• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

The New Normal Hanya Jargon Politik?

Minggu 31 Mei 2020 | 11:26
in Kabar
0
1.6k
SHARES
1.7k
VIEWS
The New Normal hanya jargon politik? Sudahkah policy (kebijakan)-nya jelas dan untuk kepentingan siapa? Sudahkah konstitutional atau sekadar fashion belaka?
Chusnul Mar’iyah PhD dalam Sarasehan Kebangsaan ke-20 Dewan Nasional PIM (Darul Setiawan/PWMU.CO)

PWMU.CO – The new normal hanya jargon politik? Sudahkah policy (kebijakan)-nya jelas dan untuk kepentingan siapa? Sudahkah konstitutional atau sekadar fashion belaka?

Demikian pertanyaan dosen senior Universitas Indonesia Chusnul Mar’iyah PhD, salah seorang pemantik dalam Sarasehan Kebangsaan ke-20 Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (PIM). Kegiatan bertema The New Normal Indonesia: Apa Maksudnya, Sudahkah Waktunya, Apa Agenda Semestinya? itu digelar via Zoom, Sabtu (30/5/20).

Dalam paparannya, perempuan asal Babat Lamongan tersebut mengkhawatirkan the new normal, yang hanya sekadar mengikuti tren tanpa memerhatikan prasyarat tadi. Termasuk, apakah the new normal nantinya mengarah pada sistem demokrasi? Atau malah kembali pada sistem otoritarian Orde Baru sebelum Mei 1998.

Chusnul Mar’iyah melihat masalah transparansi pada proses partisipasi yang sangat kurang dalam menentukan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23/2020 dan kemudian diundang-undangkan. “Masalah kemudian, substansinya dari isu keuangan ataukah menyelesaikan Covid-19? Kemudian di situ ada imunitas yang tidak bisa dipidanakan. Bahkan korupsi pun tidak bisa dipidana atau perdata-kan, bahkan di PTUN-kan,” ujarnya.

The New Normal Hanya Jargon?

Dosen politik itu mengingatkan amanat reformasi 1998 adalah menghapus korupsi, kolusi, dan nepotisme. “Sekarang lembaga-lembaga demokrasi posisinya di mana dalam the new normal? Atau hari ini posisinya seperti apa? DPR bagaimana sebagai wakil rakyat menyelesaikan atau terlibat dalam mengontrol, legislasi, dan budgeting secara sungguh-sungguh dalam menyelesaikan Covid-19?” tanya dia.

Baca Juga:  Problem Fikih Modern makin Meluas, Muhammadiyah Kaji Tafsir Baru Zakat

Juga lembaga-lembaga lain seperti KPK, BPK,dan partai politik sendiri. “Kenapa saya sebut partai politik? Karena sudah diputuskan bulan Desember nanti ada pilkada. Di sini ada persoalan, nepotisme apakah tetap terjadi atau hanya menjadi jargon politik yang disebut the new normal?” tanyanya lagi.  

Membicarakan politik, menurut Chusnul, adalah membicarakan kebijakan. “Jadi kalau kita bicara kebijakan, di sini seringkali dikatakan: ‘Oh, jangan politik saja tapi juga kesehatan.’ Perlu diketahui, kesehatan itu juga kebijakan politik kesehatan. Apa yang diambil itu merupakan kebijakan politik, bukan hanya kesehatan,” ungkapnya.

Pilihannya, kata Chusnul, apakah pemimpin mendengarkan para ahli kesehatan dan mengajak IDI (Ikatan Dokter Indonesia)?. “Yang saya tahu, IDI tidak diajak untuk masuk ke dalam gugus tugas, hanya karena menteri kesehatan berkonflik dengan IDI. Di sinilah persoalan anti-intelektual,” paparnya.

Chusnul juga menyoal transparansi data. “Jadi kalau the new normal ini, apakah mestinya datanya landai ataukah masih naik, sehingga kita kembali pada new normal?” cetusnya. Sehingga, lanjut dia, ini hanya menjadi fashion dan jargon dalam konteks ini.

Protokol kesehatannya sendiri seperti apa? Kalau dilihat, new life adalah hidup bersih. Kita hidup dengan gaya bersih. Protokol kesehatan lainnya apa? Yakni dibuka transportasi.

“Tapi pada saat ingin naik pesawat. Kita harus rapid test, dan tesnya itu katanya minimal Rp 450 ribu. Yang kedua adalah harus swab test, yang harganya bisa Rp 2.5 juta hingga Rp 4.5 juta. Ini kita proyek oriented (jualan) ataukah itu memang protokol kesehatan?” tanya Chusnul.

Baca Juga:  Almarhum Yudi Prianto di Mata Koleganya

Chusnul juga menyorot fungsi DPR dalam hal ini. Ada di mana posisinya. Jangan sampai rakyatnya dirumahkan, DPR melakukan kegiatan sendiri-sendiri yang kemudian itu isinya adalah legitimasi dari berbagai macam persoalan.

“Hanya ketok palu saja, isu dari Omnibus Law, Covid-19, BUMN, kemudian ideologi negara, dan RUU Pemilu yang sedang digarap. Demokratis atau tidak?” ungkapnya.

Ke Mana Staf Milenial Presiden?

Soal sosialisasi the new normal juga dipertanyakan Chusnul. “Saya juga bertanya-tanya ini, tenaga ahli presiden yang milenial itu ke mana. Kok sepi? Kelompok-kelompok milenial apa yang dilakukan? Rakyat membayar mahal lho,” ujarnya.

Chusnul mengaku pernah protes, kenapa milenial diberi jabatan. “Ya, kecuali milenialnya itu seperti kelompok pemuda Ashabul Kahfi. Anda bertakwa, luar biasa pintar, dan menjadi pembisik dari raja. Tapi kalau rajanya sudah menyatakan dirinya adalah Tuhan, anak-anak muda itu meninggalkan kerajaan. Meninggalkan kemewahan dan semuanya. Dalam konteks ini di mana sekarang posisinya, di dalam sosialisasi tentang Covid-19 ini?,” papar dia.

Menurut Chusnul, isu ketahanan pangan menjadi sangat penting dalam konteks Covid-19 saat ini. “Indonesia punya tanah yang subur, namun faktanya, hari ini impor bawang putih sampai 30 triliun, mengapa itu tidak menjadi substitusi impor? Jadi, Kementerian Pertanian Indonesia bicara ketahanan pangan, karena itu kita bisa menjadi bagian penting dari konteks kompetisi internasional/global yang ada,” jelasnya.

Baca Juga:  Berorganisasi Perlu Perhatikan Empat Hal Ini

Lalu bagaimana untuk mencapai itu? Harus ada planning, protokol, ajak kampus, dan jangan anti intelektual. “Ajak IDI dan para tokoh. Di sinilah letaknya kebutuhan leadership dan kemampuan empati. Selain itu, kemampuan transparansi dan komunikasi menjadi sangat penting,” ungkap Chusnul.

Sebagai pemimpin umat, kata dia, tentu saja memiliki kesadaran untuk memimpin umatnya masing-masing. Fokus pada melindungi anak bangsa sendiri, umatnya, jamaahnya. Apa yang harus dilakukan? “Kepentingan nasional harus dirumuskan. Disampaikan pada pemimpin negara,” bebernya.

Menurut dia, cara pandang negara Pancasila bukan negara intervensi, tapi kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya. Mencerdaskan rakyatnya, menyejahterahkan rakyatnya.

“Maka rumuskan kepentingan nasional ini bersama-sama dari berbagai macam kelompok, dari partai politik ataupun masyarakat sipil,” ujar Chusnul.

Oleh karena itu, lanjut dia, pahami geo politik dan sejarah bangsa. “Sehingga kita bisa merumuskan kepentingan nasional dalam mencari solusi dari Covid-19. Daerah punya kemampuan, maka mari bergandengan tangan,” ajaknya.  

Negara ini adalah beragama, Ketuhanan Yang Maha Esa, UUD 1945. Maka jangan lupakan kekuatan doa, selain juga aksi nyata. “Maka dengarlah kata ilmuwan, walaupun secara politik tidak mendukung. Tapi ilmunya digunakan untuk kebaikan bangsa dan negara,” kata Chusnul. (*)

Penulis Darul Setiawan. Co-Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Chusnul MariyahDarul SetiawanSarasehan Kebangsaan ke-20The New Normal Hanya Jargon Politik?Universitas Indonesia
Share650SendTweet406

Related Posts

Sah, Saifullah Rochim Pimpin SD Muhida
Kabar

Sah, Saifullah Rochim Pimpin SD Muhida

Senin 21 Desember 2020 | 12:12
140
Muhammadiyah seperti anak-anak kitab putih. Hal tersebut disampaikan Yudi Latif PhD dalam Webinar dan Fachrodin Award, Sabtu (19/2/20).
Headline

Yudi Latif: Muhammadiyah seperti Anak-Anak Kitab Putih

Sabtu 19 Desember 2020 | 15:52
6.9k
Sekularisme di Prancis yang sudah diundangkan, bertujuan melindungi apapun keyakinan agama yang berkembang dan hidup di sana.
Kabar

Sekularisme di Prancis Melindungi Agama

Sabtu 19 Desember 2020 | 09:20
11.5k
Teknologi harus berjalan dengan keadaban, tidak cukup dengan kebudayaan saja. Di tangan orang yang beradab, teknologi mendatangkan maslahat.
Kabar

Teknologi dan Keadaban Harus Sejalan

Selasa 15 Desember 2020 | 18:29
10.4k
Prasasti untuk almarhum Yudi Prianto dalam bentuk Life Time Achievement diberikan atas jasa pengabdiannya pada Pemuda Muhammadiyah.
Kabar

Prasasti untuk Almarhum Yudi Prianto

Rabu 9 Desember 2020 | 14:01
428
Berorganisasi perlu perhatikan empat hal, yaitu menata niat, memantapkan keyakinan, memupuk kepedulian, dan harus saling bersinergi.
Kabar

Berorganisasi Perlu Perhatikan Empat Hal Ini

Rabu 9 Desember 2020 | 11:02
44.1k
Next Post
Selamatkan Generasi Muda dari Rokok

Selamatkan Generasi Muda dari Rokok

Pendidikan Masa Pandemi Harus Perhatikan Dua Hal Ini

Pendidikan Masa Pandemi Harus Perhatikan Dua Hal Ini

RSU Muhammadiyah Lumajang menerima dua ventilator yang diserahkan Wabup Ir Indah Amperawati.

RSU Muhammadiyah Lumajang Dapat Bantuan 2 Ventilator

Ilustrasi kisah Amru bin Ash dengan Najasyi Abesinia.

Kisah Amru bin Ash Masuk Islam

Masjid Nabawi Dibuka, yang Langgar Protokol Didenda Rp 4 Juta

Masjid Nabawi Dibuka, yang Langgar Protokol Didenda Rp 4 Juta

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
435

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
162

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
351

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more
Keutamaan Amalan Nabi Daud
Ngaji Hadits

Keutamaan Amalan Nabi Daud

Jumat 25 Desember 2020 | 06:26
417

Keutamaan Amalan Nabi Daud (Ilustrasi freepik.com) Keutamaan Amalan Nabi Daud ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more

Berita Terkini

Vaksin Sinovac

Vaksin Sinovac dan Kepercayaan Rakyat

Sabtu 16 Januari 2021 | 15:04
Tiga Peristiwa Ini Tunjukkan Siapa Sebenarnya Syekh Ali Jaber

Tiga Peristiwa Ini Tunjukkan Siapa Sebenarnya Syekh Ali Jaber

Sabtu 16 Januari 2021 | 14:57
Pemecatan ketua KPU

Pemecatan Ketua KPU Dinilai Berlebihan

Jumat 15 Januari 2021 | 21:43
Muhammadiyah Respon Cepat Gempa Sulawesi Barat

Muhammadiyah Respon Cepat Gempa Sulawesi Barat

Jumat 15 Januari 2021 | 21:26
Rahasia Mendatangkan Keberkahan Allah

Rahasia Mendatangkan Keberkahan Allah

Jumat 15 Januari 2021 | 21:15
Ali Jaber Wafat, Presiden Belum Ucapkan Belasungkawa

Ali Jaber Wafat, Presiden Belum Ucapkan Belasungkawa

Jumat 15 Januari 2021 | 19:00
Warganet

Warganet Tinggalkan WA, Pilih BiP

Jumat 15 Januari 2021 | 14:01
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
Syekh Ali Jaber di Mata Ustadz Abdul Shomad

Syekh Ali Jaber di Mata Ustadz Abdul Shomad

Jumat 15 Januari 2021 | 10:45
PCM Sepanjang Buka Lowongan Kepala Sekolah

PCM Sepanjang Buka Lowongan Kepala Sekolah

Jumat 15 Januari 2021 | 08:49

Berita Populer Hari Ini

  • Syekh Ali Jaber Wafat, Ini Kesan Din Syamsuddin

    Syekh Ali Jaber Wafat, Ini Kesan Din Syamsuddin

    7118 shares
    Share 2847 Tweet 1780
  • Warganet Tinggalkan WA, Pilih BiP

    2020 shares
    Share 808 Tweet 505
  • Lima Cara Bagaimana Anak Mengelola Uang

    1714 shares
    Share 686 Tweet 429
  • Jamu Tolak Virus Corona ala Berlian School

    3384 shares
    Share 1354 Tweet 846
  • Wafat, dr Samsu Dluha ‘Susul’ Kepulangan Kakaknya 11 Hari Lalu

    11494 shares
    Share 4598 Tweet 2874
  • Tiga Peristiwa Ini Tunjukkan Siapa Sebenarnya Syekh Ali Jaber

    709 shares
    Share 284 Tweet 177
  • Ali Jaber Wafat, Presiden Belum Ucapkan Belasungkawa

    674 shares
    Share 270 Tweet 169
  • Ini Kebijakan Muhammadiyah saat PPKM dan Fatwa Tarjih Vaksinasi Covid-19

    886 shares
    Share 354 Tweet 222
  • Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

    426 shares
    Share 170 Tweet 107
  • Jungkir Balik Covid-19 Pertanda Dajjal

    3439 shares
    Share 1376 Tweet 860
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 081233867797
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama