• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Sabtu, Mei 28, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

RUU HIP: Isu Komunisme dan Liberalisme Ekonomi

Selasa 16 Juni 2020 | 20:51
4 min read
222
SHARES
342
VIEWS
ADVERTISEMENT
RUU HIP, Isu Komunisme, dan Liberalisme Ekonomi ditulis oleh Prima Mari Kristanto, warga Muhammadiyah tinggal di Lamongan.
Prima Mari Kristanto penulis RUU HIP, Isu Komunisme, dan Liberalisme Ekonomi. (Sketsa ulang foto oleh Atho’ Khoironi/PWMU.CO)

RUU HIP: Isu Komunisme, dan Liberalisme Ekonomi ditulis oleh Prima Mari Kristanto, warga Muhammadiyah tinggal di Lamongan.

PWMU.CO – Pimpinan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah membentuk Tim Pengkaji Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).

Secara resmi hasil kajian tim telah disampaikan lewat konferensi pers Senin (15/6/2020). Intinya PP Muhammadiyah meminta DPR menghentikan pembahasan RUU HIP karena bertentangan dengan UUD 45 dan sejumlah undang-undang.

RUU HIP menimbulkan kontroversi di masyarakat, khsusunya bagi umat Islam. Para pengusul RUU HIP berdalih kebebasan berdemokrasi, berpendapat, pengayaan wawasan, dengan memasukkan Marxisme dan Leninisme sebagai bahan kajian.

Marxisme dan Leninisme bisa masuk RUU HIP karena tidak menyertakan Tap MPRS/XXV/1966 yang menyatakan Marxisme dan Leninisme sebagai satu kesatuan dari ideologi komunisme yang terlarang di Indonesia sebagai rujukan.

Belakangan setelah protes sejumlah tokoh dan ormas Islam karena khawatir akan bangkitnya komunisme, Tap MPRS/XXV/1966 akan dimasukkan sebagai rujukan.

G30S PKI Timbulkan Krisis Ekonomi

Komunisme telah terbukti menghadirkan trauma bagi kehidupan berbangsa, bernegara, dan berekonomi. Akibat G30S PKI tahun 1965, kehidupan ekonomi bangsa nyaris hancur ditandai dengan kelangkaan dan kenaikan harga kebutuhan masyarakat.

Inflasi tahun 1966 mencapai 600-an persen, suatu kondisi hancurnya perekonomian yang akut. Aksi-aksi sepihak dalam bidang ekonomi para pengikut komunisme terbukti mengacaukan tatanan ekonomi.

Aksi-aksi sepihak para kader maupun simpatisan PKI antara lain intimidasi pada pengusaha dan birokrasi dengan sebutan “kabir” (kapitalis birokrat), reformasi agraria, perampasan tanah milik perorangan dan swasta.

Komunisme seringkali bersembunyi atau menyamar sebagai sosialisme. Mohammad Hatta dalam bukunya Pengantar ke Jalan Ekonomi Sosiologi menjelaskan apa itu kapitalisme, sosialisme, dan komunisme.

Sosialisme dan komunisme sepintas sama. tetapi di Indonesia pengikut sosialis mendirikan Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang menjadi kawan karib Masyumi.

Adapun kaum komunis bergerak dalam Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sangat antipati dengan partai Islam dan partai Nasionalis. Sudah watak dan strategi komunisme untuk menyamarkan gerakan komunisnya.

Sejarah Komunisme Indonesia

Awal masuk Indonesia melalui Surabaya pada tahun 1920 dari tokoh asal Belanda Snevliet menggunakan nama Indische Social Democatie Verenigde (ISDV) hingga melakukan pemberontakan tahun 1926.

Memasuki masa awal kemerdekaan, ketika melakukan aksi di Madiun tahun 1948 menggunakan nama Front Demokrasi Rakyat (FDR). Letnan Kolonel Soeharto yang diberi tugas memantau di Madiun melaporkan bahwa FDR masih menggunakan bendera merah putih dan mengaku setia pada Soekarno-Hatta.

Banyak pihak hampir tidak mengenali FDR sebagai gerakan komunis, kecuali Wakil Presiden Mohammad Hatta yang kenyang dengan literatur sosialis dan komunis sejak menempuh studi di Belanda.

Berkat kejelian Wakil Presiden cc Perdana Menteri Mohammad Hatta, pemerintah mampu mengidentifikasi FDR sebagai gerakan komunis. Sebagai Perdana Menteri, Mohammad Hatta dapat memberikan perintah langsung kepada Tentara Keamanan Rakyat untuk memadamkan gerakan yang dipimpin Muso dan kawan-kawan.

Selanjutnya nama FDR tidak dipakai lagi, kemudian muncul nama Partai Komunis Indonesia (PKI) pada era multi partai tahun 1955 dan mengikuti pemilihan umum pertama.

Komunisme Global

Nama dan istilah partai komunis sendiri sudah ada sejak tahun 1880-an. Istilah partai komunis lahir dari pemikiran “duet maut” Karl Marx dan Friedrich Engel dalam bukunya yang berjudul Manifest der Kommmunistischen Partei.

Adapun Lenin dikenal sebagai sosok yang kali pertama dianggap sukses menjalankan teori partai komunis dalam Revolusi Rusia tahun 1917. Negara baru hasil Revolusi 1917 bernama Uni Soviet bercorak sosialis tidak menggunakan nama negara komunis.

Semakin lama konsep sosialisme yang asli menjadi kabur karena dianggap sama dengan komunisme. Sebagai gerakan politik yang didorong motif ekonomi dengan cara revolusi sosial, komunisme sempat tumbuh subur di Eropa Timur, beberapa negara Amerika Latin, Afrika, dan Asia, termasuk Indonesia. Komunisme menjadi primadona baru setelah era kolonialisme, imperialisme dan Perang Dunia II.

Kegagalan komunisme di Indonesia tahun 1948,1965 dan runtuhnya negara-negara penganut paham komunis tahun 1990-an diawali bubarnya Uni Soviet, Yugoslavia, Jerman Timur, dan lain-lain membuktikan komunisme sudah tidak relevan dalam era milenial.

Dengan kondisi sosial ekonomi bangsa yang terpuruk saat ini, membangkitkan ide-ide Maxisme, Leninisme, bahkan komunisme melalui RUU HIP sebagai euforia set back, mundur ke belakang.

Ancaman Liberalisme

Adapun keterpurukan sosial ekonomi sejak krisis ekonomi 1998 lebih disebabkan praktik liberalisme ekonomi.

Selain RUU HIP, layak dikritisi UU Minerba yang telah disahkan dan RUU Omnibus Law yang dalam proses pembahasan yang diduga kuat mengandung semangat liberalisme.

Peran negara semakin minim dalam penguasaan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan ketenagakerjaan. Pada pembukaan UUD 1945 telah jelas tertulis bahwa tujuan bernegara antara lain melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pertanyannya, Apakah RUU HIP mampu mencegah kedatangan tenaga asing besar-besaran? Mampu menghalangi masuknya investasi dan utang luar negeri yang besarnya diatas kebutuhan serta kemampuan membayar? Bisa mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia? Menghadirkan demokrasi yang sehat dan sebagainya

Pancasila yang telah disepakati sebagai Dasar Negara dan landasan idiil pada 18 Agustus 1945 ibarat standar kualitas dalam berbangsa dan bernegara. RUU HIP idealnya terkandung muatan untuk memperkuat standar kualitas, bukan menurunkan standar kualitas hingga menjadi trisila, ekasila, atau satu sila saja. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: KomunismeLiberalisme EkonomiPrima Mari KristantoRUU HIP
SendShare157Tweet27Share

Related Posts

Muhammadiyahfobia

Jumat 27 Mei 2022 | 09:20
280

Prima Mari Kristanto: Muhammadiyahfobia Muhammadiyahfobia, kolom oleh Prima Mari Kristanto PWMU.CO – Belum reda ingatan warga...

Masjid Jogokariyan Berbagi Kiat Memakmurkan Masjid di Lamongan

Selasa 10 Mei 2022 | 17:58
196

Dewan Syura Masjid Jogokariyan Ustadz Jazir ASP (Prima/PWMU.CO)

Tips Aman dan Nyaman Berkendara di Jalan Tol

Jumat 6 Mei 2022 | 08:56
117

Prima Mari Kristanto Tips Aman dan Nyaman Berkendara di Jalan Tol, oleh Prima Mari Kristanto, warga Lamongan kelahiran...

Bank Beras, Merawat Semangat Zakat Fitrah Sepanjang Tahun

Minggu 1 Mei 2022 | 17:01
84

Prima Mari Kristanto; Bank Beras, Merawat Semangat Zakat Fitrah Sepanjang Tahun Bank Beras, Merawat Semangat...

BLT Minyak Goreng Ternyata juga Dinikmati Mafia

Selasa 26 April 2022 | 09:49
175

Prima Mari Kristanto BLT Minyak Goreng Ternyata juga Dinikmati Mafia; Oleh Prima Mari Kristanto, akuntan...

Kritik atas Sentilan Antre Baju Lebaran dan Minyak Goreng

Jumat 22 April 2022 | 12:53
434

Prima Mari Kristanto: Kritik atas Sentilan Antre Baju Lebaran dan Minyak Goreng Kritik atas Sentilan...

Ternyata Muhammadiyah Bukan Pelopor Metode Hisab di Nusantara

Selasa 12 April 2022 | 06:55
293

Prima Mari Kristanto Ternyata Muhammadiyah Bukan Pelopor Metode Hisab di Nusantara oleh Prima Mari Kristanto, pengamat politik...

Sekolah Menulis PWMU.CO dan Pendidikan Politik

Sabtu 26 Maret 2022 | 14:49
162

Sekolah Menulis: Ilustrasi bendera PWMU.CO Sekolah Menulis PWMU.CO dan Pendidikan Politik, opini Prima Mari Kristanto,...

Menghadapi Kelompok Intoleran Perdesaan, Aparat Harus Profesional

Jumat 4 Maret 2022 | 21:29
4.1k

Plang Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Madiun di Masjid Ar Rahma (Prima Mari Kristanto/PWMU.CO) Menghadapi Kelompok...

Pemilu Seharusnya Dipercepat, Bukan Diperlelet

Sabtu 26 Februari 2022 | 11:44
286

Prima Mari Kristanto Pemilu Seharusnya Dipercepat, Bukan Diperlelet, oleh Prima Mari Kristanto, pengamat politik ekonomi,...

Discussion about this post

Terpopuler Hari Ini

  • Haedar Nashir: Saya Jadi Saksi, Buya Syafii Dipanggil Allah dengan Kesiapan Luar Biasa

    6574 shares
    Share 2630 Tweet 1644
  • Buya Syafii, Kompas Moral Bangsa Itu Telah Tiada

    3404 shares
    Share 1362 Tweet 851
  • Buya Syafii Maarif Wafat

    1908 shares
    Share 763 Tweet 477
  • Jadi Duta Buku Nasional, Ini Rahasia Siswa Smamio

    1638 shares
    Share 655 Tweet 410
  • Buya Syafii dan Tiga Pendekar Chicago

    1333 shares
    Share 533 Tweet 333
  • Enam Aspek Pemahaman dalam Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka

    3791 shares
    Share 1516 Tweet 948
  • Buya Syafii Itu seperti Nabi Khidir

    644 shares
    Share 258 Tweet 161
  • Smamio Gandeng PBS Kenalkan Budaya Tionghoa

    609 shares
    Share 244 Tweet 152
  • Bolehkah Wanita Haid Tadarus Al-Quran?

    1825 shares
    Share 730 Tweet 456
  • Inilah Nilai-Nilai Islam Perwujudan Tauhid

    1824 shares
    Share 730 Tweet 456

Berita Terkini

Kabar

Ketua Pusat Studi Peradaban Islam UM Jember Raih Doktor

Sabtu 28 Mei 2022 | 17:19
12

Ketua Pusat Studi Peradaban Islam UM Jember Dhian Wahana Putra (kiri) Raih Doktor Ketua Pusat Studi Peradaban Islam UM Jember...

Read more

Peduli Lansia, PWA Jatim Gelar Pramurukti

Sabtu 28 Mei 2022 | 15:46
69

Penyuluhan G-Beka dan Gosok Gigi Berhadiah di SD Musix

Sabtu 28 Mei 2022 | 15:03
68

Kenangan bersama Buya Syafii sang Alumnus Muallimin

Sabtu 28 Mei 2022 | 12:52
250

Madrasah Itu Maju kalau Banyak Muridnya, apalagi Menolak

Sabtu 28 Mei 2022 | 12:32
86

Pancasila Produk Tokoh Muhammadiyah, Jangan Alergi Dulu

Sabtu 28 Mei 2022 | 11:39
332

Ciri-Ciri Gerakan Perempuan Berkemajuan

Sabtu 28 Mei 2022 | 10:52
88

Buya Syafii dan Tiga Pendekar Chicago

Sabtu 28 Mei 2022 | 10:16
4.2k

Menanam Iman Modal Membangun Negeri

Sabtu 28 Mei 2022 | 09:54
37

Kecintaan Buya Syafii pada Negara Ini Terlalu Besar

Sabtu 28 Mei 2022 | 08:47
88
PWMU.CO | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In