ أَذٗىۗ وَٱللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٞ Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (al-Baqarah 263). Cinta Ilahiyah Rasulullah adalah uswah kita sebagai seorang pemimpin. Bukan dengan harta beliau mempimpin umat, sehingga mereka menjadi taat kepadanya. Bukan pula dengan kedigdayaan atau kemampuan fisiknya untuk kemudian menakut-nakuti yang dipimpinnya. Tetapi Rasulullah SAW memimpin dengan akhlak, memimpin dengan rasa empati dan kepedulian. Maka jadilah beliau menjadi pemimpin yang dicintai oleh umatnya. Cinta yang lahir secara alami karena begitu tingginya akhlak beliau sehingga menyentuh relung kalbu umatnya sebagai bentuk atau wujud cinta ilahiyyah Rasulullah kepada umatnya. Cinta ilahiyah adalah cinta dengan ketulusan tanpa tendensi sedikit pun, sekaligus dibarengi dengan rasa belas kasih akan kesedihan yang menimpa umatnya dan juga berfikir serius terhadap keselamatan umatnya.       Maka bagaimanapun keadaanya marah haruslah dikendalikan sedemikian rupa. Jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan orang lain yang akan sulit terlupakan sampai kapan pun. Oleh karenanya secara khusus Allah menjelaskan tentang orang yang mampu menahan marah ini adalah merupakan ciri bagi orang yang bertakwa, yang dijanjikan surga. وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ ١٣٣ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran: 133-134). Memaafkan dan Lapang Dada Marah dan memaafkan merupakan suatu keadaan yang saling terikat dan terkait. Keduanya tidak dapat dipisahkan atau berdiri sendiri. Setiap kita pasti memiliki kekurangan selama kita masih menjadi manusia. Maka selalu lapang dada terhadap keadaan yang ada sekaligus bertawakkal kepada Allah merupakan kekayaan yang tak ternilai di sisi Allah SWT. Karena tiadalah Allah membiarkan terjadinya kezaliman pasti akan membalaskan nantinya di akhirat. Allah selalu bertindak adil dan akan selalu menegakkan keadilan bagi seluruh hamba-hamba-Nya. Marah harus dihadapi dengan memaafkan. Demikian pula tanpa marah atau memaafkan saja adalah mulia. Rasulullah senantiasa bertindak arif terhadap orang yang bahkan membenci baliau. Disantuninya jiwanya untuk kemudian dia tanpa sadar telah mengikuti dakwah beliau dan bahkan dengan kesadarannya menjalankan amanah Allah dengan sebaik-baiknya, sebagaimana Rasulullah telah memberikan contoh kepadanya. Jadilah orang yang kuat sebagaimana hadits di atas. Tidak gampang tersulut emosi dan juga tidak berusaha mencari menang sendiri. Tetapi marilah kita dudukkan semua persoalan untuk kita kembalikan pada aturan sistem yang telah Allah dan Rasul-Nya putuskan. Hanya ada dua alasan orang membenci kepada kita. Karena memang kita jahat dan layak untuk dibenci. atau karena ada rasa iri dan dengki dalam jiwa seseorang tersebut, baik secara sadar atau diluar kesadarannya. Dalam menghadapinya kita harus sabar dalam bentuk menahan marah dan memaafkannya atau memakluminya, sambil kita terus berusaha membenahi sifanya itu. (*)Editor Mohammad Nurfatoni.

Ghadhab, Orang Kuat Menurut Nabi

Surat Terbuka IMM Kritik Presiden dan DPR adalah surat terbuka Najih Prastiyo, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Berikut isi lengkapnya!

Surat Terbuka IMM Kritik Presiden dan DPR

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
1

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
1

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
1

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
1

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Smamsatu Gelar Webinar Kolaborasi Psikologi-Sastra

Smamsatu Gelar Webinar Kolaborasi Psikologi-Sastra

Rabu 27 Januari 2021 | 10:57
Trisila muncul dalam RUU HIP tanda Pancasila belum selesai. Foto Abdul Mu'ti.

Kenapa Tak Ada yang Ngaku Keturunan Yesus?

Rabu 27 Januari 2021 | 07:26
Wakaf Uang di Tengah Korupsi Uang Rakyat

Wakaf Uang di Tengah Korupsi Uang Rakyat

Rabu 27 Januari 2021 | 07:17
Peduli Pendidikan, 530 gawai dibagikan IKA ITS Peduli dan Kemenko PMK RI. Selain gawai, juga ada 530 set perlengkapan school Covid kit.

Peduli Pendidikan, Bagikan 530 Gawai

Selasa 26 Januari 2021 | 21:51
Kaum pengeluh

Kaum Pengeluh dan Pengumpat

Selasa 26 Januari 2021 | 15:14
Google

Google Search Bakal Hilang dari Aussie

Selasa 26 Januari 2021 | 14:39
Karakter saudagar

Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

Selasa 26 Januari 2021 | 13:26
Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Selasa 26 Januari 2021 | 12:02
Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Selasa 26 Januari 2021 | 11:36
Pemerintah Tunda Bahas RUU HIP, Ini Reaksi Muhammadiyah

Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

Selasa 26 Januari 2021 | 11:01

Berita Populer Hari Ini

Plugin Install : Popular Post Widget need JNews - View Counter to be installed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama