• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Menjadi Guru Ikhlas, Hikmah Kisah Durna

Sabtu 16 Mei 2020 | 11:32
in Featured
0
1.9k
SHARES
2k
VIEWS
Menjadi Guru Ikhlas, Hikmah Kisah Durna ditulis oleh Aji Damanuri, dosen IAIN Ponorogo dan Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Tulungagung. Artikel ini disarikan dari buku, Parikesit, karya Ki Suratno, YogYakarta: Diva Press 2009.
Menjadi Guru Ikhlas, Hikmah Kisah Durna (Ilustrasi Durna citradiri.worpress.com)

Menjadi Guru Ikhlas, Hikmah Kisah Durna ditulis oleh Aji Damanuri, dosen IAIN Ponorogo dan Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Tulungagung. Artikel ini disarikan dari buku, Parikesit, karya Ki Suratno, YogYakarta: Diva Press 2009.

PWMU.CO – Keihkhalan seorang guru akan berpengaruh pada perangai siswanya. Kisah Mahabarata yang menampilkan berbagai karakter manusia merupakan penggambaran akan sikap dan prilaku, baik individu maupun kolektif.

Dua saudara dari keturunan yang sama dan guru yang sama saling membunuh memperebutkan harta dan tahta. Padahal dalam konsep Islam, ketika dua saudara saling menghunus pedang maka keduanya masuk neraka.

Guru yang mestinya mencerahkan kedua saudara malah menjadi bagian dari problem konflik. Salah satu penyebab fundamental adalah karena hilangnya rasa keikhlasan pada diri guru. Yang dikejar hanyalah kompetensi duniawi yang kering dari nilai spiritualitas, maka yang ada hanyalah penyesalan.

Pidato Kemenangan Puntadewa

Puntadewa yang baru memenangkan perang Bharatayudha berjalan lunglai di antara ribuan mayat yang bergelimpangan. Bau amis darah menyengat menusuk relung hati sang raja. Saudara telah binasa di padang Kurusetra ini.

Saudara, teman, guru, murid, tua, muda semua binasa atas nama kekuasaan. Banyak yang menganggap perang ini sebagai perang suci melawan angkara murka. Sebagian lain menamakan sebagai perang pelampiasan keserakahan untuk mengambil hak kemenangan.

Puntadewa terus berjalan menuju tahta Hastinapura dengan berderai air mata. Yel-yel sambutan rakyat Hastina sebagai ekspresi kemenangan terdengar seperti ratapan srigala dalam lelap malam. Hati Puntadewa remuk redam membayangkan kematian keluarga dan rakyatnya.

Dalam derai air mata Puntadewa menyampaikan pidato pertamanya di atas singgasana Hastinapura.

“Kalian tahu, ketika kakek Bhisma dan guru Durna tumbang di medan perang kalian bersorak sorai tapi kami menangis pilu.

Kalian tahu, ketika Arjuna membunuh Adipati Karna, kami pilu melihatnya. Kalian tahu juga, meskipun menang namun putra-putra terbaik bangsa juga gugur: Gatotkaca, Abimanyu, Antareja, dan Wisanggeni. Mereka binasa meskipun belum paham betul untuk apa kita berperang.

Bahkan yang lebih membuat kami pilu, anak-anak Pandawa yang masih remaja semua binasa karena strategi politik balas dendam Aswatama putra Durna.

Jadi, kemenangan apa yang mau kita rayakan? Bisakah kita berpesta pora di atas darah saudara kita yang kita bunuh atas nama tahta ini?

Rakyatku yang aku cintai, dalam perang Mahabarata ini semua kelicikan telah kita lakukan. Atas nama kebenaran kita menjebak guru Durna hingga binasa. Sumpah serapah dan caci maki telah kita lontarkan. Hoax telah kita sebarkan, bahkan atas nama kekuasaan kitab suci pun kita korbankan.

Jadi, perayaan apa yang akan kita lakukan? Apa yang kita menangkan dari perang total ini?“

Baca Juga:  Nabi Yusuf dan Krisis Pangan Covid-19

Menang Perang tapi Nurani Tersayat

Suasana istana Hastinapura menjadi hening. Angin sepoi-sepoi menerpa membawa aroma amis dara yang mulai membusuk. Air mata mulai membasahi setiap pipi rakyat Hastinapura.

Meskipun beringas dalam perang, tapi mereka tetap memiliki hati nurani, empati, dan simpati. Bagaimanapun kebencian dan dendam telah terbayarkan, namun mereka yang gugur adalah saudara sebangsa dan setanah air yang boleh jadi meninggal karena kebiadaban.

Puntadewa menduduki singgasana berdarah dengan kesedihan mendalam, para sekutu telah kembali ke wilayahnya masing-masing dengan cerita-cerita kepahlawanan dan kepedihan.

Puntadewa termenung, angannya menerawang jauh ke depan, hatinya bertanya, bagaimana seorang raja yang dianggap dewa bisa bergembira duduk di atas jasad saudaranya? Hati yang bagaimana yang mampu bersorak ceria atas kematian saudaranya?

Kisah Guru Durna

Di antara sekian karakter yang berperan dalam Bharatayudha adalah Durna—guru para Pandawa dan Kurawa. Durna adalah sang guru bangsa yang sakti mandraguna. Durna adalah putra resi yang sangat disegani, resi Baharatwadja.

Durna juga murid dari begawan Parasurama, begawan hebat yang menjadi guru para sesepuh Hastinapura. Durna adalah teman seperguruan Drupada raja Pancala. Dalam penaklukan Pancala, Durna membantu Drupada dengan janji akan diberi separo dari kerajaannya.

Namun setelah perang usai ternyata Drupada ingkar janji. Ketika Durna datang ke Pancala dan meminta bagian kerajaannya raja Drupada pura-pura tidak mengenalinya dan bahkan mengusirnya. Durna merasa sakit hati atas penghinaan sahabat karibnya itu, janji adalah utang guman Durna.

Karena dia masih menghormati persahabatannya, Durna tidak akan menyerang Drupada namun cukup mendidik seorang murid untuk membinasakan Drupada dan mengambil haknya.

Durna mendengar potensi yang dimiliki oleh para Pandawa, maka dia pun pergi ke Hastina untuk menawarkan diri menjadi guru Pandawa. Namun Bhisma, kakek Pandawa dan Kurawa menghendaki Durna menjadi guru Pandawa dan Kurawa.

Durna akan menyebutkan kompensasinya jika pendidikan telah usai, hal ini sempat ditentang Destarata sebagai raja Hastina. Namun Bhisma meyakinkan raja buta tersebut bahwa hanya Durna yang bisa mengajari Pandawa dan Kurawa.

Namun dalam proses pembelajaran tampak Durna cenderung menyayangi Pandawa, hal yang membuat Kurawa semakin tidak suka pada Pandawa.

Baca Juga:  Topeng Cegah Corona dan Gagalnya Dakwah TBC

Durna Tagih Janji

Setelah pendidikan usai dan para Pandawa dan Kurawa sakti mandraguna, Durna menagih janji kompensasi akan ilmu yang telah diajarkan, yaitu menaklukkan Drupada raja Pancala.

Pemenuhan kompensasi ini ternyata memunculkan kompetisi antara Pandawa dan Kurawa. Singkat cerita, akhirnya Drupada takluk pada Pandawa dan dengan berat hati merelakan separo dari kerajaannya untuk putra Durna, si Aswatama, yang sejak kecil diberi dokrin dan harapan oleh menjadi seorang raja oleh ayahnya.

Kelak Aswatama menjadi model pendidikan orangtua yang salah. Durna akhirnya menjadi Resi di Hastinapura bersama Bhisma. Ketika terjadi pelecehan atas Drupadi, istri para Pandawa, Durna hanya melihat dengan pedih dan tidak bisa berbuat banyak karena sumpah setianya pada sang raja buta atas desakan Aswatama.

Pada saat perang Mahabharata, ia berpihak pada Kurawa dan gugur di tangan Tristajumna, adik Drupadi. Kepalanya putus terpenggal oleh pedang Tristajumna.

Hikmah Kisah Durna

Durna adalah sosok guru bangsa yang tergadaikan oleh dunia, tidak memiliki istikamah dalam menjaga ilmunya. Paling tidak ada beberapa alasan yang menempatkannya menjadi guru bangsa yang hina.

Pertama, dia mengajarkan ilmunya dengan tidak ikhlas, memiliki motif pribadi untuk memperoleh kerajaan dan membalas dendam. Dari sni, mari menjadi guru ikhlas.

Kedua, rasa dendam dan kecewa membuatnya berlebihan dalam menyayangi putranya. Maka apapun yang diminta meskipun jelek tetap dijalankan. Kelak Aswatama yang telah kehilangan nalar sehatnya, membalaskan dendam Kurawa dengan membuhuh putra-putra Pandawa yang masih tidur terlelap.

Meskipun putra seorang maha guru belum tentu tercerahkan karena pola asuh dan motif yang salah dan akhirnya menjadi korban obsesi orangtuanya. Sebuah serangan fajar yang menyalahi hukum perang.

Ketiga, seorang ilmuwan mestinya tidak berbaiat pada kekuasaan dengan janji setia yang akan menekuk akal sehatnya dibawah ketiak kekuasaan.

Keempat, kenyamanan hidup yang diterima di Hastinapura membuatnya tidak mampu bersikap kritis terhadap tuannya, hingga meskipun dia tahu kebenaran tetap saja berpihak pada Kurawa dan memusuhi pandawa yang telah menaklukkan Pancala.

Hidupnya berakhir dengan sebuah siasat ketika disebar hoax bahwa Aswatama gugur di medan laga, semangat tempurnya memudar hingga ditebas oleh Tristajumna. Padahal yang mati adalah seekor gajah yang bernama Aswatama.

Seorang begawan guru bangsa yang mestinya menjadi problem solver atas masalah bangsanya malah menjadi pelaku ketidakbenaran Bharatayudha.

Ketika keihklasan seorang guru hilang maka hilang juga keberkahan. Dalam kitab Idhatun Nasyiin, Musthafa al Ghalayan mengibaratkan keikhlasan itu seperti ruh.

Al ‘Amalu jismun wa rukhuhu ikhlas, al jisma mata faraqathu rukhuhu kaana jussatan hamidatan la haraka fiha wala faidata wak kadzalika al ‘amal idza zaabaluhu al ikhlas.

Bahwa amal perbuatan itu bagaikan badan dan keihklasan adalah ruhnya. Badan apabila kehilangan ruh hanyalah segumpal daging (mayat) yang tidak bermanfaat. Begitu juga amal perbuatan ketika kehilangan rasa ikhlas.

Durna kehilangan rasa ikhlasnya karena memiliki motif pribadi. Maka hasilnya adalah manusia seperti robot yang kehilangan hati nurani.

Maka marilah memberikan ilmu dengan ikhlas supaya anak didik kita menjadi jiwa-jiwa yang hanif penuh keberkahan. Mari menjadi guru ikhlas! (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Baca Juga:  Semangat Berbagi MCCC Tulungagung
Tags: Aji DamanuriGuru DurnaKurawaMahabarataPandawaPandawa limaPuntadewa
Share771SendTweet482

Related Posts

Kekuasaan
Kolom

Kekuasaan Memang Mengasyikkan

Selasa 29 Desember 2020 | 15:56
142
Tahun baru
Kolom

Tahun Baru, Spirit Berubah

Minggu 27 Desember 2020 | 07:09
148
Pilkada
Kolom

Pilkada, Pertaruhan Nasib Rakyat atau Cukong

Jumat 4 Desember 2020 | 15:53
215
Budaya korupsi
Kolom

Budaya Korupsi sejak Zaman Feodal hingga Jokowi

Sabtu 28 November 2020 | 10:15
134
Usia makin tua
Kolom

Usia Makin Tua, Begini Wajah Muhammadiyah

Kamis 19 November 2020 | 19:59
277
Aji Damanuri. Jangan Asal Tuding Pembangkang kepada Jamaah.
Kolom

Jangan Asal Tuding Pembangkang

Rabu 2 September 2020 | 10:00
218
Next Post

Milad Ke-89 Nasyiah: Bergerak Menguatkan Bangsa

Hadapi Perubahan, Ini 4 Strateginya

Hadapi Perubahan, Ini 4 Strateginya

Serukan pengibaran bendera setengah tiang tanda duka di Harkitnas.

Pengibaran Bendera Duka di Harkitnas

Gerebeg Syawal di Masjid Gede. Hasil hisab Kiai Dahlan pernah beda dengan kerajaan.

Hisab Kiai Dahlan Beda dengan Kraton

Pengumuman PCM Besuki ini sesuai seruan Ketua MCCC Jatim.

Ketua MCCC Jatim Serukan Taati Fatwa, Pasien Corona Masih Tinggi

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
90

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
768

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
215

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
388

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Tim Medis Muhammadiyah Layani Warga Terisolasi

Tim Medis Muhammadiyah Layani Warga Terisolasi

Jumat 22 Januari 2021 | 09:49
Perpres Penggerus Modal Sosial

Perpres Penggerus Modal Sosial

Jumat 22 Januari 2021 | 09:24
Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
Wafat, Ini Pesan Moh Yahya tentang Kader Muhammadiyah

Wafat, Ini Pesan Moh Yahya tentang Kader Muhammadiyah

Jumat 22 Januari 2021 | 08:34
Banjir Kalimantan

Banjir Kalimantan akibat Eksploitasi Alam yang Sembrono

Kamis 21 Januari 2021 | 20:02
TP3 FPI konferensi pers.

TP3: Pembunuhan 6 Laskar FPI Diduga Direncanakan

Kamis 21 Januari 2021 | 19:11
Smamsatu Siapkan Konsep Baru MBS Madinatul Ilmi. Konsep blanded (campuran) kurikulum disampaikan Kepala SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik Ainul Muttaqin SP MPd, Jumat (21/8/20).

MBS Smamsatu Gresik Ajarkan Tafsir Quran Tematik untuk Kaji Sains

Kamis 21 Januari 2021 | 18:40
Ideologi

Ideologi Muhammadiyah Tergantung Ulama Tarjih

Kamis 21 Januari 2021 | 11:02
Manga Budaya Ramaikan Milad Ke-6 Smamio

Manga Budaya Ramaikan Milad Ke-6 Smamio

Kamis 21 Januari 2021 | 10:48
Spiritual Morning Activity, ‘Sarapan’ Daring Smamsatu

Spiritual Morning Activity, ‘Sarapan’ Daring Smamsatu

Kamis 21 Januari 2021 | 10:31

Berita Populer Hari Ini

  • Ideologi

    Ideologi Muhammadiyah Tergantung Ulama Tarjih

    8428 shares
    Share 3371 Tweet 2107
  • Lomba Daring Milad Ke-6 Smamio, Ini Juaranya

    7808 shares
    Share 3123 Tweet 1952
  • Hari Pertama di Mamuju, Tim Medis Muhammadiyah Lakukan Dua Operasi Bedah

    7325 shares
    Share 2930 Tweet 1831
  • Banjir Kalimantan akibat Eksploitasi Alam yang Sembrono

    5328 shares
    Share 2131 Tweet 1332
  • Tragedi KM 50, Ungkap Aktor Intelektual

    15019 shares
    Share 6008 Tweet 3755
  • Menko PMK Kunjungi Korban Banjir Bogor

    1218 shares
    Share 487 Tweet 305
  • Perpres Berbahaya Mengadu Rakyat

    791 shares
    Share 316 Tweet 198
  • 10 Hari sebelum Wafat, Ahmad Zainuri Masih Diskusi Buku ‘Banjir Darah’

    721 shares
    Share 288 Tweet 180
  • Tiga Peristiwa Ini Tunjukkan Siapa Sebenarnya Syekh Ali Jaber

    23267 shares
    Share 9307 Tweet 5817
  • Warganet Tinggalkan WA, Pilih BiP

    9967 shares
    Share 3987 Tweet 2492
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama