Pandemi Covid-19 Peluang atau Ancaman bagi Panti?

Pandemi Covid-19 peluang atau ancaman dibahas dalam Bincang Ramadhan Bahagia dan Ceria bersama MKS Pimpinan Pusat Aisyiyah pada Sabtu (16/5/2020).
Abidah Muflihati saat Bincang Ramadhan Bahagia dan Ceria MKS Pimpinan Pusat Aisyiyah (Sugiran/PWMU.CO)

PWMU.CO – Pandemi Covid-19 peluang atau ancaman dibahas dalam Bincang Ramadhan Bahagia dan Ceria bersama MKS Pimpinan Pusat Aisyiyah pada Sabtu (16/5/2020).

Tema Resiliensi Aukesos di masa pandemi Covid-19 diambil oleh Wakil Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah Abidah Muflihati SThI MSi. Dengan menggunakan aplikasi Zoom, Bincang Ramadhan Bahagia dan Ceria bersama MKS PPA diikuti oleh 50 peserta dari seluruh Indonesia.

Menurut Abidah, sapaan akrabnya, tema ini diambil karena pentingnya Aukesos dan perannya saat wabah Corona. “Ada beberapa problem yang dihadapi saat wabah. Banyak layanan umum seperti sekolah dan ponpes yang ditutup. Anak-anak dipulangkan untuk mencegah penularan,” ujarnya.

Sementara di amal usaha kesejahteraan sosial (Aukesos), sambungnya, yang salah satunya panti asuhan, justru anak-anak ada di dalam panti. “Maka menjadi penting bagaimana Aukesos bisa bertahan atau beradaptasi di masa pandemi. Apa inovasi layanan klien yang sasarannya cukup banyak,” sambungnya.

Aukesos di lingkungan Aisyiyah ada 6, yakni Panti Asuhan Aisyiyah, Santunan Keluarga Aisyiyah, Panti Lansia, Day Care (rawatan harian lansia), Rumah Sakinah dan Balai Kesejahteraan Sosial.

Pandemi, Peluang atau Ancaman

Di masa pandemi Covid-19, lanjutnya, Aukesos bisa melihatnya sebagai ancaman atau peluang. “Kalau dianggap ancaman maka klien akan berkurang. Misal karena dipulangkan, lansia tidak ada yang merawat, SDM berkurang karena takut tertular sehingga tidak ada yang mau merawat. Jika ini yang terjadi maka Aukesos akan sulit berkembang,” paparnya.

“Kalau wabah ini dianggap peluang maka bisa saja klien atau sasaran garap akan bertambah. Mungkin karena orang tidak bisa lagi merawat orangtuanya dengan baik. Atau banyak masyarakat yang butuh layanan panti asuhan karena tidak ada biaya sekolah dan lainnya,” jelasnya.

“Sumber daya manusia (SDM) dikembangkan ketrampilannya sesuai kondisi. Maka pelayanan semakin berkembang dan Aukesos bisa tetap eksis. Kemampuan untuk bertahan itulah yang disebut resiliensi,” tambahnya.

Kemampuan Sistem Beradaptasi

Sederhananya resiliensi merupakan kemampuan sistem atau masyarakat untuk beradaptasi pada bencana. “Bisa bertahan atau mengubah dirinya sehingga layanan tetap berfungsi dan struktur lembaga juga berfungsi,” imbuhnya.

Tingkat resiliensi sebuah lembaga, ujarnya, bisa ditentukan oleh dua hal. “Pertama kemampuan sistem atau lembaga dalam mengorganisasi dirinya belajar dari bencana yang dihadapi untuk masa depan yang lebih baik,” urainya.

Kedua, sambungnya, meningkatkan efektivitas pengukuran risiko. “Dengan belajar itu maka Aukesos bisa meningkatkan kemampuan mengurangi risiko sehingga meski layanan tetap diberikan, maka klien di panti dan yang lainnya tidak terkena wabah,” terangnya.

Kemampuan Aukesos, menurutnya, bisa dilihat dari beberapa unsur yang ada di lembaga. “Aspek manajemen dan kepemimpinan, individu yang terlatih, fisik dan peralatan, institusi, sumber daya ekonomi dan sumber daya sosial,” rincinya.

Manajemen dan Kepemimpinan

Aspek manajemen dan kepemimpinan, maka untuk bisa bertahan di masa pandemi Covid-19, manajemen Aukesos perlu memahami karakter Covid-19. “Bagaimana cara penularan, pencegahan, dan apa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan,” ujarnya.

Pengurus perlu berpikir panjang. Tidak hanya berpikir penanganan wabah saat ini tetapi berpikir 3 bulan atau 1 tahun ke depan. “Meski vaksinnya ditemukan, Virus Corona tetap akan ada, seperti halnya HIV. WHO memperkirakan Covid-19 akan seperti itu. Berpikir jangka panjang tentang penularan dan dampaknya,” ajaknya.

Manajemen, lanjutnya, perlu bertindak tegas dan solutif dalam menerapkan kebijakan. “Tidak berubah-ubah yang membuat orang bingung. Harus bertindak cepat, karena kalau lambat maka akan banyak korban berjatuhan. Juga utamakan keselamatan. Bukan hanya yang dilayani tetapi juga yang melayani,” paparnya.

Individu Terlatih

Menyangkut individu yang terlatih, ujarnya, maka manajemen perlu melakukan pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang ada di lembaga.

“Pengasuh, staf, asisten, peksos dan lainnya dilatih skill yang baru tentang pencegahan dan penanganan Corona. Juga bekerjasama dengan ahli. Kita butuh konsultasi dengan psikolog karena semua Work From Home (WFH). Butuh psikolog untuk mengatasi stres anak-anak. Atau dokter untuk kesehatan warga panti,” jelasnya.

Ahli Kesehatan, sambungnya, diperlukan terkait bagaimana prosedur yang benar untuk tetap memberikan pelayanan tanpa membahayakan semua pihak.

“Ahli IT juga penting karena saat wabah orang tidak mudah bertemu atau berkunjung dengan orang lain. Maka IT jadi hal yang utama. Perlu latihan IT yang bisa mendukung layanan,” terangnya.

Fisik dan Peralatan

Membahas fisik dan peralatan, menurutnya, maka sarana prasarana di Aukesos harus dimodifikasi agar sesuai dengan prosedur kesehatan. Menyediakan disinfektan, masker, dan mengatur social distance.

“Sebenarnya kalau memenuhi standar akreditasi dari lembaga Dinsos maka itu sesuai prosedur kesehatan. Misalkan di panti kamar anak memberi ruang gerak bagi anak 1 meter. Kalau kamar dihuni 2 orang maka kamarnya harus 2 m x 2 m. Kalau dihuni 3 orang maka 3 m x 2 m. Perlu modifikasi daya tampung supaya tidak terlalu padat. Selebihnya warga yang dilayani sebagian di rumah pengurus atau ada tempat lain yang bisa dipakai,” tuturnya.

Aukesos perlu melengkapi peralatan baru untuk mendukung pekerjaan terutama internet dengan jaringan yang bagus sehingga orang-orang bisa tetap bekerja.

“Dengan internet anak-anak di panti tetap bisa belajar dengan mengakses beberapa layanan belajar online atau mengerjakan tugas-tugas berdasar perintah gurunya. LCD untuk memudahkan cara pembelajaran. Juga mengubah layanan misalnya fokus pelayanan di luar panti,” paparnya.

Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah sudah mengintruksikan untuk membuat lumbung pangan yang bisa menjadi salah satu alternatif sumber daya ekonomi. “Fundraising perlu digiatkan. Indonesia dikenal masyarakatnya suka bersedekah maka ini kesempatan Aukesos untuk mendapatkan bantuan bagi layanan di lembaga,” ungkapnya.

Layanan Usaha Ekonomi

Peningkatan layanan usaha ekonomi bisa ditempuh misalkan selama ini mempunyai supermarket maka bisa jadi layanan ekonomi diubah menjadi jasa antar dan penjualan online.

“Atau bisa menyediakan fasilitas tempat kosong untuk karantina karena banyak orang yang membutuhkan dan bisa dilakukan oleh Aukesos,” jelasnya.

Sumber Daya Sosial

Sumber daya sosial bisa diaplikasikan bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk memberikan pelayanan di Aukesos. Misalkan di panti penghuninya terlalu padat bisa minta bantuan keluarga Aisyiyah Muhammadiyah sekitar untuk menampung anak-anak 1 orang dalam satu keluarga.

Muhammadiyah punya banyak institusi yang bisa dimanfaatkan oleh Aukesos dengan bersinergi. Misalkan memberikan bantuan sulit physical distancing maka bisa minta bantuan Kokam untuk menertibkan. Sekolah yang bekerja sama maka guru bisa diundang private untuk mengajar anak-anak di panti dan tetap perhatikan prosedur pencegahan Covid-19,” terangnya.

Pandemi Covid-19 peluang atau ancaman. Tantangan Aukesos untuk tetap eksis di tengah pandemi. (*)

Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version