• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Buya Syafi’i di Mata Orang NU

Rabu 3 Juni 2020 | 08:41
in Kabar
0
1
SHARES
1
VIEWS
Buya Syafi'i di mata orang NU. Buya itu selain sebagai Bapak Bangsa dengan integritas moral spiritual yang menginspirasi, Buya juga seorang sejarawan.
Buya Syafi’i di mata orang NU, Akhmad Sahal Pengurus Cabang Istimewa NU Amerika Serikat (Sugiran/PWMU.CO)

PWMU.CO – Buya Syafi’i di mata orang NU. Buya itu selain sebagai bapak bangsa dengan integritas moral spiritual yang menginspirasi, Buya juga seorang sejarawan.

Hal itu dikemukakan oleh Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Serikat Akhmad Sahal dalam Serial Diskusi Pemikiran Ahmad Syafii Maarif dengan tema Islam Berkemajuan Perspektif Ahmad Syafii Maarif via aplikasi Zoom, Ahad (31/5/2020).

Akhmad Sahal juga mengucapkan selamat ulang tahun ke-85 pada Buya Syafi’i Ma’arif. “Semoga selalu menginspirasi kita semua,” ucapnya.

Kemunduran Umat Islam

Menurut Akhmad Sahal, Buya Syafi’i pernah menulis Islam berkemajuan di Suara Muhammadiyah tahun 2018. “Ada tiga tulisan dan itu menarik karena menunjukkan apa yang menjadi obsesi Buya Syafi’i tentang Islam berkemajuan,” ujarnya.

“Buya Syafi’i menegaskan Islam berkemajuan itu memang sudah menjadi trade mark-nya Muhammadiyah. Sejak awal berdirinya Muhammadiyah dengan pembaharuan ya Islam berkemajuan itu,” ungkapnya.

Tetapi sekarang, sambungnya, menjadi lebih penting karena Buya Syafi’i melihat saat ini dirasakan ada kemunduran di kalangan umat Islam. Dan ini membutuhkan langkah intelektual yang drastis.

“Kemunduran itu menurut Buya salah satu faktornya atau faktor utamanya adalah masih dibebaninya Islam dengan Arabisme. Ini Buya kan sering menyebut soal Arabisme yang salah arah atau yang terlalu dominan mewarnai Islam,” sambungnya.

“Islam lahir di Arab dan tidak bisa dipungkiri banyak elemen budaya Arab yang masuk ke dalam Islam. Tetapi Islam tidak identik dengan Arab,” imbuhnya.

Spirit Egalitarianisme Islam

Dan menurut Buya salah satu kemunduran umat Islam adalah ketika Arabisme ini mencengkeram Islam dan menghilangkan dimensi utama dari Islam yakni egalitarianisme.

Baca Juga:  Agar Dakwah Berjejak Abadi

“Tauhid itu implikasi sosialnya kan penghambaan kepada Allah. Kemudian menisbikan hubungan kita dengan sesama manusia tidak ada lagi penghambaan kepada manusia,” tambahnya.

“Jadi dampak sosialnya adalah egalitarianisme. Yang menindas itu harus dilawan. Itu spirit egalitarianisme Islam yang menurut Buya itu rusak dan tergerus oleh Arabisme dalam bentuk munculnya imperium. Imperium keislaman sejak Umayyah,” jelasnya.

Jadi spirit Arabisme itu mencengkeram kuat. Itu terjadi ketika dinasti imperium Islam membajak agenda keislaman dan menghilangkan dimensi egalitarianisme itu.

Menurut Buya dan beliau mengutip Ibnu Khaldun, yang menjadi penyebab kemunduran atau keterbelakangan Islam karena faktor Arabisme.

“Arabisme dipahami konteks awal Umayyah dilanjutkan Abbasiyah. Intinya imperium. Di mana yang menjadi ciri mereka adalah kemewahan, kerakusan dan kesombongan,” terangnya.

Keterbelakangan Harus Dibongkar

Tiga hal itu, lanjutnya, yang membuat umat Islam kemudian terpuruk. Meski Buya tidak memungkiri pada masa Umayyah terutama Abbasiyah peradaban Islam sedang naik daun.

“Kita tahu sumbangan ilmuwan Muslim waktu itu. Tetapi menurut Buya imperium Islam itulah yang justru mencengkeram dan bertanggung jawab terhadap Arabisme yang menggelayuti warna keislaman sampai sekarang,” sergahnya.

Kebangsaan Indonesia Berspirit Humanisme

Buya Syafi’i melihat keterbelakangan itu harus dibongkar dan direkonstruksi Arabisme itu. Jadi harus dikembalikan spirit egalitarianisme Islam dan dilepaskan dari kungkungan Arabisme itu.

“Di sinilah saya melihat Buya spirit Islam berkemajuan yang mendasari pandangan-pandangan Buya mengenai keislaman, kebangsaan dan kemanusiaan yang menjadi tiga matra pemikiran Buya,” tegasnya.

Baca Juga:  Jika Saling Jegal, Indonesia Tak Akan Jaya

Maka kenapa dengan dilepaskan keislaman dari Arabisme dan dikembalikan spiritnya kepada elegatiranisme. Tauhid yang menghilangkan penghambaan kepada sesama manusia. “Maka Islam itu tidak dimaknai dalam kerangka ashabiyah. Buya dengan sangat enteng, ringan, dan sangat nyaman menerima kebangsaan,” ujarnya.

Bagi Buya, lanjutnya, kebangsaan Indonesia adalah kebangsaan yang berspirit humanisme. Makanya Buya juga tidak serta merta fanatik dengan kebangsaan yang tidak humanis, misalkan Zionisme.

“Ada tulisan buku Buya tentang pertemanannya dengan seorang Yahudi Gilad Atzmon. Tentang Yahudi yang kritis terhadap Zionisme. Dan bagi Buya ini adalah contoh bagaimana kemanusiaan. Zionisme adalah contoh di mana kebangsaan mengekang kemanusiaan,” urainya.

Islam Kompatibel dengan Kemanusiaan

Nasionalisme semacam ini ditolak oleh Buya. Tetapi kebangsaan yang universal. Kebangsaan Indonesia yang dirumuskan para founding father itu diterima oleh Buya karena kebangsaan itulah manifestasi dari kemanusiaan.

“Jadi dengan melepaskan kungkungan Arabisme yang menurut Buya menjadi pangkal terjadinya kemunduran, dan mengembalikan Islam kepada spirit egalitarianismenya, maka Islam kemudian kompatibel dengan kemanusiaan dan kebangsaan,” ungkapnya.

“Itu yang saya tangkap dari logika pemikiran Buya Syafi’i Ma’arif tentang Islam berkemajuan,” tambahnya.

Yang menarik, ujarnya, bagaimana kita melihat pandangan Buya semacam ini. Pandangan ini mengingatkannya kepada pandangan keislaman Soekarno.

“Terutama Soekarno pada masa 1930-1940-an. Soekarno muda yang juga sangat menekankan dimensi progresif Islam. Bung Karno kebetulan juga Muhammadiyah kan,” ujarnya.

Pemahaman Fikih Dokmatis

Bung Karno, menurutnya, mengkritik keras bagaimana taklidisme itu mengungkung umat Islam dan taklidisme itu wujudnya adalah pemahaman fikih yang dokmatis.

Baca Juga:  Ternyata 32 RSMA Jatim Tangani Pasien Covid-19

“Bedakan dengan fikih yang konstruktif yang menekankan pentingnya penggalian metodologi. Seperti fikih sosial ala Kiai Sahal Mahfudh, atau fikih-fikih yang pemikirannya terbuka seperti beberapa tokoh NU lainnya,” ungkapnya.

“Bagi saya fikih itu tidak niscaya dokmatis. Saya lama belajar fikih. Saya tahu justru fikih itu sangat memberikan kesempatan kepada intelektual exercise,” sambungnya.

Umat Islam Umat Washatan

Tetapi bukan fikih semacam itu yang dikritik Bung Karno. Namun fikih dokmatis yang membawa kepada taklidisme dan bentuknya adalah khalifah. Khilafah yang kejayaan masa lalu yang dianggap sakral.

“Kritik Bung Karno terhadap khilafah sama dengan kritik Buya Syafi’i terhadap Arabisme. Kalau kita ingin mencari Islam maka ambillah spiritnya, apinya atau flame-nya. Bukan dupanya, asapnya, abunya, atau sesuatu yang bekas-bekasnya,” tegasnya.

Jadi spirit of Islam itu yang kemudian menjadi dasar Islam berkemajuan ala Bung Karno. “Dan ini menarik kalau dibahas lebih lanjut. Seberapa jauh Buya Syafi’i dipengaruhi oleh Bung Karno dalam pandangannya mengenai Islam berkemajuan,” harapnya.

Islam berkemajuan Buya Syafi’i berupaya membongkar taklidisme dan kejumudan berpikir yang diwujudkan dalam bentuk mengelap-ngelap masa lalu imperium khilafah dan seterusnya.

“Kemudian mengembalikan Islam kepada keislaman yang egaliter dan spirit keislaman yang bertolak kepada kreativitas dan kemanusiaan. Dan dengan cara itulah Buya Syafi’i Ma’arif menyatakan umat Islam akan kembali kepada umat washatan,” tuturnya. (*)

Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Buya Syafii MaarifegalitarianismeIslam BerkemajuanMaarif InstitutePCINU AmerikaSejarawanSpirit IslamSugiran
ShareSendTweet

Related Posts

10 Hari sebelum Wafat, Ahmad Zainuri Masih Diskusi Buku ‘Banjir Darah’
Kabar

10 Hari sebelum Wafat, Ahmad Zainuri Masih Diskusi Buku ‘Banjir Darah’

Rabu 20 Januari 2021 | 20:05
1
Pengalaman bersama Almarhum Mas Choliq Benahi Kantor Wilayah, tulisan Wakil Ketua PWM Jatim Nadjib Hamid MSi ini penuh inspirasi. Selamat membaca!
Kabar

Muhammadiyah Jatim Galang Dana untuk Bencana Indonesia

Minggu 17 Januari 2021 | 08:54
1
Santri ABS Juara Kompetisi Poster Digital Nasional
Kabar

Santri ABS Juara Kompetisi Poster Digital Nasional

Jumat 1 Januari 2021 | 07:48
1
Kontributor PWMU.CO Ini Juara I Guru Berprestasi
Kabar

Kontributor PWMU.CO Ini Juara I Guru Berprestasi

Senin 28 Desember 2020 | 05:44
1
Mengelola AUM Harus Profesional, Transparan, dan Jujur
Kabar

Mengelola AUM Harus Profesional, Transparan, dan Jujur

Kamis 24 Desember 2020 | 11:16
1
The Real Muhammadiyah Dapat Tantangan Ini
Kabar

The Real Muhammadiyah Dapat Tantangan Ini

Selasa 22 Desember 2020 | 09:26
1
Next Post
Pesan Rindu Bersekolah Siswa Almadany

Pesan Rindu Bersekolah Siswa Almadany

Aisyiyah Memajukan Kehidupan Bangsa, catatan menarik Liesa Anggraeny, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).

Aisyiyah Berkibar Majukan Bangsa

Temu alumni Panti Asuhan Muhammadiyah Sumenep berlangsung meriah. Walau hanya melalui layar kecil laptop dan gawai, seluruh peserta sudah siap dan mengantri.

Temu Alumni Panti, Ini Pesan Cak Nanto

Kasuradi Syahlan Ngarisman dan Djamilah batal haji tahun ini.

Batal Haji, Begini Komentar Jamaah

Mabrur tanpa Berhaji di Tengah Covid-19

Mabrur tanpa Berhaji di Tengah Covid-19

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
1

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
1

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
1

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
1

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.

Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

Minggu 24 Januari 2021 | 15:13
Ahli bicara: Covid-19: Penularan dan Ikhtiar Mencegahnya. Artikel ini ditulis oleh Prof Dr Maksum Radji M Biomed Apt dari Universitas Indonesia.

Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

Minggu 24 Januari 2021 | 09:54
Taubat Jusuf Kalla

Taubat Politik Jusuf Kalla

Minggu 24 Januari 2021 | 05:38
3 rumus diet alami

3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

Minggu 24 Januari 2021 | 04:36
Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Sabtu 23 Januari 2021 | 20:29
Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Sabtu 23 Januari 2021 | 18:12
Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Sabtu 23 Januari 2021 | 15:26
Ini Momen Interaksi Siswa Berlian School dengan Al-Quran

Ini Momen Interaksi Siswa Berlian School dengan Al-Quran

Sabtu 23 Januari 2021 | 14:28
Muhammadiyah Jangan Tenggelam di Tengah Perubahan Cepat Ini

Muhammadiyah Jangan Tenggelam di Tengah Perubahan Cepat Ini

Sabtu 23 Januari 2021 | 13:52
9 Syarat Pemimpin Muhammadiyah

9 Syarat Pemimpin Muhammadiyah

Sabtu 23 Januari 2021 | 13:32

Berita Populer Hari Ini

Plugin Install : Popular Post Widget need JNews - View Counter to be installed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama