• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Jumat, Juli 1, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Buya Syafi’i di Mata Orang NU

Rabu 3 Juni 2020 | 08:41
5 min read
1.5k
SHARES
4.7k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Buya Syafi'i di mata orang NU. Buya itu selain sebagai Bapak Bangsa dengan integritas moral spiritual yang menginspirasi, Buya juga seorang sejarawan.
Buya Syafi’i di mata orang NU, Akhmad Sahal Pengurus Cabang Istimewa NU Amerika Serikat (Sugiran/PWMU.CO)

PWMU.CO – Buya Syafi’i di mata orang NU. Buya itu selain sebagai bapak bangsa dengan integritas moral spiritual yang menginspirasi, Buya juga seorang sejarawan.

Hal itu dikemukakan oleh Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Serikat Akhmad Sahal dalam Serial Diskusi Pemikiran Ahmad Syafii Maarif dengan tema Islam Berkemajuan Perspektif Ahmad Syafii Maarif via aplikasi Zoom, Ahad (31/5/2020).

Akhmad Sahal juga mengucapkan selamat ulang tahun ke-85 pada Buya Syafi’i Ma’arif. “Semoga selalu menginspirasi kita semua,” ucapnya.

Kemunduran Umat Islam

Menurut Akhmad Sahal, Buya Syafi’i pernah menulis Islam berkemajuan di Suara Muhammadiyah tahun 2018. “Ada tiga tulisan dan itu menarik karena menunjukkan apa yang menjadi obsesi Buya Syafi’i tentang Islam berkemajuan,” ujarnya.

“Buya Syafi’i menegaskan Islam berkemajuan itu memang sudah menjadi trade mark-nya Muhammadiyah. Sejak awal berdirinya Muhammadiyah dengan pembaharuan ya Islam berkemajuan itu,” ungkapnya.

Tetapi sekarang, sambungnya, menjadi lebih penting karena Buya Syafi’i melihat saat ini dirasakan ada kemunduran di kalangan umat Islam. Dan ini membutuhkan langkah intelektual yang drastis.

“Kemunduran itu menurut Buya salah satu faktornya atau faktor utamanya adalah masih dibebaninya Islam dengan Arabisme. Ini Buya kan sering menyebut soal Arabisme yang salah arah atau yang terlalu dominan mewarnai Islam,” sambungnya.

“Islam lahir di Arab dan tidak bisa dipungkiri banyak elemen budaya Arab yang masuk ke dalam Islam. Tetapi Islam tidak identik dengan Arab,” imbuhnya.

Spirit Egalitarianisme Islam

Dan menurut Buya salah satu kemunduran umat Islam adalah ketika Arabisme ini mencengkeram Islam dan menghilangkan dimensi utama dari Islam yakni egalitarianisme.

“Tauhid itu implikasi sosialnya kan penghambaan kepada Allah. Kemudian menisbikan hubungan kita dengan sesama manusia tidak ada lagi penghambaan kepada manusia,” tambahnya.

“Jadi dampak sosialnya adalah egalitarianisme. Yang menindas itu harus dilawan. Itu spirit egalitarianisme Islam yang menurut Buya itu rusak dan tergerus oleh Arabisme dalam bentuk munculnya imperium. Imperium keislaman sejak Umayyah,” jelasnya.

Jadi spirit Arabisme itu mencengkeram kuat. Itu terjadi ketika dinasti imperium Islam membajak agenda keislaman dan menghilangkan dimensi egalitarianisme itu.

Menurut Buya dan beliau mengutip Ibnu Khaldun, yang menjadi penyebab kemunduran atau keterbelakangan Islam karena faktor Arabisme.

“Arabisme dipahami konteks awal Umayyah dilanjutkan Abbasiyah. Intinya imperium. Di mana yang menjadi ciri mereka adalah kemewahan, kerakusan dan kesombongan,” terangnya.

Keterbelakangan Harus Dibongkar

Tiga hal itu, lanjutnya, yang membuat umat Islam kemudian terpuruk. Meski Buya tidak memungkiri pada masa Umayyah terutama Abbasiyah peradaban Islam sedang naik daun.

“Kita tahu sumbangan ilmuwan Muslim waktu itu. Tetapi menurut Buya imperium Islam itulah yang justru mencengkeram dan bertanggung jawab terhadap Arabisme yang menggelayuti warna keislaman sampai sekarang,” sergahnya.

Kebangsaan Indonesia Berspirit Humanisme

Buya Syafi’i melihat keterbelakangan itu harus dibongkar dan direkonstruksi Arabisme itu. Jadi harus dikembalikan spirit egalitarianisme Islam dan dilepaskan dari kungkungan Arabisme itu.

“Di sinilah saya melihat Buya spirit Islam berkemajuan yang mendasari pandangan-pandangan Buya mengenai keislaman, kebangsaan dan kemanusiaan yang menjadi tiga matra pemikiran Buya,” tegasnya.

Maka kenapa dengan dilepaskan keislaman dari Arabisme dan dikembalikan spiritnya kepada elegatiranisme. Tauhid yang menghilangkan penghambaan kepada sesama manusia. “Maka Islam itu tidak dimaknai dalam kerangka ashabiyah. Buya dengan sangat enteng, ringan, dan sangat nyaman menerima kebangsaan,” ujarnya.

Bagi Buya, lanjutnya, kebangsaan Indonesia adalah kebangsaan yang berspirit humanisme. Makanya Buya juga tidak serta merta fanatik dengan kebangsaan yang tidak humanis, misalkan Zionisme.

“Ada tulisan buku Buya tentang pertemanannya dengan seorang Yahudi Gilad Atzmon. Tentang Yahudi yang kritis terhadap Zionisme. Dan bagi Buya ini adalah contoh bagaimana kemanusiaan. Zionisme adalah contoh di mana kebangsaan mengekang kemanusiaan,” urainya.

Islam Kompatibel dengan Kemanusiaan

Nasionalisme semacam ini ditolak oleh Buya. Tetapi kebangsaan yang universal. Kebangsaan Indonesia yang dirumuskan para founding father itu diterima oleh Buya karena kebangsaan itulah manifestasi dari kemanusiaan.

“Jadi dengan melepaskan kungkungan Arabisme yang menurut Buya menjadi pangkal terjadinya kemunduran, dan mengembalikan Islam kepada spirit egalitarianismenya, maka Islam kemudian kompatibel dengan kemanusiaan dan kebangsaan,” ungkapnya.

“Itu yang saya tangkap dari logika pemikiran Buya Syafi’i Ma’arif tentang Islam berkemajuan,” tambahnya.

Yang menarik, ujarnya, bagaimana kita melihat pandangan Buya semacam ini. Pandangan ini mengingatkannya kepada pandangan keislaman Soekarno.

“Terutama Soekarno pada masa 1930-1940-an. Soekarno muda yang juga sangat menekankan dimensi progresif Islam. Bung Karno kebetulan juga Muhammadiyah kan,” ujarnya.

Pemahaman Fikih Dokmatis

Bung Karno, menurutnya, mengkritik keras bagaimana taklidisme itu mengungkung umat Islam dan taklidisme itu wujudnya adalah pemahaman fikih yang dokmatis.

“Bedakan dengan fikih yang konstruktif yang menekankan pentingnya penggalian metodologi. Seperti fikih sosial ala Kiai Sahal Mahfudh, atau fikih-fikih yang pemikirannya terbuka seperti beberapa tokoh NU lainnya,” ungkapnya.

“Bagi saya fikih itu tidak niscaya dokmatis. Saya lama belajar fikih. Saya tahu justru fikih itu sangat memberikan kesempatan kepada intelektual exercise,” sambungnya.

Umat Islam Umat Washatan

Tetapi bukan fikih semacam itu yang dikritik Bung Karno. Namun fikih dokmatis yang membawa kepada taklidisme dan bentuknya adalah khalifah. Khilafah yang kejayaan masa lalu yang dianggap sakral.

“Kritik Bung Karno terhadap khilafah sama dengan kritik Buya Syafi’i terhadap Arabisme. Kalau kita ingin mencari Islam maka ambillah spiritnya, apinya atau flame-nya. Bukan dupanya, asapnya, abunya, atau sesuatu yang bekas-bekasnya,” tegasnya.

Jadi spirit of Islam itu yang kemudian menjadi dasar Islam berkemajuan ala Bung Karno. “Dan ini menarik kalau dibahas lebih lanjut. Seberapa jauh Buya Syafi’i dipengaruhi oleh Bung Karno dalam pandangannya mengenai Islam berkemajuan,” harapnya.

Islam berkemajuan Buya Syafi’i berupaya membongkar taklidisme dan kejumudan berpikir yang diwujudkan dalam bentuk mengelap-ngelap masa lalu imperium khilafah dan seterusnya.

“Kemudian mengembalikan Islam kepada keislaman yang egaliter dan spirit keislaman yang bertolak kepada kreativitas dan kemanusiaan. Dan dengan cara itulah Buya Syafi’i Ma’arif menyatakan umat Islam akan kembali kepada umat washatan,” tuturnya. (*)

Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Buya Syafii MaarifegalitarianismeIslam BerkemajuanMaarif InstitutePCINU AmerikaSejarawanSpirit IslamSugiran
SendShare607Tweet379Share

Related Posts

Pakai E-Voting, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah

Jumat 1 Juli 2022 | 06:45
18.1k

Ahmad Dahlan Rais. Pakai E-Voting, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah (muhammadiyah.or.id) Pakai E-Voting, Muktamar Ke-48...

Muktamar Ke-48 Muhammadiyah-Aisyiyah Digelar Luring, Penggembira Bisa Datang

Kamis 30 Juni 2022 | 17:24
42k

Abdul Mu'ti membacakan Keputusan Tanwir. Muktamar Ke-48 Muhammadiyah-Aisyiyah Digelar Luring, Penggembira Bisa Datang (Tangkapan layar...

Jelaskan Islam Berkemajuan, Prof Syafiq: Bentengi Diri dari Kelompok Ekstrem

Kamis 30 Juni 2022 | 13:58
584

Prof Syafiq A. Mughni (tengah) saat meresmikan Muhammadiyah Boarding School (MBS) At-Taqwa Gosari (Istimewa/PWMU.CO) Jelaskan...

Kenangan bersama Buya Syafii sang Alumnus Muallimin

Sabtu 28 Mei 2022 | 12:52
1.1k

Buya Ahmad Syafii Maarif (kiri) di acara Milad Ke-100 Madrasah Muallimin dan Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta...

Buya Syafii dan Tiga Pendekar Chicago

Sabtu 28 Mei 2022 | 10:16
14.3k

Dhimam Abror: Buya Syafii dan Tiga Pendekar Chicago Buya Syafii dan Tiga Pendekar Chicago, kolom oleh Dhimam Abror Djuraid...

Kecintaan Buya Syafii pada Negara Ini Terlalu Besar

Sabtu 28 Mei 2022 | 08:47
165

Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y. Thohari (tangkapan layar Sugieran/PWMU.CO) Kecintaan Buya Syafii pada...

Ketua Umum PBNU: Buya Syafii Berjiwa Indah

Sabtu 28 Mei 2022 | 05:53
443

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (tangkapan layar Sugieran/PWMU.CO)  Ketua Umum PBNU: Buya Syafii...

Menag: Buya Syafii Konsisten Rawat Kerukunan Umat Beragama

Jumat 27 Mei 2022 | 21:57
395

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Menag: Buya Syafii Konsisten Rawat Kerukunan Umat Beragama. (Sugiran/PWMU.CO) Menag:...

Buya Syafii, Kompas Moral Bangsa Itu Telah Tiada

Jumat 27 Mei 2022 | 21:31
33.4k

Buya Ahmad Syafii Maarif (antaranews.com) Buya Syafii, Kompas Moral Bangsa Itu Telah Tiada; Oleh Biyanto Guru Besar...

Haedar Nashir: Saya Jadi Saksi, Buya Syafii Dipanggil Allah dengan Kesiapan Luar Biasa

Jumat 27 Mei 2022 | 20:47
21.8k

Haedar Nashir (kedua dari kiri). Haedar Nashir: Saya Jadi Saksi, Buya Syafii Dipanggil Allah dengan...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Muktamar Ke-48 Muhammadiyah-Aisyiyah Digelar Luring, Penggembira Bisa Datang

    13449 shares
    Share 5380 Tweet 3362
  • Santi Puspitasari, Guru Fisika Smamio Itu Berpulang saat Melahirkan, Insyaallah Syahid

    8290 shares
    Share 3316 Tweet 2073
  • Idul Adha 2022 Beda: Muhammadiyah 9 Juli, Pemerintah 10 Juli, Begini Menyikapinya

    9582 shares
    Share 3833 Tweet 2396
  • Pakai E-Voting, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah

    5792 shares
    Share 2317 Tweet 1448
  • Idul Adha Arab Saudi dan Muhammadiyah Sama, Kebetulan yang Penuh Berkah

    4802 shares
    Share 1921 Tweet 1201
  • Sekolah dari Jerman, Siswa SD Mugeb Ini Akhirnya Diwisuda

    4905 shares
    Share 1962 Tweet 1226
  • Wow! 85 Siswa Smamda Surabaya Lolos SBMPTN 2022, Naik 123,7 Persen

    3321 shares
    Share 1328 Tweet 830
  • Cakepnya Wisudawan Spemdalas berkat Dresscode Ini

    1494 shares
    Share 598 Tweet 374
  • Awarding Class Meeting Spemdalas Meriah oleh Pensi

    1771 shares
    Share 708 Tweet 443
  • Siswa SD Muhammadiyah 1 Ngawi Rebut Emas dan Perak Porprov Jatim

    1388 shares
    Share 555 Tweet 347

Berita Terkini

  • Milad ke-36 dirayakan STIT Muhammadiyah Bojonegoro dengan menggelar beragam lomba. Liputan Ahmad Fathoni, kontributor PWMU.CO Bojonegoro.
    Milad Ke-36, STIT Muhammadiyah Bojonegoro Gelar Lomba Puisi dan PidatoJumat 1 Juli 2022 | 21:37
  • PORRSMA
    PORRSMA Jatim Digelar di Blitar, Lomba untuk Direksi Bikin TawaJumat 1 Juli 2022 | 21:19
  • Belajar dengan native speaker
    Belajar dengan Native Speaker, Begini Komentar Guru SpemdalasJumat 1 Juli 2022 | 20:43
  • Dikunjungi MI dari Surabaya, Sekolah Kreatif Menganti Jelaskan Pentingnya BrandingJumat 1 Juli 2022 | 20:26
  • Diksusi Humas
    Diskusi Humas PTMA, Topik Ini Paling MenarikJumat 1 Juli 2022 | 19:21
  • Ini Empat Pesan Khatib Jumat Masjid Al-HaramJumat 1 Juli 2022 | 18:28
  • Raih Medali Keempat, Siswa SD Muhammadiyah 1 Bawa Ngawi di Posisi 4  Panahan PorprovJumat 1 Juli 2022 | 17:35
  • Siswa SD Mugeb Manfaatkan Liburan untuk Persiapan KejurprovJumat 1 Juli 2022 | 15:53
  • Pemilihan Duta Anti Narkoba
    Pemilihan Duta Anti Narkoba, Smamda Borong Semua KategoriJumat 1 Juli 2022 | 15:35
  • Kontroversi Gambar Makhluk Bernyawa. Kajian oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA, Direktur Turats Nabawi Pusat Studi Hadits, Sidoarjo.
    Puasa Arafah Berdasarkan Hari atau Tanggal?Jumat 1 Juli 2022 | 14:55

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In